Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

‘The Beast in Me’, Simbol Keserakahan dan Monster dalam Diri

Seorang pengusaha real estat punya kelainan dalam diri: ’hobi’ membunuh. Terungkap berkat penulis dan proses pembuatan biografinya.

Series dalam Netflix yang cukup rumit. Tema dewasa, genre kriminal thriller psikologis. Tapi menarik dicermati per episode dari delapan episodenya. Rasanya sulit dibuat dalam versi Indonesia. Anda bisa bayangkan ada film menggambarkan anggota FBI disuap, diancam dan diajak berkonspirasi? Di Amerika hal itu biasa saja.

Continue reading “‘The Beast in Me’, Simbol Keserakahan dan Monster dalam Diri”

Akhir Cerita ‘Death by Lightning’: Matinya Salah Satu Presiden Terpendek Amerika Serikat

Assassination can no more be guarded against than death by lightning; it is best not to worry about either. Pembunuhan tidak bisa dihindari seperti kematian karena petir, lebih baik tidak mengkhawatirkan keduanya.

Kutipan terkenal itu datang dari James Garfield, Presiden ke-20 Amerika Serikat yang mati ditembak Charles Guiteau in 1881. Dengan masa jabatan enam bulan, Garfield memang bukan presiden dengan durasi terpendek dalam sejarah Amerika Serikat.

Continue reading “Akhir Cerita ‘Death by Lightning’: Matinya Salah Satu Presiden Terpendek Amerika Serikat”

Death by Lightning Episode 1: Politik, Hidup Tak Bisa Ditebak

Menyaksikan serial pendek tentang perjalanan salah satu Presiden Amerika Serikat. Ada kisah betapa politik, dan jalan hidup manusia umumnya, itu benar-benar misteri.

James Garfield datang ke Konvensi Partai Republik pada 1880 di Chicago bukan sebagai kandidat. Garfield merupakan anggota kongres dari Ohio. Dia dipilih oleh rekannya sesama Partai Republik, Menteri Keuangan John Sherman untuk mengkampanyekan di ajang pemilihan capres dari partai bersimbol gajah itu.

Continue reading “Death by Lightning Episode 1: Politik, Hidup Tak Bisa Ditebak”

Film Netflix: Asyiknya Black Doves, karena Hidup adalah Misi

Series 6 episode tentang kisah mata-mata dan sirkel pembunuh bayaran yang menempel, menjadi isteri, pada seorang calon perdana menteri Inggris.

Hanya enam tayangan, tapi menarik dinikmati. Black Doves berfokus pada Helen Webb (Knightley Knightley), istri seorang politikus terkenal, Wallace Webb (Andrew Buchan).

Continue reading “Film Netflix: Asyiknya Black Doves, karena Hidup adalah Misi”

Misteri Perempuan di Kabin Nomor 10

Film Netflix ini bagus sekali. Berawal dari petualangan wartawati pemenang penghargaan yang mendapat undangan liputan kapal pesiar ke Norwegia. Dari situ, ia menjadi saksi pembunuhan rumit dalam urusan hak waris.

Tak sengaja menemukan film ini. ’The Woman In Cabin 10’. Mengecek rate IMDb, meski di situ nilainya tak terlalu bagus dan dibilang ending kurang asyik, tetap saja menonton. Bagi saya, keren dan memuaskan.

Continue reading “Misteri Perempuan di Kabin Nomor 10”

Yang Hilang dalam Cinta, Membayangkan Kita Jadi Invisible

Seberapa penting rasa orang kehilangan, saat kita tak bisa dirasakan kehadirannya oleh orang lain.

Menamatkan 12 episode ’Yang Hilang dalam Cinta’ di Disney+ Hotstar seperti terbawa dalam keinginan, bagaimana rasanya kalau kita bisa ’menyamar’, hidup tanpa bisa dilihat orang lain. Seberapa jauh orang lain akan merasa kehilangan itu…

Continue reading “Yang Hilang dalam Cinta, Membayangkan Kita Jadi Invisible”

Satu Kakak Tujuh Ponakan, Beratnya ‘Generasi Sandwich’

Diadaptasi dari cerita mendiang Arswendo Atmowiloto dan pernah jadi sinetron di RCTI, film ‘Satu Kakak Tujuh Ponakan’ mengisahkan beratnya kehidupan ditimpakan ke seorag pria. Generasi ’sandwich’, digencet atas bawah.

Chicco Kurniawan dengan gemilang memerankan peran Hendarmoko ’Moko’ arsitek muda yang terpaksa mengurus karirnya sembari merawat para keponakannya selepas kematian kakak-kakaknya. Aktingnya tak kalah hebat dibandingkan saat ia meraih Piala Citra 2021 sebagai pemain utama pria terbaik untuk peran Amin di ’Penyalin Cahaya’.

Continue reading “Satu Kakak Tujuh Ponakan, Beratnya ‘Generasi Sandwich’”

Until Tomorrow

Sebuah film yang membuat trenyuh. Bagaimana cinta tetap bertahan dalam kondisi penuh tantangan. Terinspirasi dari kisah nyata.

Menonton film berdurasi 105 menit produksi 2022 ini pada penerbangan pergi-pulang Jakarta-Banda Aceh. Menggunakan fasilitas in flight entertainment Boing 737-800 Garuda Indonesia, pada penerbangan berangkat hanya kelar di setengah film. Lanjut di pulangnya, meski sempat terkendala situasi audio kurang sempurna.

Continue reading “Until Tomorrow”