Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Liputan kampanye Thesar sangat antusias. Sayang terlalu bersemangat –atau karena nervous, justru jadi terbata-bata.
Thesar Metta Mulyana berbekal antusiasme dan semangat tinggi meliput kampanye Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Mengambil lokasi di tribun untuk mengawali stand-up, ia kemudian mendekat ke Wajar, nama salah seorang simpatisan partai bernomor urut 6 itu. Namun, ketergesa-gesaan dan kurangnya kemampuan penguasaan diri, membuat Thesar malah kurang lancar berkata-kata.
Dalam liputan kampanye Hanura di Jakarta Selatan, Crisma Putri ‘bermain-main’ dengan anak-anak sebagai elemen yang membuat shownya lebih keren.
Sebuah live report harus memiliki kekuatan yang mengejutkan, lazim disebut ‘element of surprise’ agar penonton tetap dapat terjaga mengikuti laporan itu dan tak terburu memindahkan kanal televisi ke stasiun lain.
Crisma memilih obyek anak-anak sebagai tema utamanya dalam liputan kampanye Hanura. Anak-anak yang belum memiliki hak suara dan belum saatnya terlibat politik praktis, diajaknya berbicara secara natural di tengah keriuhan kampanye.
Liputan kampanye Partai Nasdem di Kebayoran, Jakarta Selatan. Sayang, kurang eksplorasi dan kurang optimal. Seperti perolehan suara partai yang diliputnya.
Nasdem. Singkat sekali nama partai ini. Sangat singkat karena memang namanya tak boleh dipanjangkan. Partai Nasdem, begitu saja namanya. Berbeda dengan ormas di balik kelahirannya yang merupakan kependekan dari ‘Nasional Demokrat’. Partai berslogan ‘Gerakan Perubahan’ itu mendapat perolehan suara yang tak terlalu buruk dan tak terlalu baik. Sekitar 6, 7 persen suara, yang harus dimaklumi, karena partai ini disiapkan dalam waktu tak terlalu panjang, sejak Juli 2011.
Sebuah mini seminar digelar untuk menjawab pertanyaan di awang-awang: bagaimana sih rasanya jadi jurnalis sport?
Seminar ‘Enaknya Jadi Wartawan Olahraga’. Mendekatkan mahasiswa ke dunia nyata.
Salah satu rangkaian Compress UMN, sebuah ajang tahunan untuk mengekspresikan diri bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN), yakni diskusi jurnalistik bertema “Enaknya Jadi Wartawan Olahraga”. Tamunya, tiga wartawan sport dari tiga platform media berbeda, yang sudah melanglang buana untuk meliput berbagai even olahraga: Redaktur Pelaksana Bola Weshley Hutagalung, Redpel Dunia Soccer Jalu Wisnu Wirahjati serta Produser Kabar Arena TV One Bagus Priambodo.
Dua anak muda yang baru kali pertama memilih, menjadi bidikan Virny saat meliput kampanye Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Perolehan suara Partai Gerindra di Pemilu 2014 naik drastis dibandingkan lima tahun sebelumnya. Dari 4,46 persen suara nasional pada 2009, hasil hitung cepat Pemilu 2014 menempatkan Partai Gerindra di urutan ketiga dari 12 peserta pemilu nasional. Tak tanggung-tanggung, perolehan suaranya mencapai hampir 3 kali lipat menjadi 11,77 persen.
Dalam kampanye akbar lalu, simpatisan Partai Gerindra menanti apa orasi yang akan disampaikan Prabowo Subianto. Kini, mereka juga cemas, akan ke arah mana Prabowo dan Gerindra mencari mitra untuk berporos.
Pada liputan stand-up kampanye, salah satu jurus jitu untuk menambah durasi dan isi yakni dengan mengajak wawancara narasumber. Siapapun itu yang diajak bicara live. Bisa tokoh, bisa juga rakyat biasa yang terlibat di acara besar itu.
Tayang di Soccerzone Kompas Tv, Selasa 22 April 2014
(VISUAL PERTANDINGAN)
REKOR TAK TERKALAHKAN JOSE MOURINYO DI KANDANG / TERHENTI DI ANGKA TUJUH PULUH TUJUH//
CHELSEA TUMBANG DI STAMFORD BRIDGE/ JUSTRU SAAT THE BLUES MEMERLUKAN KEMENANGAN PENTING UNTUK MENJAGA ASA JUARA//
SATU GOL SAMUEL ETO’O TAK CUKUP BAGI PASUKAN BIRU / APALAGI MEREKA TERHUKUM DENGAN EKSEKUSI PENALTI PADA SEPULUH MENIT TERAKHIR// TENDANGAN FABIO BORINI/ PEMAIN PINJAMAN LIVERPOOL/ MEMBUAT SURAM PERJALANAN CHELSEA MENUJU KAMPIUN//
Hari-hari ini Partai Gerindra tengah gundah. Partai yang berencana mendukungnya dalam koalisi tampak maju-mundur. Apa yang kurang?
Dalam menjalankan tugas sebagai jurnalis UMN TV, atribusi ini dipakai Eunike Olivia Ambarita, saat mengerjakan tugas UTS mata kuliah Jurnalisme Televisi, keberanian mengajukan pertanyaan pada narasumber menjadi poin penting.