Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Resensi Koran Tempo Minggu: Imagined Persebaya

Imagined Persebaya: Bukan Sekadar Sejarah Sepak Bola

Persebaya yang dilahirkan 18 Juni 1927 boleh saja (sementara) tiarap, tapi buku ini membuktikan kebesaran perjalanan klub kebanggaan Arek Suroboyo yang fanatisme ‘pemiliknya’ bahkan melebihi hooligan Inggris.  
ktm1Dimuat di Koran Tempo, Minggu 2 Agustus 2015
Penulis                        : Oryza Ardyansyah 
Penerbit                     :  Buku Litera, Yogyakarta
Cetakan Pertama    :  2015, xviii+322 halaman
ISBN                            :  978-6027-636-85-9
 
Legalitas Persebaya, klub kebanggaan Surabaya, menjadi salah satu penyebab konflik antara pemerintah –dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga- dengan PSSI, yang berujung pada sanksi FIFA melarang Indonesia dalam pentas sepakbola internasional. Munculnya ‘duplikasi’ Persebaya, antara yang kini berusia 88 tahun serta tim balita, menimbulkan kemarahan bonek, yang kemudian mengganggu Kongres PSSI di Surabaya bulan lalu, demi upaya menghidupkan kembali roh Persebaya Surabaya.  

Continue reading “Resensi Koran Tempo Minggu: Imagined Persebaya”

Syair-syair dari Padang Sabana

Tayang di Koran Tempo Minggu, 7 Juni 2015

resensiKTJudul Buku           : Antologi Puisi

“Gemerisik Ilalang Padang Sabana”

Penulis                  : Agust Dapa Loka

Kata Pengantar    : Dr. Anies Baswedan

Editor                            : Emanuel Dapa Loka

Tebal                    : XXI+96 Halaman

Penerbit                : Altheras Publishing, Jakarta, 2015

Ada yang unik dari penerbit buku ini. Dalam pengantar penerbit tersua judul Selamat Datang Kembali, Puisi. Pertanyaannya, ke manakah gerangan genre susastra bernama puisi itu? Rupanya, penerbit menyadari bahwa setidaknya, dalam sepuluh tahun terakhir ini, sudah sangat jarang penerbit, terutama penerbit besar menerbitkan buku puisi.

Continue reading “Syair-syair dari Padang Sabana”

Sabang, Masih Ada Asa Tersisa

Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Perjalanan Koran Tempo Minggu, 20 Februari 2005

Keindahan pantai Pulau Weh masih mempesona.

Monumen kilometer nol batas paling barat Indonesia. Kapan ya bisa ke batas paling timur Indonesia?

Gempa dahsyat 8,9 skala Richter diikuti gelombang tsunami yang meluluhlantakkan wilayah pantai barat Aceh akhir tahun lalu sempat membuat putus arus transportasi dan komunikasi Banda Aceh dengan dunia sekitar. Termasuk dengan Pulau Weh, pulau paling barat di peta Indonesia. Nusa dengan 24 ribu penduduk yang masuk dalam wilayah kota Sabang ini jadi tak jelas kabarnya.

Ketika sebagian besar kota Banda Aceh yang berada di sudut pantai barat Samudra Indonesia hancur lebur, orang pun berpikir, Pulau Weh yang bak noktah kecil di pusaran air besar pasti sudah tamat riwayatnya. Terbayang pula, lagu nasional Dari Sabang Sampai Merauke karya R. Surarjo bakal direvisi liriknya.

Continue reading “Sabang, Masih Ada Asa Tersisa”