Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Sebanyak 10 awak helikopter Seahawk dengan nomor penerbangan 613 yang terjatuh di areal persawahan Lapangan Udara Blang Bintang di Banda Aceh selamat. Mereka sudah dibawa ke pangkalan militer Amerika di kapal induk USS Abraham Lincoln, yang berada di Selat Malaka.
Rumah Sakit Zainoel Abidin Butuh 6 Ambulans Minggu, 09 Januari 2005 | 16:58 WIB
TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Persis dua minggu setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda bumi Nanggroe Aceh Darussalam, RS Zainoel Abidin masih tergenang lumpur. Praktis, sebagian besar ruangan rumah sakit terbesar di Banda Aceh yang terletak di Jl. Tengku Daud Beureuh itu tak dapat difungsikan.
“Kami butuh enam unit mobil ambulans, terutama untuk menjemput pasien yang berada di daerah pelosok,” kata Direktur RS Zainoel Abidin, Dr. Rusmunandar, Sp.JP kepada Tempo yang menemuinya di RS Zainoel Abidin (RSZA), Minggu (9/1) siang. Pria yang telah lima belas tahun bertugas di Aceh itu memaparkan, kebutuhan lain yang mendesak bagi RS yang dipimpinnya antara lain mesin cuci pakaian, alat sedot wc, alat sterilisasi, dan komputer.
Buku rangkuman evaluasi nan berisi yang menjadi tradisi Tempo sebagai sebuah institusi bergengsi. Maunya menjadi pedoman jurnalistik dengan gaya nge-pop. Sayang kalau terjebak menjadi buku pelajaran bahasa.
Buku kelaSelasa. Referensi baru dunia penulisan. (Foto: Twitter #kelaSelasa)
Sebagai sebuah media yang berusia hampir setengah abad, Tempo menjadi patokan publik karena banyak hal. Akurasi beritanya, eksklusivitas isu, pendalaman topik, narasumber kelas utama, jurnalis pantang menyerah, hingga soal gaya bahasa yang berbeda. Aneka kelebihan Tempo itulah, termasuk mengkritisi bahasa kekinian di sekitarnya, menjadi ‘daging’ utama buku rangkuman Bagja Hidayat, salah seorang jurnalis senior Tempo, dari kelas Amarzan Loebis, jurnalis lain yang berlipat kali lebih senior, setiap hari –umumnya- Selasa.
Bagja menulis poin-poin penting ucapan Amarzan tidak dalam coretan kertas yang mudah hilang dan kerap tulisannya susah dibaca oleh si penulis sendiri. Alumnus Fakultas Kehutanan IPB ini memilih mencuitkan setiap ada pernyataan menarik dari sang mentor ke ranah twitter. Untuk mempermudah ‘memanggilnya’ kembali, ia memberi kode atau tagar #kelaSelasa. Dari cuitan-cuitan yang dikumpulkannya, pemilik akun @hidayatbagdja kemudian mengelompokkan dalam berbagai kluster penulisan seperti angle, reportase, wawancara, outline, lead, teknik membuat kalimat, bahasa, kutipan, judul, dan penyuntingan.
Ahmad Taufik bukan nama asing di dunia jurnalisme. Menginginkan Indonesia lebih baik dalam pemberantasan korupsi, ia memberanikan diri menuju kursi komisioner KPK.
Dukungan Ahmad Taufik sebagai komisioner KPK. Respek dari banyak elemen.
Sebuah konferensi pers digelar pada Kamis (18/9) siang. Tempatnya tak mewah. Di Wisma Mas Isman, kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Digelar oleh Koalisi Publik untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KAP KPK), acara ini bertemakan ‘Mengembalikan Marwah KPK sebagai Oksigen Demokrasi’. Kesan sederhana tampak dari hidangan yang disajikan: ketela, jagung, dan kacang rebus, berteman teh serta kopi hangat.
Acara yang digagas beberapa elemen ini mendeklarasikan dukungan kepada Ahmad Taufik yang tengah maju sebagai calon komisioner KPK pengganti Busjro Muqoddas. “Ahmad Taufik adalah orang yang tepat dan mampu dalam mewakafkan jiwa dan raganya untuk mengawal KPK,” begitu suara resmi KAP KPK.
Tulisan kenangan lebih dari 7 tahun silam, dimuat di Majalah Tempo edisi 27 Desember 2004. Hasil akhir sepakbola bukan semata andil manusia.
Jacksen Tiago tak kuasa menahan haru saat Persebaya juara Liga Indonesia 2004. Memakai kaos kesayangan. Foto: Budy Sugiharto, detikcom.
BERKALI-KALI Jacksen Ferreira Tiago mengepalkan kedua tangannya sambil berlari di tengah Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya. “Ini mukjizat…, ini mukjizat…,” teriaknya hampir tak terdengar, tenggelam oleh gemuruh sorak-sorai penonton. Begitulah pelatih Persebaya ini menumpahkan rasa bungah setelah anak asuhannya mampu menekuk Persija Jakarta 2-1 pada pertandingan terakhir Liga Indonesia, Kamis sore pekan lalu.
Kemenangan itu mengantar Persebaya menjadi juara Liga Indonesia 2004. Dengan nilai 61 yang dikumpulkan di ujung kompetisi, klub berjuluk Bajul Ijo itu tak tertandingi oleh dua pesaing beratnya, Persija dan PSM Makassar. Persija akhirnya hanya mengantongi total poin 60. PSM sebenarnya juga memiliki nilai 61 setelah mengalahkan PSMS Medan, juga dengan skor 2-1, pada hari yang sama. Tapi tim Juku Eja itu harus puas jadi runner-up karena kalah dalam selisih gol. PSM memasukkan 46 gol dan kemasukan 29, adapun Persebaya mampu menggelontorkan 55 gol dan hanya kebobolan 26 gol.