Suasana semarak tampak di kawasan Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (14/11). Matahari masih malu-malu bersinar, namun sekitar 600 bikers sudah berkumpul dalam hajatan Charity Fun Bike Gowes Pelangi, hasil kerja bareng Sanggar Anak “Akar” dan klub sepeda Kani Gowes, pegiat olahraga sepeda alumnus SMA Kanisius, Menteng.
Setengah tujuh pagi, bendera start sepeda gembira dikibarkan. Rutenya mengitari Cikini – Tugu Tani – Monas – Thamrin – Bundaran Hotel Indonesia – Diponegoro dan kembali lagi ke Gondangdia – Cikini. Suasana lalu-lintas memang sangat mendukung, karena tiap pekan kedua dan keempat Jakarta mencanangkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor/Car Free Day di kawasan Thamrin-Sudirman.
Iring-iringan gowes menjadi kian heboh dengan hadirnya dua artis, Ira Wibowo dan Mathias Muchus. Ira dikenal berasal dari keluarga pencinta kegiatan sepeda, sementara Muchus tak lepas dari perannya sebagai “ayah Ikal”. Dalam sekuel ‘Laskar Pelangi’ dan ‘Sang Pemimpi’ itu, Muchus digambarkan sebagai “ayah juara satu seluruh dunia”, bersepeda puluhan kilometer demi mengambil buku rapor Ikal di kota terbesar Pulau Belitung.
Selain itu, kehadiran Muchus, juga sekalian mempromosikan “Rindu Purnama”, film layar lebar produksi Mizan yang bakal diputar di bioskop awal tahun depan. Film yang menandai debut Muchus sebagai sutradara ini mengangkat tema sosial dengan bercerita tentang kehidupan Rindu Purnama, seorang anak jalanan perempuan yang tinggal di rumah singgah. Sebagian besar pemeran film ini benar-benar diambil dari anak sanggar, yang berlatarbelakang anak jalanan.
Sampai di garis akhir sepeda gembira, seputar area Teater Kecil TIM, bikers dihibur berbagai acara, seperti parade perkusi, dan juga penampilan seni Sanggar Anak “Akar”, yang selama ini kerap tampil mengisi acara musik dalam berbagai perhelatan. Di panggung utama juga terdapat ‘drop box zone’, sebagai tempat pengumpulan sumbangan, baik untuk keberlangsungan Sanggar Anak “Akar”, maupun untuk korban bencana alam di Wasior, Mentawai, dan Merapi.
Khusus untuk anak-anak, mereka bergabung dengan keriuhan aneka dolanan tradisional bersama Kang Zaini dari komunitas Hong, Bandung. Selain itu, ada juga lomba menggambar dan mewarnai khusus untuk anak-anak TK dan SD.
“Acara ini sengaja digelar meriah karena kami ingin mendekatkan isu anak dalam kehidupan sehari-hari,” kata pengelola Sanggar Anak “Akar”, Susilo Adi Negoro. Pria yang akrab disapa Pakde Sus ini menjelaskan, selama ini tak banyak warga Jakarta mengenal Sekolah Otonom Sanggar Anak “Akar”. Padahal, Sanggar yang berlokasi di kawasan Gudang Seng, Kalimalang, Jakarta Timur ini cikal bakalnya telah hadir sejak 1988. Dari sebuah program pengembangan komunitas anak jalanan, hingga kini menjadi model pengembangan manajemen pendidikan alternatif setingkat SMP.
Fun bike “Gowes Pelangi” digelar sebagai rangkaian hari jadi ke-16 Sanggar Anak “Akar” yang juga disemarakkan dengan pementasan, teater musikal ‘Nyanyian Negeri Pelangi’ pada 15 November 2010.
Jadi, sambil bersepeda, badan bugar, juga sekalian beramal, mendukung keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak dari kalangan tak mampu di pinggiran ibukota.