Portland, Oregon: Meraba-raba Pemilu November Depan

Pilpres AS 2012 bakal ramai. Dua partai besar sama-sama punya masalah.

Berkunjung ke markas Partai Demokrat Oregon. Menghibahkan kaos 'Indonesia Supports Obama'.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat untuk masa jabatan 2013-2016 dijadwalkan pada 6 November mendatang. Banyak orang berasumsi, pilpres kali ini tak seseru empat tahun silam. Saat itu, kedua partai besar sama-sama sibuk seiring tak bisa maju kembalinya George Walker Bush yang sudah mengenyam dua kali masa jabatan presiden.

Partai ‘Biru’ Demokrat menyaring beberapa kandidat hingga keluar dua nama kuat: Barack Obama dan Hillary Clinton. Keduanya mencatat sejarah yang pertama, baik sebagai capres Afro-American maupun sebagai kandidat presiden perempuan. Lewat konvensi partai di Denver, Obama melenggang sebagai kandidat Demokrat. Partai ‘Merah’ Republik pun tak mau kalah mempertahankan kekuasaan yang direngguk selama delapan tahun, setelah Bush Junior menumbangkan William Jefferson ‘Bill’ Clinton. Akhirnya, John McCain maju sebagai jagoan Republik setelah Mike Huckabee, Mitt Romney dan Ron Paul lempar handuk.

Pertarungan ‘final’ kala itu, Barack Obama-Joe Biden melawan John McCain-Sarah Palin berlangsung sengit, hingga Obama terpilih sebagai presiden ke-44 Amerika Serikat dengan perbandingan suara electoral vote 365 – 173. Pada pilpres di AS memang setiap warga negara datang ke TPS, tapi yang dihitung akhirnya perolehan keterwakilan electoral vote, setiap negara bagian beda angkanya sesuai jumlah penduduk berdasarkan sensus sepuluh tahunan.

Pertanyaannya sekarang: akankah persaingan Barack Obama, yang kembali diajukan Partai Demokrat sebagai incumbent karena tak ada calon internal berniat menantangnya, melawan kandidat Partai Republik bakal seramai empat tahun silam? Sampai tujuh bulan jelang pemilihan, Partai Republik belum punya kandidat pasti, karena empat calonnya di pemilihan pendahuluan belum ada yang menang mutlak. Banyak pula yang berharap muncul calon alternatif pada Konvensi Nasional Partai Republik, akhir Agustus mendatang di Tampa Bay, Florida.

Menanti lawan sepadan

Kenangan hadir di Primary Election Partai Republik. Mencari kandidat penantang Obama.

Pada 2008, Obama tampil menyodok dengan tagline nya, “Yes, We Can”, terkait ambisi kebangkitan AS pasca krisis moneter. Hingga kini, belum ada slogan resmi kampanye Obama, yang kemungkinan besar kembali menggandeng Wapres Joe Biden. Namun, video kampanye resmi Obama 2012 sudah diluncurkan betajuk, “It Begins With Us”.

Sebagai lawan abadi, Partai Republik terus mengkritisi pencapaian Obama selama periode empat tahun pertamanya. Mulai janji layanan kesehatan, ketersediaan lapangan pekerjaan, sampai kenaikan harga BBM. Seorang praktisi komunikasi bahkan menyindir, “Empat tahun lalu mereka berkata Yes We Can, sekarang mereka terus meratap Why We Couldn’t?” Tak lupa, pertarungan dua kubu konservatif versus liberal ini menyertakan isu-isu moralitas yang selalu jadi lagu wajib setiap pemilu: legalitas aborsi dan pernikahan sejenis.

Obama masih jadi kekuatan besar. Selain karena terus beroleh publikasi gratis sebagai presiden petahana, bagaimanapun setiap polah dan katanya adalah berita, ia pun menang start dalam pengumpulan dana. Ada kesan juga, presiden berusia 51 tahun itu mem­-pending beberapa keputusan krusial yang bisa menurunkan popularitasnya, setidaknya sampai Pemilu berakhir. So, dapatkah Partai Republik dapat menemukan lawan sepadan mendekati waktu pemilihan nanti? Ataukah Mitt Romney, pria 65 tahun yang pilpres lalu sempat maju tapi mentok hingga tingkat konvensi internal partai, menjadi gacoan Partai Gajah?

Perjalanan masih panjang, dan semua bisa terjadi. Yang pasti, sorot mata dunia terus tertuju ke negara ini, akankah mereka punya presiden ke-45 pada Pilpres November nanti, atau mesti menunggu si Anak Menteng menuntaskan dua kali masa jabatannya hingga 2016 nanti.

Salam Kamis pagi dari kamar hotel The Paramount, Portland.

Leave a Reply

Your email address will not be published.