Kali ini, saya akan mulai mengevaluasi tugas mahasiswa dalam liputan May Day alias aksi Hari Buruh pada 1 Mei 2014 lalu. Untuk ukuran mahasiswa yang menjadi reporter televisi, mereka punya banyak kelebihan, tapi kekurangan juga menjadi keniscayaan.
Stand-up, atau liputan live dengan memunculkan wajah reporter, kali ini merupakan tugas kelompok empat orang:: Rizki Gultom, Elisabeth Windy, Lamtiur, dan Muthia Lavela. Empat mahasiswi ini membagi tugas. Dua nama pertama sebagai presenter di studio, Lamtiur menjadi reporter di kawasan Thamrin Jakarta Pusat, sementara Muthia Lavela adalah cameraperson nya.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=VdN10u8zei4]Secara umum tampilan paket berita ini menarik, meski –sebagai pemula untuk urusan produksi berita televisi karya mereka punya beberapa kelemahan. Suara / audio yang timpang dan kurang jelas menjadi salah satu poin kurangnya. Juga penampilan Lamtiur di lokasi laporan, yang sayangnya tak tampil utuh / full frame. Jelas ini masalah pada teknik pasca-produksi.
Secara konten, Tiur cukup aduhai. Tampil tenang di lokasi, dengan natural sound cukup hidup di belakangnya. Sayang, dalam urusan blocking atau posisi berdiri, ia kurang memilih latar yang lebih ramai, setidaknya suasana aksi yang hidup, dengan tetap harus memperhatikan suasana suara agar tak mengganggu laporannya. Selain itu, tak adanya tokoh buruh atau narasumber lain yang diwawancarai, membuat liputan ini menjadi kurang eksploratif.
But, over all, well done, girls!