Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Hari ke-7 di Hawaii: Awas Dehidrasi!

Menjaga cukup asuran air penting untuk keberlangsungan energi.

Botol minum ala pebalap sepeda. Teman setia di Hawaii.
Botol minum ala pebalap sepeda. Teman setia di Hawaii.

Air adalah sumber kekuatan manusia. Lebih dari 70 persen tubuh kita terisi cairan. Orang bisa lebih lama puasa tanpa makan, dibandingkan tanpa minum. Singkatnya, kekurangan air bisa menjadi hal yang amat fatal bagi tubuh.

Karena pentingnya air inilah, Piala Dunia 2014 Brasil lalu sampai memberlakukan aturan khusus, yakni adanya ‘water break’. Kebijakan yang dilakukan kali pertama saat laga penyisihan Grup G antara Amerika Serikat melawan Portugal ini dilakukan sesuai aturan FIFA, yakni “Setelah 30 menit pertandingan berlangsung dan cuaca panas ekstrem.” Saat itu cuaca kota Manaus, Brasil mencapai 32 derajat Celcius, dan dirasa sangat menyiksa pemain AS. Ada ‘water break’ dan mereka menahan seri Ronaldo dkk 2-2.

Continue reading “Hari ke-7 di Hawaii: Awas Dehidrasi!”

Hari ke-6 di Hawaii: Lakukan Semua dengan Senyuman

“Kerja adalah cinta yang mengejawantah… dan apabila engkau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan

maka akan lebih baik jika engkau meninggalkannya… dan mengambil tempat di depan gapura candi…

meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita…”

(Hey, KLa Project quoted at Sang Nabi, Kahlil Gibran)

Yap (kiri), kawan dari Malaysia. Selalu tersenyum dalam beraksi.
Yap (kiri), kawan dari Malaysia. Selalu tersenyum dalam beraksi.

Anda pernah melihat orang yang bekerja dengan tersenyum? Senang sekali kita melihatnya. Mereka yang bersukacita saat melakukan tugasnya, tak akan pernah merasa jerih lelah pekerjaan itu. Dan hal ini akan bermanfaat positif, baik bagi orang itu, maupun bagi mereka yang melihatnya.

Continue reading “Hari ke-6 di Hawaii: Lakukan Semua dengan Senyuman”

Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?

Banyak pilihan bisa kita lakukan untuk mengawali hari baru pemberian Sang Pencipta.

Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.
Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.

Sebuah survei mengungkapkan bahwa 63 persen pengguna smartphone mengaku selalu membawa ponselnya sebelum tidur. Bisa dipastikan, hal pertama yang dilakukannya saat bangun adalah membuka telepon pintarnya.

Apa lagi yang biasa dilakukan manusia setelah benar-benar bangun tidur (bukannya melek terus tidur lagi)? Merokok? Ke kamar mandi? Baca koran? Merapikan tempat tidur?  Mencium orang terdekat Anda? Atau berolahraga? Apa pilihan Anda?                                            Continue reading “Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?”

Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time

Untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani, budaya ketepatan waktu menjadi sesuatu yang amat dijunjung tinggi.

Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.
Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.

Bahasa Inggris memiliki idiom ‘PBOT’: Please Be On Time. Tapi khusus untuk kami yang di sini menjalani serangkaian training dengan jadwal amat ketat, dari Senin ke Sabtu selama nyaris 4 pekan, ada istilah baru yang disepakati bersama. PBBT: Please Be Before Time.

Dengan schedule detail yang sudah dipegang sampai akhir acara 24 Oktober nanti, untuk setiap item session-nya peserta harus sudah di lokasi kelas atau auditorium paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai.

Continue reading “Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time”

Hari ke-3 di Hawaii: Mencintai Makanan, Mencintai Kebudayaan

Mengenal dunia nan beragam ini dapat dimulai dari mencintai berbagai macam cita rasa makanan dari negara lain.

Breakfast menu: Mexican sausages. Mencecap lidah latin.
Breakfast: Mexican sausages. Mencecap lidah Latin.

Sejak awal sebelum menjejakkan kaki di Hawaii, panitia training ini sudah memberikan email arahan. Di antara berbagai pasal petunjuk soal imigrasi, bagasi, tiket perjalanan, pakaian yang mesti dibawa dan lain-lain, ada item khusus mengenai makanan yang akan kami santap selama 25 hari acara di Maui, Hawaii itu. Ringkasnya, pengumuman itu berbunyi:

Continue reading “Hari ke-3 di Hawaii: Mencintai Makanan, Mencintai Kebudayaan”

Hari ke-2 di Hawaii: Saya 17 Jam di Belakang Anda

Saat bepergian ke luar benua, salah satu musuh terdekat bernama ‘jet lag’.

Boeing 717 yang menerbangan dari Honolulu ke Hawaii. Beda waktu 17 jam dari Jakarta.
Boeing 717 yang menerbangkan dari Honolulu ke Maui. Beda waktu 17 jam dari Jakarta.

Jika Anda pernah melihat peta dunia berukuran besar yang biasa dipajang di tembok-tembok kantor atau sekolah, akan terlihat sebuah garis pembatas hari. Letaknya ada di sebelah kanan Australia, terus ke kanan, nah setelah Selandia Baru. Itulah garis imajiner penanda perbedaan hari. Yang di sisi kiri lebih cepat, sementara sisi kanan garis lebih lambat.

Nah, jika Anda membaca tulisan ini di Jakarta atau lokasi di wilayah Waktu Indonesia Barat, maka saya ada di seberang garis waktu itu. Jarak kita terpisah 17 jam, dengan keunggulan ada di tangan Indonesia. Dengan kata lain, kalau Anda membaca tulisan ini Hari Rabu pukul 16 atau 4 sore WIB, maka di kamar tempat saya mengetik di Maui, Hawaii ini masih Selasa pukul 23 malam.

Continue reading “Hari ke-2 di Hawaii: Saya 17 Jam di Belakang Anda”