Salah satu proyek infrastruktur yang sukses diwujudkan Jokowi. Butuh banyak doa dan pembenahan agar tak terus makan korban.
Thank’s God, perjalanan menempuh jalan tol sambung-menyambung dalam separuh rute Jakarta-Yogyakarta berjalan lancar. Masuk tol dari Gerbang Halim, Jakarta Timur hingga keluar tol Pejagan di wilayah Kabupaten Brebes, hanya perlu waktu 4 jam pada Minggu (12/4).
Tol sambung menyambung kami tempuh, dimulai dari Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 72 km. Keluar dari tol yang dibangun pemerintah pada 1988 itu, hanya berselang 4 kilometer kemudian kita bertemu dengan pintu tol Cikopo. Inilah awal jalan tol yang disebut terpanjang di Indonesia, Cipali alias Cikopo-Palimanan sepanjang 116,7 kilometer.
Proyek tol ini dimulai dengan ground breaking oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pada 8 Desember 2011 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Juni 2015. Ah, sudahlah, masak sih kita akan mempermasalahkan jalan tol itu diresmikan di tanggal 13, satu paket dengan perjalanan Jokowi meresmikan tol Gempol-Pandaan serta meresmikan jalan tol Trans Sumatera.
Cipali amat jauh dari sempurna. Penerangan minim –syukurnya kami melewatinya pada siang hari. Rest area hanya ada delapan, masing-masing empat menuju arah Palimanan dan empat menuju arah Jakarta. Toh, begitu, tetap saja apresiasi harus diacungkan kepada pemerintah yang ngotot meresmikannya sebelum arus mudik Lebaran kali ini dimulai. Bahkan, GPS alias peta satelit kami pun belum mampu memindai jalan tol ini.
Tak banyak yang tahu, proyek yang dirancang sejak 2005 ini sempat terhalang Suku Dayak yang tinggal di kawasan itu. Direktur Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Sandiaga Uno menjelaskan proyek tersebut mangkrak karena suku dayak yang tinggal di wilayah Jawa Barat. Selama ada suku dayak yang bermukim di rute tol Cikampek-Palimanan, proyek tersebut tidak bisa berjalan. “Mereka Suku Dayak yang pindah tahun 1700 ke Jawa Barat,” ujar Sandiaga Uno.
Sandiaga memaparkan bahwa Suku Dayak baru pindah jika sudah ada perintah dari kepala suku dari Kalimantan. Selama belum ada perintah, Suku Dayak akan terus menghalangi proyek jalan tol Cikampek Palimanan. “Menunggu fatwa dari kepala suku di Kalimantan,” ungkap Sandiaga.
Saratoga, Bakrie, dan MNC
Lepas Cipali, pengendara langsung disambut tol Palimanan-Kanci, bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang selesai pembangunannya pada tahun 1997. Jalan tol sepanjang 26,3 km ini dioperasikan oleh PT Jasa Marga. Selesai di Kanci, masih di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon, bersambung ke Jalan Tol Kanci-Pejagan yang menghubungkan Kanci di Cirebon hingga Pejagan di Brebes.
Jalan tol Kanci-Pejagan yang selesai dibangun juga pada 1997 dimiliki oleh PT Semesta Marga Raya, anak usaha Bakrie Toll Road yang juga memiliki Esia dan dibangun oleh PT. Adhi Karya dengan nilai investasi Rp 2,2 Trilyun, namun sejak November 2012, jalan tol ini telah menjadi milik PT MNC Infrastruktur Utama, anak perusahaan MNC Group yang bergerak di bidang pengelolaan jalan tol.
Keluar tol Kanci-Pejagan, sudah berada di provinsi Jawa Tengah. Pejagan merupakan desa di kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Bagi yang menuju ke arah selatan –Purwokerto, dan Yogyakarta, langsung saja ke kanan ke arah Bumiayu. Tapi, untuk yang berniat terus menyusur Pantai Utara hingga Semarang atau Surabaya, tengah dikebut tol Pejagan-Pemalang. Tol yang peletakan batu pertamanya pada 23 Juli 2014 dan sepanjang 57,5 km ini sebenarnya belum kelar, namun dipaksakan buka demi mengurai arus macet mudik Lebaran 2015.
Ah, semoga tol Trans Jawa itu segera kelar, lanjut sampai Semarang, dan seluruh kawasan Jawa. Begitu pula Tol Trans Sumatera, serta jalan lintas di pulau-pulau lain. Agar percepatan infrastruktur yang digembar-gemborkan tak hanya berjalan di atas kertas…