Gerhana, Pramuka, dan Euforia Massa

Sebagai sebuah peristiwa alam amat langka, Gerhana Matahari ditunggu-tunggu oleh warga semesta. Kejadian bersejarah ini coba diabadikan dengan seksama. Beberapa titik lemah liputan menjadi pelajaran berharga.

Anglenya tak beda dengan beberapa tim liputan lain. Hafiz Raka Wibisono, M. Daffa  Syahnabil, Bagus Fauzi, dan Kevin Wonoharjo membuka paket berdurasi 2 menit 15 detik dengan penampilan wajah (PTC) Hafiz di gerbang depan Taman Ismail Marzuki. Sayang, tak jelas apa yang diceritakannya sebagai antrean, kurang close menyorot banyaknya pengunjung ‘seheboh’ narasi laporannya.

Seorang pramuka asal Jakarta Utara menjadi narasumber mereka. Menarik sebagai narasumber yang berbeda, meski tak diimbangi CG/Chargen yang konsisten menyertai. Penampakan grafis gerhana memberi nilai tambah, namun kalau sudah bicara effort lebih berupa grafis, seharusnya mereka mau sedikit mencari gambar atau guntingan koran, atau visual apapun yang menunjukkan peristiwa Gerhana Matahari 11 Juni 1983, saat narasi menyebut peristiwa 23 tahun silam itu.

Setelah wawancara/SOT kedua, dengan sudut gambar yang luar biasa kreatif dari balkon atas Planetarium Jakarta, tampaknya ada yang ‘kelupaan’. Mereka tak menyertakan kalimat penutup ataupun sign-off  tim liputan.Selebihnya, dengan keterbatasan alat dan pengalaman, effort tim ini mengambil gambar-gambar ciamik patut diapresiasi.

Cerita sukacita

bts
Memanjat balkon Planetarium. Kepuasan liputan.

Boleh jadi, di antara tim liputan lain, mereka menjadi yang pertama sampai di lokasi Taman Ismail Marzuki. Berangkat pukul 2.30 pagi dari Gading Serpong, Daffa dkk. tiba di Planetarium Jakarta saat jam menunjukkan pukul 3.08 pagi. Daffa Syahnabil menjadi juru kamera andalan dengan senjata Canon 5d Mark III lengkap dengan lensa L-series 24-70mm.

Hafiz Raka berkisah, suasana mulai terlihat padat dan cenderung berantakan pada pukul 5.30 pagi. “Ribuan warga Jakarta dan sekitarnya tamppak memadati areal sekitar komplek TIM. Kami pun selesai mengambil PTC 10 menit menjelang sunrise. Kami memutuskan untuk beristirahat karena tenggorokan mulai dehidrasi,” kenangnya.

Sesaat kemudian, mereka melanjutkan misi ‘Perburuan Matahari’. “Kami mencoba untuk menaiki gedung sekertariat Taman Ismail Marzuki yang terletak di kompleks depan. Dan benar saja, para wartawan TV dan para mahasiswa lain sudah memadati areal atas gedung sekretariat,” papar Bagus.

Mereka menunjukkan semangat luar biasa, sebagai tim peliput di momentum yang akan dikenang dan diceritakan pada anak-cucu mereka pada masa-masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.