Murka Presiden Jokowi pada Kurangnya Promosi Asian Games

“Wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o

Wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o, wae wa e o

Aku di sini kau di sana, tak menghalangi jiwa kita

Dalam hangatnya sang mentari satukan jiwa dan hati

Berpegang tangan dalam mimpi yang sama

Dan tunjukkan kepada dunia

Kita bisa, kita pasti bisa

Kita akan raih bintang-bintang

Kita bisa jadi yang terdepan

Bersatu bersama dalam satu irama

Terbang meraih kejayaan, kita bisa!”

Masih ingat lagu itu? ‘Kita Bisa’, gubahan Yovie Widianto yang menjadi lagu resmi Sea Games 2011 saat Jakarta dan Palembang jadi tuan rumah pesta olahraga Asia Tenggara tujuh tahun silam.

Saat itu, Sea Games XXVI digelar pada bulan November, tapi gemanya terasa bahkan sejak awal tahun. Di antaranya lewat lagu ‘Kita Bisa’ tadi. Itu untuk even level Asia Tenggara lho, yang jumlah pesertanya hanya 11 negara.

Nah, Indonesia akan jadi tuan rumah Asian Games ke-18 pada 2018 ini. Kota penyelenggaranya pun sama: Jakarta dan Palembang, dengan dibantu kota-kota satelit seperti Bandung, Bogor, dan Bekasi. Tapi, minimnya promosi serta publikasi membuat Presiden Jokowi murka pada Rapat Terbatas bertopik ‘Perkembangan Persiapan Asian Games XVIII Tahun 2018’ di Istana Kepresidenan Bogor hari ini.

Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya publikasi terhadap kegiatan yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang pada bulan Agustus mendatang tersebut.

“Di sisi promosi, untuk Asian Games ini baik di media-media lokal maupun internasional saya lihat belum ada pergerakan yang sangat signifikan. Oleh sebab itu saya minta ini betul-betul diperhatikan,” ujar Presiden.

Menurutnya, menjelang penyelenggaraan yang sudah semakin dekat ini, publikasi luas merupakan hal yang penting baik di media nasional maupun internasional.

“Mestinya dalam posisi yang sudah dekat seperti ini setiap dua minggu itu ada (publikasi) untuk media nasional maupun internasional. Harus rutin diadakan dalam rangka mempromosikan Asian Games ke-18 ini,” kata Presiden.

Memang sih, gema Asian Games sudah tampak membaik dibandingkan tahun lalu. Bus dan Halte Transjakarta sudah berhias logo Asian Games. Begitupula Kereta Api seperti KA Parahyangan Bandung-Jakarta. Suasana di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta juga jauh lebih semarak dengan demam Asian Games dengan adanya layar besar dan maskot jelang tempat x-ray pemeriksaan calon penumpang.

Tapi, itu belum cukup. Asian Games jangan hanya jadi peristiwa olahraga yang kemudian lewat begitu saja. Harus ada legacy berupa warisan kebanggaan negeri, bahwa Indonesia pernah dua kali dipercaya menjadi tuan rumah event berskala internasional. Jika pada Asian Games 1962, dalam usia republik belum 20 tahun, Indonesia bisa jadi host yang baik, bahkan menempati posisi peraih medali terbanyak kedua dari 12 negara, seharusnya 2018 tak boleh kalah.

Jokowi benar. Kita masih punya waktu. Ayo genjot promosi Asian Games yang tinggal empat bulan lagi. Dari 18 April menuju 18 Agustus! Kita Bisa!

Seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/4_3XdZT

Leave a Reply

Your email address will not be published.