Hari ketiga bersama Covid-19
Sabtu, 10 Juli 2021. Ini adalah hari ke-8 pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Jumlah korban meninggal dalam sehari mencapai 826 orang, dengan total kasus positif harian 35.094.
Sementara saya masih menunggu hasil Tes Usap atau Swab PCR dengan masygul. Harusnya sih dari masa tes yang berlangsung kemarin sebelum waktu Salat Jumat, 1 x 24 jam sudah dapat diketahui kabarnya. Tapi, Sabtu siang itu justru muncul pesan dari klinik. Minta maaf.
“Untuk hasil PCR keluar malam ya pak, max jam 9. Masih dalam proses soalnya lab overload,” begitu bunyi pesannya. Belakangan diketahui, tes berlangsung di Klinik Haji Mencong, Ciledug, tapi laboratoriumnya ada di kawasan Jakarta Kota.
Dan, eng ing eng… pukul 18.27 WIB kiriman hasil tes itu datang juga. Seolah mengkonfirmasi hasil Rapid Antigen, saya dinyatakan positif Covid-19 dengan CT 19. Cukup rendah dari standar CT aman di angka 35-40.
Marak Tes Usap Covid-19 ini memang mencuatkan istilah baru: CT. Kepanjangan dari CT value adalah cycle threshold value, bisa disebut sebagai nilai batas ambang siklus. Biasanya pengulangan proses amplifikasi untuk mendeteksi keberadaan DNA atau RNA virus Corona pada pemeriksaan PCR sebanyak 40 atau disebut CT value 40.
Satu hal yang menarik pada hari ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat berseru kepada Tuhan. Pada tanggal 10 Bulan 7 jam 10 lewat 7 menit, menteri dari kalangan nahdliyin ini seolah mendapat bisikan dari langit. Musuh dalam perang melawan Corona ini bukan hanya persoalan medis dan sains, tapi juga menghadapi ‘kekuatan jahat di udara’ yang tak kasat mata. Senang melihat pemimpin mengajak umat berdoa.
“Mari seluruh rakyat Indonesia, kita heningkan cipta bersama, melangitkan doa, agar pandemi covid-19 segera sirna. Dan mari kita selalu #PrayFromHome, berdoa dari rumah di tengah kita Work From Home, bekerja dari rumah,” harap pria yang akrab disapa Gus Yaqut.
Setelah pagi berdoa bersama Menag, malamnya -sudah mendapat hasil Tes Usap dengan CT senilai tahun Covid- saya juga mengikuti tiga acara doa lain. Sembahyang bersama Menara Doa Kota, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), serta wilayah Sesilia Gereja Paroki Santa Bernadet Ciledug.
Hari ini ada tambahan obat saya minum, yang viral di awal-awal Covid-19. Selamat datang di tubuh saya Lianhua Qingwen Jiaonang, obat antivirus herbal dari Tiongkok, caranya sekali minum empat biji sekaligus dan langsung bikin dada panas seperti kebakaran hutan di musim kemarau.
O ya, malam ini, kabar saya terpapar Covid-19 masuk dalam grup keluarga. Saya sebenarnya tak terlalu suka kondisi seperti ini masuk dalam berbagai grup-grup percakapan Whats App. Bukan apa-apa, bukan juga tak mau didoakan, tapi saya tak mau terjerat ‘victim mentality’ alias minta belas kasihan.
Faktanya, meskipun punya CT Value rendah, saya merasa tak ada masalah dalam diri saya. Tak ada gejala. Semua aman. Bisa jadi juga karena 4 dan 18 Maret 2021 sudah mendapat akses vaksin Sinovac dua kali di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Thanks God untuk itu.
Malam ini, saya tidur dengan tetap meyakini kekuatan janji Tuhan dalam Mazmur 91, khususnya ayat 4.
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau,
di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung,
kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.