Bergerak Kinetis Bersama Bu Elis dari Swiss

Hari ketigabelas bersama Covid-19

Dalam suasana boring, menanti saat kembali diperbolehkan menjalani Tes Usap PCR, lumayan juga hari ini ada kegiatan asyik. Lumayan juga untuk menghibur kesedihan karena pagi tadi gagal ‘melobby’ layanan medis di loaksi isolasi untuk Tes Usap lebih cepat. Aturannya adalah lima hari sejak PCR terakhir. Saya melakukannya pada Jumat, 16 Juli lalu, dengan hasil masih positif dengan CT 29-32.

Hari ini, Selasa, 20 Juli 2021, hari raya Kurban alias Idul Adha, alias Lebaran Haji. Siang hari, saya mendapat undangan kelas virtual, dari Gereja Kotabaru di Jogja. Judulnya: ‘Membebaskan Diri dari Stres di Masa Pandemi dengan 7 Gerakan Sederhana Sehat Alami dengan Kinesiologi (Ilmu tentang gerakan tubuh) Sederhana, Efektif, Murah!’

Instruktunya, Elisabeth Demuth, seorang pencinta Indonesia yang sedang pulang ke kampung halamannya: Swiss. Bu Elis dari Yayasan Kinesiologi Indonesia (Yakindo) ini berpuluh tahun bergerak dalam pelayanan gereja di Sulawesi. Jangan tanya berapa usianya, bisa malu Anda nanti berhadapan dengan perempuan 70-an tahun yang masih energik.

Asyik benar, zoom sambil berdiri bergerak-gerak, mengikuti instruktur dari Swiss dan sepasang suami isteri dari Yogyakarta.

Menurut Bu Elis, ada tujuh teknik penanganan stres dan sakit/nyeri:

1. Minum Air EnergetisStres menghabiskan air di dalam tubuh. Fungsi otak sangat sensitif terhadap kekurangan air.

Cara:
Minumlah air hangat setelah bangun pagi dan sedikit demi sedikit sepanjang hari agar semua proses biokimiawi dan elektrik di otak dan seluruh badan lancar. Pada keadaan normal dibutuhkan kira-kira 6-8 gelas atau sesuai berat badan anda, (kira-kira 1 gelas 200-300 cc per 10 kg berat badan) Bila berkeringat atau mengalami stres minumlah lebih banyak air. Juga makanlah banyak buah dan sayur segar yang berair.

2. Pencet Saklar Otak → Clear/Jernih

Cara:

Pijatlah dengan satu tangan dibawah tulang selangka tepat di lekukan kiri dan kanan dari tulang dada, tangan lainnya diletakkan di pusar.

Otak dipenuhi cukup oksigen sehingga pikiran lebih jernih. Gerakan ini juga meningkatkan kemampuan melihat.

 3. Gerakan Silang →Aktif

Gerakan Silang (gerak jalan di tempat) menunjang mengurangi ketegangan atau stres. Gerakan ini mengaktifkan energi yang tertahan di otot akibat stres, meningkatkan koordinasi gerakan tubuh dan mengaktifkan kedua belahan otak bekerja sama, sehingga seluruh tubuh dan perasaan lebih nyaman.

Cara:

  • Tangan atau siku kiri menyentuh lutut kanan, (tangan kanan relaks di samping sisi tubuh) kemudian tangan kanan menyentuh siku kiri (tangan kiri relaks) dst.
  • Yang penting bahwa tangan kanan bergerak bersamaan dengan kaki kiri dan sebaliknya. Sebaiknya dilakukan dalam irama tertentu; mis. sambil menyanyi atau diiringi musik. Mulai dengan gerakan yang lambat sambil menyadari pernafasan dan relaksnya, makin mudah relaks makin irama dapat dipercepat.

Manfaat:

  • Meningkatkan koordinasi gerak kedua sisi tubuh
  • Mengaktifkan sisi otak kiri dan kanan bekerja sama
  • Pikiran menjadi lebih jernih dan perasaan lebih seimbang
  • Mengurangi stres
  • Membangkitkan rasa gembira

4. Kait Relaks Positif

Cara:

Bagian 1. Silangkan kaki kiri di atas kaki kanan dan tangan kanan di atas tangan kiri di depan dada. Lidah menyentuh langit- langit mulut saat menarik nafas lewat hidung, hembus nafas lewat mulut dan lidah diturunkan juga, bernafas dalam, 1-2 menit

Bagian 2. Buka Silangan kaki, dan ujung jari-jemari tangan saling bersentuhan secara halus, di depan dada sambil bernafas dalam.

Kedua gerakan ini membawa ketenangan batin dan kemampuan untuk lebih berkonsentrasi dan berpikir positif.

5. Sentuhan di Dahi (Titik Sentuh Neurovaskuler berhubungan dengan otot Pectoralis Mayor Clavicularis yang secara energetik berhubungan dengan lambung)

Sentuhan ringan di dahi dapat mengurangi refleks stres dengan mengembalikan energi ke bagian depan otak agar ketegangan, kekuatiran dan ketakutan berkurang dan pikiran menjadi tenang serta positif.

Cara:

Pada saat merasa tegang atau teringat/terbayang situasi yang membuat stres

  • Sentuhlah pada kedua tonjolan di dahi yang terletak di pertengahan antara masing-masing alis dan perbatasan rambut.
  • Pejamkan mata sambil membayangkan situasi yang membuat stres (mis.: terkurung di rumah, anak rewel, pendapatan kurang, ketakutan terjangkit oleh Covid-19, kecurigaan terhadap orang lain dst.).
  • Bila merasa menangis biarkan air mata mengalir.
  • Sentuhlah titik di dahi sampai merasa tenang atau pernafasan lebih mendalam dan teratur.
  • Bila merasa cukup bayangkan bagaimana Anda ingin menghadapi situasi sekarang, misal:

“Saya mudah mengikuti petunjuk mencegah terjangkitnya covid 19, saya tenang, saya sabar terhadap … (anak, isteri, suami….), saya kuat menghadapi tantangan ini, saya yakin Allah/Tuhan menyertaiku.”

6. Mengurangi Ketegangan dan Nyeri

Bila merasa ketegangan atau nyeri di sebagian tubuh .

  • Satu tangan di dahi (Tangan pasien atau pendamping)

Satu tangan di bagian tubuh yang sakit.

  • Ingat/renungkan permulaan terjadinya nyeri (apa yang

dilihat, didengar, dicium, diraba dan dirasakan?).

  • Nafas dengan baik dan mendalam.

Pada saat menghembuskan nafas, bayangkan bahwa ketegangan di dalam otot dan di jaringan tubuh ikut terbuang dengan nafas. Apakah sakitnya makin berkurang?

7. Bernafas dengan Lega

Seorang yang merasa tegang, stres ataupun nyeri cenderung bernafas pendek dan dangkal sehinggga otak dan seluruh tubuh kurang oksigen.
Pernafasan dengan diafragma atau sampai di perut dapat menenangkan, mengurangi rasa sakit dan juga menunjang pencernaan makanan serta meningkatkan energi dan semangat.

  • Letakkan tangan di perut. Hembuskan napas pendek-pendek, lalu ambil napas dalam dan hembuskan pelan-pelan, seperti meniup balon.
  • Tangan mengikuti gerakan perut waktu mengambil dan membuang napas.

Bila sedikit sesak atau tertekan gosoklah dengan dua kepalan kiri dan kanan dari tulang dada (Titik Pijat Neurolimfatis/TPNL otot Serratus Anterior yang berhubungan dengan pernafasan) dan juga di tengah tulang dada, TPNL diafragma.

Menurut Bu Elis dari Swiss, tujuh gerakan ini sangat sederhana sehingga mudah ditiru dan dilakukan untuk diri sendiri atau sebagai pendamping orang lain.

“Marilah kita tolong menolong untuk mengatasi stres dan sakit agar kita sehat secara utuh dan mampu bersyukur atas penyembuhan diri yang kita dapat laksanakan tiap saat,” pungkasnya.

Pada hari kesepuluh di lokasi isolasi ini, saya memesan air kelapa hijau, lewat layanan Gofood. Menyegarkan diri dan berharap bisa menyembuhkan tubuh dari bangkai-bangkai virus.

Saat tengah hari turun mengambil kiriman kelapa hijau, rasanya agak gimana gitu melihat seorang penghuni isolasi harus dibawa ke RS Primer Jatinegara karena kondisi kesehatan memburuk. Selang-selang oksigen terpasang di hidungnya dalam posisi duduk dengan harapan mendapat layanan medis di tempat lain. God Bless you, mas…

Hari ini, penerapan PPKM Darurat Hari 18: dengan statistik 38.325 positif Covid-19 dari pemeriksaan tes 24 jam terakhir dan angka korban meninggal masih tinggi: 1.280 orang.

Saya melalui hari ini dengan berharap padanya sesuai Mazmur 91:14

“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.”

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.