Telat nonton film keren. Untung Netflix merekomendasikannya. Bertemu ‘malaikat maut’ yang jadi sahabat dan tempat diskusi.
Selain bekerja secara daring, aktivitas penghibur saat dipaksa karantina adalah nonton film. Mencari film berkualitas, platform Netflix membantu dengan menunjukkan tayangan apa yang sedang trending. Untuk konfirmasi nilainya, bisa cek ke Internet Movie DataBase (IMDb).
Kali ini memang bukan film baru yang direkomendasikan. Film 24 tahun silam, alias tayang di bioskop pada 1998. ‘Meet Joe Black’, berkisah tentang pertemuan Bill Parish (Anthony Hopkins) dengan ‘malaikat maut’ bernama Joe Black (Brad Pitt) yang kemudian jadi sahabat sekaligus penyelamat bisnisnya dari ketamakan orang terdekat.
Awalnya, Bill merasa bahwa ia hidup tidak lama lagi dan mendapat halusinasi bahwa maut akan mengawalnya ke alam baka. Bill begitu menyayangi putrinya, Susan (Claire Forlani), yang sedang menjalin hubungan untuk kearah yang lebih serius. Ketika putrinya meminta nasihat singkat, Bill hanya berkata, “Terbukalah. Siapa yang tahu? Petir akan menyambar.”
Tak lama setelah mendengar nasihat itu, Susan bertemu dengan seorang pemuda di kedai kopi dan dia langsung terpikat. Segera setelah pertemuan itu, dan tanpa sepengetahuannya, pemuda itu meninggal karena kecelakaan. Tubuh pemuda ini kemudian digunakan oleh malaikat maut dan mendatangi Bill di rumahnya. Tokoh yang kemudian diberi nama Joe Black ini meminta Bill untuk menjadi pemandu di bumi.
Dengan alasan bahwa Bill memiliki “kompetensi, pengalaman, dan kebijaksanaan”, malaikat itu memilih dia dan dengan imbalan penundaan kematian, Bill bersedia menjadi pemandunya. Selama di bumi, malaikat maut mengubah kepribadiannya menjadi agak lembut, lebih manusiawi, sinis, dan angkuh hingga ia mengungkapkan siapa dia sebenarnya.
Malaikat maut kemudian menempatkan dirinya sebagai tangan kanan Bill dan tinggal di rumah Bill serta mengikutinya bekerja, memerintahkan Bill untuk tidak mengungkapkan siapa ia sesungguhnya. Di tempat kerja, para pemegang saham mendesak Bill agar mau melakukan merger dengan sebuah perusahaan yang lebih besar atas prakarsa tunangan Susan, Drew (Jake Weber).
Setelah rapat selesai, selagi Bill bekerja, Joe pergi keliling kota dan bertemu dengan Susan di rumah sakit, dan mengamati manusia yang mendekati ajal. Seorang pasien yang sekarat melihat dan mengetahui bahwa Joe adalah malaikat maut memintanya untuk segera mencabut nyawanya. Cerita film ini berakhir dengan pesta ulang tahun dan dibawanya Bill kepada kematian serta dikembalikannya tubuh pemuda yang dipinjam oleh malaikat maut.
Tentu saja, kondisi fisik saya baik-baik saja. Saya menulis ini tak ada hubungannya dengan kisah tentang ‘maut’ dan malaikat yang menjemput. Kematian yang dalam film itu ditegaskan sebagai paket kehidudpan sepasti dengan pajak (tax).
Kalau Tuhan izinkan, usia saya juga masih panjang. Belum ada tanda bertemu tokoh macam Joe Black itu. Masih banyak yang harus dilakukan di dunia ini.
Hanya saja, menjadi menarik seandainya kita memiliki sahabat malaikat senyata Joe Black. Bisa diajak bicara. Bisa tahu mana tokoh yang benar-benar loyal atau menelikung. Serasa punya ‘bocoran’ dari sorga untuk tahu mana yang dilakukan dan tidak. Mana yang dipercaya atau dianggap sebagai bakal pengkhianat.
Sebuah kisah yang very nice. Padahal, untuk bisa mendapatkan tokoh seperti Joe Black itu, caranya tak susah. Tak usah menunggu maut mendekat. Cukupkah makin dekat pada Sang Pencipta, hari ke hari. Maka, keberuntungan dan keberhasilan, serta ‘bisikan-bisikan ilahi’ akan terus datang.
Salam dari gelombang Om Ikron yang terus menggulung. Tapi percayalah, “It’ll come to us.” Seperti kata-kata ikonik Bradd Pitt di film itu. “Akan datang dengan sendirinya.”
Kesembuhan dan kesudahan itu akan datang dengan sendirinya…
wah. selamat menjalani karantina, jo. semoga segera sembuh dan bebas dari omikron.