Mengamati Riuhnya Jakarta dengan TST dan Nasgor Kuah Sup ala Nias

Setiap daerah punya kekayaan kuliner masing-masing.

Hari ini, Senin, 11 April 2022, Jakarta, dan beberapa daerah lain, riuh. Unjuk rasa besar-besaran mahasiswa terjadi dengan sentra isu menolak perpanjangan jabatan presiden serta naiknya harga kebutuhan pokok.

Konon, riuh terjadi di Slipi. Pos polisi Pejompongan dibakar. Seorang influencer pendukung pemerintah dipukuli dan ditelanjangi. Ah, semoga semua lekas selesai. Berbeda pendapat boleh. Tapi jangan anarkis.

Dari sudut warung nasi goreng di Gunungsitoli, kota terbesar di Pulau Nias, saya menuntaskan hari yang panjang ini berteman nasi goreng telur dadar, sate ayam, dan TST alias teh susu telur.

Semula saya heran saat pelayan menghidangkan mangkuk berisi kuah sup sebelum makanan utamanya -nasi goreng telur dadar plus kerupuk- hadir. Sempat saya kira itu kobokan cuci tangan.

“Memangnya di Jawa tak ada yang seperti itu?” kata Hendrik Halawa, jurnalis KompasTV Nias yang menemaniku makan malam di kawasan Diponegoro, Ilir, Gunungsitoli, bersama Andi Telaumbanua, driver selama enam hari di sini.

Akhirnya, kita nikmatilah, nasi goreng dengan sedikit-sedikit berteman sendokan kuah sup. Gurih, meski rada aneh tentu saja.

Kami baru saja pulang dari RRI Gunungsitoli, mengamankan live talskhow tentang ‘Sosialisasi Program Kartu Prakerja’ dari Puncak Iraonogeba. Luas sekali daya siar radio pemerintah ini. Seorang penanya terdengar berinteraksi dari Nias Selatan, sekitar 108 kilometer dari studio tempat kami bersiaran.

Hari yang cukup padat. Siang tadi, puluhan orang dari empat kabupaten dan kota se-Pulau Nias, hadir ke Hotel Soliga, Kota Gunungsitoli. Pada pendampingan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja inilah kita semakin sadar, betapa timpangnya literasi digital itu.

Ada saudara kita di daerah yang susah membedakan antara ‘Daftar’ atau ‘Login’ setiap kali masuk ke akun digitalnya. Ada kawan yang protes tak bisa masuk situs, padahal dia salah menulis koma di alamat portal yang seharusnya ditulis titik. Seharusnya www.prakerja.go.id ditulis www.prakerja,go.id. Ada pula yang tak bisa membedakan nama depan dan nama keluarga.

Di antara mereka yang hadir nampak Elisa Juniarty Manurung, perempuan dari Kabupaten Nias, yang butuh perjalanan dua jam menuju Hotel Soliga, Kota Gunung Sitoli.

Bu Elis menggunakan ojek motor (lalu karena di tengah jalan hujan ganti betor alias becal motor). Menggendong bayinya berusia setahun.

Hujan deras yang konsisten menyirami Pulau Nias siang itu tak menggugurkan niat besarnya menjadi penerima Kartu Prakerja

Bangkit bersama, mari menuju Indonesia Maju, dengan syarat: literasi digital harus merata, koneksi internet harus tersebar hingga pelosok, dan ‘will power’ jadi kekuatan untuk tidak mudah menyerah beradaptasi dengan perubahan.

Seruput dulu, teh susu telornya…

Leave a Reply

Your email address will not be published.