Layaknya hidup, Liga Champions kerap susah ditebak.
Liverpool dan Real Madrid memenuhi takdir mereka bertemu di Final Liga Champions tahun ini. Nanti, 28 Mei 2022 di Stade de France, Saint-Denis. Markas timnas Perancis yang berkapasitas lebih dari 80 ribu tempat duduk ini jadi stadion pengganti setelah lokasi awalnya, Gazprom Arena Saint Petersburg diubah oleh panitia UEFA akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Liverpool menyingkirkan Villareal di Estadio de la Ceramica dengan cara sangat menyakitkan. Adapun Real Madrid mem-PHP Manchester City dengan drama yang jauh lebih membaperkan Pep Guardiola dan Cityzensnya.
Kini mereka dihadapkan pada déjà vu, memutar waktu pengulangan lorong waktu.
“Secara pribadi, saya lebih suka bermain melawan Real Madrid. Kami kalah dari Real Madrid di final Liga Champions, jadi saya ingin bertemu lawan ini lagi dan semoga kali ini kami menang,” kata Mo Salah melontarkan harapannya usai memblasukkan kapal selam kuning dari Spanyol.
Rasa sakit itu masih ada di benak Mo Salah saat empat tahun silam, baru setengah jam laga final di Kiev berjalan, penyerang harapan utama Liverpool ini dismack down Sergio Ramos. Salah minggir karena cedera bahu parah dan Adam Lallana menjadi pengganti yang tak setara. Madrid menang 3-1 dan jadi juara Liga Champions ketigabelas dalam sejarah mereka.
Taktik Zidane dan Ramos menghajar pemain andalan lawan mengingatkan saat Evan Dimas digaprak Doan Van Hau di menit ke-20 Final Sea Games Manila 2019. Kalau kamu merasa susah mengalahkan lawanmu dengan metode biasa, habisi kekuatan intinya. Pun dengan cara apapun.
Namun sejarah lain berkata lain. Empat puluh satu tahun silam. Pada tanggal yang nyaris sama, 27 Mei 1981. Di kota yang sama, Paris, di stadion kebanggaan PSG, Parc de Princes.
Liverpoolnya Bob Paisley berhadapan dengan Madridnya Vujadin Boskov. Sebanyak 48.360 penonton jadi saksi jaya-jayanya Liverpool di Eropa, sebelum beberapa tahun kemudian mendapat sanksi larangan main di kompetisi internasional selama satu dekade.
Sembilan menit sebelum waktu normal usai, gelandang Liverpool Ray Kennedy melempar bola kepada bek kiri Alan Kennedy. Kennedy yang nomor tiga ini melejit melewati bek Madrid Rafael Garcia Cortes dan menaklukkan kiper Agustin Santiago.
Skor 1-0 menjadi satu-satunya pembeda dalam laga itu. Kenny Dalglish dkk mengangkat si kuping lebar kali ketiga. Tiga-tiganya bersama Robert ‘Bob’ Paisley.
History repeats itself. Jadi, sejarah mana yang akan diulang akhir bulan ini? Liverpool meraih juara Eropa ketujuh atau Madrid menambah koleksi piala ke-14?
Hidup ini tempe semua. Tidak ada yang tahu. Berusahalah sebaik-baiknya, bersiaplah sesiap-siapnya, berdoalah sekencang-kencangnya, raihlah dukungan sebanyak-banyaknya. Di situlah keberuntungan dan keberhasilan akan menyertai hidupmu.
Filosof Roma Seneca pernah berkata, “Luck is what happens when preparation meets opportunity.”
Selamat bersiap meraih nasib termujur, Liverpool. You’ll never walk alone…
Taman Melati, 5 Mei 2022