Dua seniman besar ini punya untaian khas menggambarkan kehidupan ini.
Kata Leonardo da Vinci ‘Simplicity is The Ultimate Sophistication’. Kutipan lengkapnya begini,
“Simplicity is the ultimate sophistication.
When once you have tasted flight, you will forever walk the earth with your eyes turned skyward, for there you have been, and there you will always long to return.
Learning never exhausts the mind.
Art is never finished, only abandoned.
Painting is poetry that is seen rather than felt, and poetry is painting that is felt rather than seen.
The human foot is a masterpiece of engineering and a work of art.
It had long since come to my attention that people of accomplishment rarely sat back and let things happen to them. They went out and happened to things.
I have been impressed with the urgency of doing. Knowing is not enough; we must apply. Being willing is not enough; we must do.
As a well-spent day brings happy sleep, so a life well spent brings happy death.
Water is the driving force of all nature.”
“Kesederhanaan adalah kecanggihan tertinggi.
Ketika sekali Anda merasakan penerbangan, Anda akan selamanya berjalan di bumi dengan mata mengarah ke langit, karena Anda pernah ke sana, dan di sana Anda akan selalu rindu untuk kembali.
Belajar tidak pernah menguras pikiran.
Seni tidak pernah selesai, hanya ditinggalkan.
Lukisan adalah puisi yang dilihat daripada dirasakan, dan puisi adalah lukisan yang dirasakan daripada dilihat.
Kaki manusia adalah mahakarya teknik dan karya seni.
Sudah lama menjadi perhatian saya bahwa orang-orang berprestasi jarang duduk dan membiarkan sesuatu terjadi pada mereka. Mereka keluar dan terjadi hal-hal.
Saya terkesan dengan urgensi untuk melakukan. Mengetahui saja tidak cukup; kita harus melamar. Bersedia saja tidak cukup; harus kita lakukan.
Seperti hari yang dihabiskan dengan baik membawa tidur yang bahagia, demikian pula kehidupan yang dihabiskan dengan baik membawa kematian yang bahagia.
Air adalah kekuatan pendorong dari semua alam.”
Leonardo di ser Piero da Vinci bukan seniman main-main. Saya sempat menyesal karena saat main ke Paris dan datang ke Louvre hanya berfoto di luar musem tempat lukisan Mona Lisa itu disimpan. Saat itu, saya merasa sayang membelanjakan 9 euro buat tiket masuknya. Padahal, apalah artinya duit segitu dibandingkan kenangannya.
Ketika berkunjung ke markas KataData di Blok M bulan lalu, saya terkesan atas untaian kalimat da Vinci itu dipasang besar-besar di tembok.
Hari ini, saya makan siang soto di kawasan Kebon Sirih Timur Dalam. Ada ungkapan keren lain dari seniman besar lain dipasang di tembok warung. “The world doen’t make senses. So why should I paint pictures that do?” Kata Pablo Picasso, pelukis hebat. Da Vinci asal Italia, Picasso dari Spanyol, besar di Prancis.
“Dunia tidak masuk akal. Jadi mengapa saya harus melukis gambar yang masuk akal?”
Kita nikmati saja hidup ini, tak usah rumit-rumit.