Hugo Violin Jurmang

Pemandangan itu mengingatkan saya pada beberapa spot internasional.

Troubadours. Pengamen. Atau apapun namanya. Saya terhenyak saat melewati lorong Stasiun Kereta Rel Listrik Jurangmangu menuju tempat shelter GoJek di ZebraCross Bintaro Exchange. Ada musisi di sudut lorong itu.

Mengingatkan pada suatu siang di Alexandra Sunday Market, Maroochydore, Queensland. Atau para pengamen elektrik di lorong Metro Paris. Mereka tidak meminta-minta dengan cuma-cuma. Tapi menjual jasa hiburan bagi pelalu-lalang.

Nama pemain biola itu Hugo. Asalnya dari Cilenggang, Serpong, Banten. Menjajakan skill musiknya tiap petang hingga malam. Ia mengaku spesialis membawakan lagu-lagu Elvis Presley.

“Kalau siang ya tidur. Atau nemani isteri masak,” kisahnya.

Ketika saya memuji aksinya mencari duit, Hugo menjawab, “Di Bandung banyak seperti ini. Di jalan-jalan perkantoran.” Saya membenarkan. Akhir-akhir ini di Bandung mudah ditemui pengamen ‘bermodal’. Pakai speaker di tengah perempatan lalu-lintas.

Dan sejurus kemudian, mengalunlah dari biolanya ‘Cant Help Falling in Love’ dari sang maestro.

Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be

Take my hand
Take my whole life, too
For I can’t help falling in love with you
For I can’t help falling in love with you….

Teruslah menggesek, Hugo!

Leave a Reply

Your email address will not be published.