Tiga anak muda dari GMKI Surabaya datang. Mereka mengupdate berdirinya Komisariat GMKI Universitas Airlangga, yang dari dulu tak kunjung terwujud.
Mereka tiga angkatan berbeda dari ‘Omah Biru Tegalsari’, sebutan untuk markas Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, Surabaya. Almara Stompul paling senior. Masuk Fakultas Ekonomi Unair angkatan 2012. Pernah bekerja di lembaga penyelenggara pemilu di Jatim. Kini tinggal di Jakarta Timur.
Lalu ada Edwin Thanos. Angkatan 2015 masuk dan lulus Sarjana Akuntansi Universitas Katolik Widya Mandala. Kini menempuh S-2 Magister Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, tinggal di Serpong.
Berikutnya ada Amos Tampubolon, masih kuliah di Ilmu Politik Unair angkatan 2019. Sekaligus Sekjen Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia. Saya bukan konglomerat, bukan pejabat. Tak mungkin bisa kasih mereka duit atau materi. Yang lebih penting hanya transfer semangat. Perjalanan mereka masih jauh lebih panjang dalam hidup ini.
Senang bisa ngobrol, cerita-cerita tentang Surabaya, dan juga rencana-rencana kehidupan ke depan. Mereka lebih oke dalam berorganisasi dibanding saya. Bahkan ada yang sempat maju sebagai Sekjen di Kongres GMKI beberapa tahun lalu.
Mahasiswa memang punya dua pilihan. Kupu-kupu atau kura-kura. Bagi yang “kuliah pulang, kuliah pulang” mungkin akan lulus cepat, IP memikat. Tapi, pengalaman organisasi dan soft skill minim.
Sementara bagi yang “kuliah rapat, kuliah rapat”, akan punya banyak bekal lebih selain akademis. Selamat bagi mereka yang menempuh jalan ini. Akan banyak catatan portofolio ditambahkan di curriculum vitae saat melamar kerja nantinya.