Kunjungi Kantor Prakerja, Peserta Sekolah Staf Presiden Kagumi Inovasi Digitalisasi Program Pemerintah

Cara baru melayani publik lewat program pemerintah yang ditunjukkan Program Kartu Prakerja sejak 2020 mendapat apresiasi peserta Sekolah Staf Presiden angkatan kedua yang berkunjung ke kantor Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja.

Aisya Aulia Sudrajat, peserta Sekolah Staf Presiden asal Pacitan, Jawa Timur, mengaku kagum dengan pendekatan tak biasa yang dilakukan Prakerja. “Ternyata pemerintah kini sudah bergaya kekinian dalam melakukan pendekatan program sesuai target marketnya, yang kebanyakan anak muda. Dari pertemuan ini, kami belajar bahwa sebuah program yang baik harus juga  dikomunikasikan dengan cara maksimal sehingga outputnya pun juga maksimal,” kata mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro itu.

Suara senada datang dari Marsel, peserta Sekolah Staf Presiden asal Nabire, Papua. Kunjungan ke Kantor Manajemen Prakerja, membuka mata lulusan Universitas Cenderawasih, Jayapura, ini bahwa pemerintah punya program besar untuk mengangkat sumber daya manusia di tanah air, beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi. “Dengan fasilitas dan beasiswa pelatihan yang diberikan pemerintah melalui Prakerja, saatnya angkatan kerja memanfaatkan berbagai pelatihan peningkatan keterampilan untuk menambah kompetensinya agar mampu bersaing di pasar kerja,” ungkapnya.

Sekolah Staf Presiden merupakan program inkubator kepemimpinan nasional yang diselenggarakan Kantor Staf Presiden selama 14 hari. Dari puluhan ribu pendaftar, terpilih 35 peserta yang mendapat kesempatan belajar pengelolaan negara untuk menjadi pemimpin masa depan. Mereka mengikuti rapat-rapat Kantor Staf Presiden dan berkunjung ke berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Program Kartu Prakerja.

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian Edy Priyono menjelaskan, pemilihan kunjungan ke Prakerja karena merupakan salah satu prioritas pemerintahan Presiden Jokowi. “Berbeda dengan program pemerintah lainnya, sejak awal Presiden memberikan arahan agar Prakerja dijalankan dengan cara-cara baru dengan juga melibatkan banyak pihak,” kata Edy.

Dia juga mengakui bahwa pelaksanaan program yang besar dan menjangkau seluruh Indonesia adalah tantangan berat. “Tentu saja pelaksanaannya tak mudah. Kami mengajak peserta SSP II belajar bahwa pemerintah juga bisa menjalankan sebuah program yang dengan penuh inovasi ini,” ujar Edy.

Direktur Operasi Prakerja Hengki Sihombing menegaskan keamanan data pribadi para pendaftar Prakerja. “Sejak hari pertama calon peserta mendaftarkan dirinya dalam website Prakerja, kami tak pernah memberikan data pribadi spesifik peserta kepada siapapun. Kami menggunakan berbagai lapis sistem pengamanan untuk memastikan proteksi data seluruh pendaftar Prakerja,” kata Hengki.

Direktur Eksekutif Prakerja Denni Purbasari menambahkan staf di Manajemen Prakerja berasal dari latar belakang korporasi yang kini merasa sudah waktunya menyumbangkan kompetensinya untuk negara. “Di sinilah kami menjaga agar kultur korporat itu tetap terjaga, agar bisa melayani masyarakat dengan lebih baik, melebihi kultur birokrat pada umumnya,” ungkap Denni.

Denni menerangkan kunci sukses Prakerja menjalankan program hingga mampu menjangkau lebih dari 17 juta penerima manfaat dalam tiga tahun karena selalu terbuka untuk mendapat masukan berbagai pihak. “Kuncinya rendah hati untuk mendapat evaluasi. Kami pun mencari para evaluator terbaik. Salah satunya J-PAL Asia Tenggara yang menyatakan bahwa peserta Prakerja memiliki probabilitas 18 persen lebih tinggi mendapat pekerjaan baru,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.