Kuliner Yogya: Soto Sholeh Kalasan

Sebenarnya hari itu suasana perut sudah campur aduk. Tapi, Soto Sholeh tak jauh dari Bandara Adisucipto terlalu indah untuk dilewatkan.

Betapa tidak campur aduk, inilah konstelasinya: Pagi, sarapan di rumah Kepala Bandara Timika, Kang Asep Soekarjo. Menu buffetnya berlimpah. Tapi, di antara yang prasmanan itu ada “udang selingkuh”. Udang yang ada capitnya. Udang selingkuh merupakan makanan favorit masyarakat di Papua dan sangat terkenal. 

Kuliner ini menggunakan jenis udang air tawar yang berasal dari sungai. Udang ini juga memiliki ukuran yang besar serta capit yang ukurannya hampir setara dengan kepiting, Itulah mengapa disebut udang selingkuh karena dianggap hasil perselingkuhan anatara udang dan kepiting. Udang selingkuh sendiri berhabitat di Sungai Baliem dan juga bisa ditemukan di Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi.

Siang, singgah di Siboru, bandaru baru di Fak Fak, Papua Barat. Salah satu suguhan prasmanan di VIP loungenya: daging rusa.

Terbang lagi ke Sorong. Pesawat isi avtur. Ada menu rahang tuna di sajian makan siang. Sore tiba di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Perut sudah meluber apalagi meniadakan intermittent fasting hari itu.

Ternyata, mobil jemputan tak langsung mengarah ke hotel. Kami mampir ke Warung Soto Pak Sholeh, kawasan Maguwo arah Kalasan. Daging sapi jadi andalannya. Aduh, sejenak teringat, betapa kita ini semua pada dasarnya sehat. Sampai waktu medical check-up tiba.

Soto Pak Sholeh memang melegenda. Langganan pesohor dari artis sampai Ganjar Pranowo. Berdiri sejak 1952, lokasinya tersebar di beberapa cabang. Saya pernah makan dan menulis yang di Tegalrejo. Kali ini, mari kita santap yang di Maguwo. Meski perut rasanya sudah pengen “Metuo… keluarlah..”

Leave a Reply

Your email address will not be published.