Nilai moral film ini: uang menyelesaikan masalah. Tapi, bisa menimbulkan masalah lebih besar.
Perjalanan 4 jam 45 menit dari Bandara Sentani Jayapura menuju Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat, 8 Desember 2023, terasa begitu lama. Hutang tidur sudah dibayar. Majalah Tempo terbaru sudah lahap dibaca. Lalu, apa lagi ya…
Karena naik Garuda dan entertainment flightnya berjalan baik -kadang tim GA memberitahu ada beberapa tv yang tak nyala- maka saya menyeleksi film-film tersedia. Jatuhlah pilihan pada film Indonesia. Judulnya: ‘Tuhan, Minta Duit’.
‘Tuhan, Minta Duit’ ditayangkan di platform layanan video, Klik Film. Dibintangi Anantya Kirana, sebagai Adi dan juga Maya. Aslinya perempuan, tapi menyamar sebagai laki-laki, agar bisa jadi penyemir sepatu yang diterima kawan-kawannya.
Adi alias Maya merasa dunia seakan tak berpihak padanya. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Hanya ia dan neneknya selamat. Di film yang disutradarai Azhar Kinoi Lubiz ini, Adi juga harus menerima kabar buruk neneknya (Putri Ayudya) masuk ke rumah sakit akibat terjatuh di kamar mandi. Adi harus memutar otak agar dapat membayar biaya perawatan neneknya tersebut. Ia terus berdoa kepada Allah agar diberikan rezeki.
Suatu hari, Adi menemukan sebuah koper yang berisi banyak uang. Merasa hal tersebut merupakan jawaban atas doa-doanya, akhirnya Adi memutuskan untuk mengambil koper berisi uang tersebut. Sayang, ternyata uang yang ada dalam koper tersebut merupakan uang hasil rampokan.
Dari cerita yang dibuat mengharukan, mengeksploitasi kemiskinan, rumah petak, dan keadaan sehari-hari kota besar Indonesia, inilah kita belajar. Bahwa menemukan setumpuk uang bukan solusi dari semua masalah. Doa perlu, jawaban doa pasti ada. Tapi, jika yang datang hasil instan, bukan berarti itu yang terbaik.
Selamat mengamil hikmah. Tak salah terus berdoa minta duit padaNya…
very informative articles or reviews at this time.