Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Akun twitter resmi @OfficialQPR memuji sambutan suporter Surabaya, “An awesome reception in Surabaya. 1,000’s people gave QPR a warm welcome from the airport!!”
Ruddy William Keltjes (tengah) dalam laga persahabatan tak terlupakan. Kebanggaan mengalahkan Arsenal.
Minggu siang, para penggila bola beratribut Bonek berdiri di terminal kedatangan Bandara Internasional Juanda sambil bernyanyi, “Welcome, welcome, welcome QPR… Welcome QPR di Surabaya….” Nada lagunya persis seperti kala para suporter itu melagukan, “Bantai, bantai, bantai Arema… bantai Arema di Surabaya…” Selain bendera besar QPR, beberapa fans perempuan membentangkan jersey nomer 13 atas nama Park Ji-Sung, ikon baru QPR yang dikontrak dua tahun setelah terbuang dari Old Trafford.
Inggris meneruskan tradisi gagal menang di partai perdana Piala Eropa.
Gol perdana Inggris di Euro 2012. Gagal jadi kemenangan. (foto Mirror.co.uk)
Permainan sepakbola bukan hanya pertandingan selama 2 kali 45 menit ditambah tambahan waktu seperlunya. Sepakbola juga menyuguhkan adu cerdas, adu diplomasi dan adu piawai seni kehumasan serta media relations. Bagian terakhir ini kerap ditunjukkan dalam sesi jumpa pers atau wawancara di mixed zone bagi para pemain maupun pelatih dua tim yang baru merampungkan laga nan melelahkan.
Manajemen Liverpool akhirnya memberhentikan Kenny Dalglish sebagai manajer. Banyak yang menyayangkan keputusan ini.
In Kenny We Trust. Momen kenangan.
Stadion Nasional Kallang, Singapura, akhir Juli 2009. Usai Liverpool menghabisi perlawanan tuan rumah timnas Singapura, Noah Alam Shah dan kawan-kawan, dengan lima gol tanpa balas, saya menerobos turun ke dasar lapangan. Para pemain masih bersukaria usai pertandingan ujicoba yang disaksikan lebih dari 40 ribu penonton itu. Tampak juga, tak lebih lima meter dari hidung saya, Fernando Torres menandatangani aksesoris untuk penonton yang datang dengan kursi roda.
Saya terus menyelinap, mencoba lebih dekat ke arah bangku cadangan pemain Liverpool. Saat itulah, saya melihat seorang dengan setelan formal putih hitam berdiri termangu. King Kenny! Kenny Dalglish alias KD, legenda Liverpool yang berjaya baik sebagai pemain atau pelatih. Lelaki Skotlandia ini ikut ke Asia dalam jabatannya sebagai Duta Liverpool sekaligus mengurus pembinaan akademi pemain muda, jabatan yang diemban atas permintaan manajer Rafael ‘Rafa’ Benitez Maudes.
Berkicau alias nge-twit adalah bagian dari kebebasan berekspresi.
Donny Fernando saat berseragam Persijap Jepara. Aktif berteriak di dunia online (Facebook).
Ada-ada saja kerjaan pengurus sepakbola kita. Baru-baru ini, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) melaporkan pemain PSIS Semarang Donny Fernando Siregar karena menilai ‘kicauan’ pemain itu melecehkan liga. Bulan April lalu, lewat akun twitternya (@DonnyFS27) pemain tengah tim Mahesa Jenar itu dianggap menghina kompetisi Divisi Utama. PT Liga tersinggung karena kicauan Donny –belakangan dihapus- berbunyi, “Haha, laehole, itu sejarah tarkam dapat bayaran terbesar dalam hidupku nantulang, hahaha”. Tak terima disebut sebagai liga antar kampung (tarkam), PT Liga Prima pun melaporkan Donny ke Komisi Disiplin PSSI.
Tulisan kenangan lebih dari 7 tahun silam, dimuat di Majalah Tempo edisi 27 Desember 2004. Hasil akhir sepakbola bukan semata andil manusia.
Jacksen Tiago tak kuasa menahan haru saat Persebaya juara Liga Indonesia 2004. Memakai kaos kesayangan. Foto: Budy Sugiharto, detikcom.
BERKALI-KALI Jacksen Ferreira Tiago mengepalkan kedua tangannya sambil berlari di tengah Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya. “Ini mukjizat…, ini mukjizat…,” teriaknya hampir tak terdengar, tenggelam oleh gemuruh sorak-sorai penonton. Begitulah pelatih Persebaya ini menumpahkan rasa bungah setelah anak asuhannya mampu menekuk Persija Jakarta 2-1 pada pertandingan terakhir Liga Indonesia, Kamis sore pekan lalu.
Kemenangan itu mengantar Persebaya menjadi juara Liga Indonesia 2004. Dengan nilai 61 yang dikumpulkan di ujung kompetisi, klub berjuluk Bajul Ijo itu tak tertandingi oleh dua pesaing beratnya, Persija dan PSM Makassar. Persija akhirnya hanya mengantongi total poin 60. PSM sebenarnya juga memiliki nilai 61 setelah mengalahkan PSMS Medan, juga dengan skor 2-1, pada hari yang sama. Tapi tim Juku Eja itu harus puas jadi runner-up karena kalah dalam selisih gol. PSM memasukkan 46 gol dan kemasukan 29, adapun Persebaya mampu menggelontorkan 55 gol dan hanya kebobolan 26 gol.
Salah satu rangkaian Perayaan Paskah yang membongkar hakikat manusia.
Yesus memasuki Yerusalem di Minggu Palem. From hero to zero.
Hari Minggu sebelum Paskah, Yesus masuk Yerusalem, dan gemparlah kota itu saat orang ramai mengelu-elukannya laksana panglima perang, “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!”
Tapi tak sampai sepekan kemudian, juga di kota yang sama, orang-orang itu menunjukkan inkonsistensi, sifat paling mudah ditemui dalam manusia. Saat itu Wali Negeri Pontius Pilatus menawari penduduk Yerusalem, siapa kriminal yang bakal mendapat grasi di Hari Paskah, Yesus Barabas, atau Yesus yang disebut Kristus? Gerakan rakyat memilih penjahat kelas kakap, Yesus Barabas, mendapat kebebasan, sementara Yesus satunya –yang sebelumnya mereka puja bak pahlawan- mendapat vonis eksekusi mati.
Baru saja saya menutup sebuah tabloid hiburan yang terbit dalam edisi awal tahun, dengan berita sampul perceraian seorang pemain film belia dengan pengusaha muda, anak mantan pejabat negeri ini. Dalam halaman mengenai ramalan-ramalan peristiwa di 2012, tabloid itu menulis antara lain: bakal ada tiga atau empat artis meninggal sekaligus dalam sebuah kecelakaan, seorang penyanyi perempuan bakal buka kartu atas prahara cintanya selama ini, anak kedua presiden menantikan momongan, si pemyanyi A bakal makin moncer go international, si penyanyi A lain bakal bebas dari penjara, dan lain-lain.
Dalam era citizen journalism, setiap orang bisa jadi pembawa damai atau justru penyebar petaka.
Jurnalisme damai untuk supporter. Why not?
Pertengahan pekan lalu menjadi hari tak terlupa saat saya mendapat undangan menjadi pembicara “Pelatihan Jurnalistik Supporter Sepakbola” di Puncak, Bogor. Apa yang menarik dari acara ini? Baiklah, mungkin Anda pernah mendengar kisah pendukung Persebaya Surabaya –lazim disebut bonek alias bondo nekat– datang ke Jakarta menumpang kereta ekonomi demi pendukung tim idolanya “Green Force” berlaga ke Senayan. Itu cerita biasa. Tapi, bagaimana kalau supporter sepakbola dari beberapa klub datang dengan moda KA ekonomi nan sesak itu dengan tujuan mengikuti pelatihan jurnalistik di sekitar Jakarta? Saya kira ini baru berita.
Garuda di Dadaku 2. Semangat nasionalisme sejak dini.
Memori anak kecil begitu kuat. Semangat Garuda akan membawanya memenangkan kehidupan.
Bukan tanpa alasan saya mengajak Einzel menonton film “Garuda di Dadaku 2” di hari-hari awal pemutarannya di gedung bioskop. Dari film garapan KG Production berdurasi 99 menit ini, kita belajar tentang banyak hal: nasionalisme, kerja keras, persahabatan, keharmonisan keluarga, dan lain-lain.
Media Sepakbola hadir di tengah banyaknya media yang berlomba menggiring opini pencinta sepakbola ke arah tertentu.
Peluncuran situs Media Sepakbola.com. Referensi baru situs sepakbola.
Dunia media telah berubah. Meninggalkan dunia konvensional alias “old media”, kini kita memasuki era 2.0, yang sering disebut sebagai “new media”. Pengertian media baru di sini tak lain karena dunia, dengan segala perkembangan teknologi internet yang menyertainya, telah melupakan era konservatif yakni era penerbitan. Memang, koran, tabloid, dan majalah tak seketika berhenti seperti pernah disuarakan Rupert Mordock dan Bill Gates, tapi kehadiran internet dan varian penyertanya –di antaranya yang kita kenal sebagai jejaring sosial- membawa revolusi besar.