Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Irwin Putra tampil dari depan panggung kampanye terbuka Partai Nasdem.
Sehari-hari, Irwin Putra dikenal sebagai seorang Disc Jockey (DJ) papan atas. Tapi, tak hanya canggih dalam memutar cakram, Irwin pun percaya diri melakukan live report kampanye Partai Nasdem di Tangerang.
Anda minder untuk tampil di depan kamera karena ada masalah dengan lidah alias cadel? Jangan menyerah. Lihatlah liputan Monique Fiolitha ini.
Berdiri di sisi halaman rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta saat kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya, Monique tak tampak canggung dengan ‘kecadelannya’. Nonstop selama 1 menit 11 detik, Monique terus ‘berkicau’ tentang bagaimana suasana di stadion, rundown acara, serta siapa saja pesohor yang hadir di situ.
Dalam tugas Ujian Tengah Semester live report kampanye untuk mata kuliah Jurnalistik Televisi, nilai lebih diberikan kepada mahasiswa yang melengkapi liputannya dengan wawancara.
Tidak asal wawancara memang. Tapi, wawancara yang berbobot. Heribertus Ratu mewawancarai Kapolresta Tangerang Kombes Irfing Jaya terkait pengamanan pemilu di wilayah Tangerang. Ada salah Chargen/CG dan mungkin salah pendengara Heribertus. Yang benar nama pejabat ini ialah ‘Irfing’ bukan Irfin. Dalam jurnalisme, beda satu huruf bisa berarti banyak. Jabatanya pun bukan kapolres kabupaten Tangerang, tapi Kapolresta Tangerang, yang wilayahnya melingkupi kabupaten Tangerang, serta kota Tangerang Selatan. Irfing Jaya sebelumnya merupakan staf asisten Sekretaris Pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Karena ‘beradu keras’ dengan pelantang suara, Sofia Candra harus mengeluarkan suara ekstra.
Ini adalah contoh liputan dengan semangat tinggi, tapi terutama karena ‘didorong’ kencangnya pengeras suara di belakangnya. Maka, saat memberi pengantar liputan, mau saat mewawancarai dua simpatisan calon legislatif dari Tangerang Selatan, Sofia tampak seperti berlomba agar suaranya bisa didengar pemirsa.
Liputan kampanye Annas cukup hidup karena ada ‘show’ berbeda.
Selain antusiasme, kelebihan liputan live Muhammad Annas yakni saat ia menunjukkan kartu asuransi yang diterima para simpatisan Partai Hati Nurani Rakyat. Laksana pesulap, tangan kanan Annas kemudian mengeluarkan lima kartu asuransi keselamatan yang diberikan gratis kepada pendukung partai bernomor urut 10 ini.
Berada di keramaian, tapi mengapa hanya ‘bisik-bisik’?
Syilfia Mailani alias Sisil sudah mencebur ke lokasi di mana terdapat keramaian massa yang datang ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Tapi, amat disayangkan, mengapa suaranya tak tampak antusias di sana.
Berada di pelataran pintu masuk Stadion Gelora Bung Karno, diiringi gambar ciamik gelombang kedatangan para simpatisan Hanura, Sisil kurang berani bereksplorasi dengan suasana. Tidak mencoba menggaet salah seorang peserta kampanye yang ‘menghampirinya’. Juga, tak bergairah menunjukkan lokasi yang ada di sekelilingnya dengan sudut pandang berbeda.
Ada-ada saja angle yang diambil Elmo. Bagaimana kampanye akbar meninggalkan sampah yang tak sedikit.
Berdiri di tangga Pintu 3 Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, saat kampanye Partai Gerindra digelar, Benedict Elmo justru mengambil angle tentang bagaimana penyelenggara dan massa peserta kampanye seharusnya menjaga kebersihan tempat kampanye.
Kekuatan massa adalah keunggulan besar sebuah liputan live. Menjadi masalah besar, mengapa Rahmi Febriani tak mengoptimalkan kekuatan yang dimilikinya ini…
Rahmi Febriani, ia biasa disapa Ami, hadir di sebuah even besar: kampanye pemilu yang dihelat Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Lokasinya pun mentereng: Istana Olahraga alias Istora Senayan. Sayang, Ami tak memaksimalkan kekuatan massa yang ada di sekitar kampanye.
Mengambil side bar, sisi lain, banyaknya bus yang disewa para pendukung kampanye menjadi pilihan yang juga asyik. Apalagi, Ami menceritakan bagaimana pernyataan para sopir yang meraup rezeki kampanye. Namun, dalam jurnalisme televisi, fakta seperti ini tak sebaiknya disampaikan dalam kalimat tak langsung. Berbeda nilainya kalau ada wawancara langsung dengan abang-abang pengemudi metro-mini atau kopaja yang dicarter pengurus partai itu.
Ada ungkapan, setiap orang punya ‘kembaran’ di dunia ini. Setidaknya ada tujuh kembaran kita. Baik kembar secara nama, fisik, maupun sifat.
Dua Agustinus Eko bertemu. Anda punya kembaran dalam hidup ini?
Sudah lama saya penasaran saat membaca e-mail, ada berita terkirim dari Kompas TV Kendari dengan nama peliput bernama ‘Agustinus Eko’. Akhirnya, dalam kesempatan 3 hari 2 malam ke Kendari akhir pekan lalu, bisa juga bertemu dengan sang “kembaran” itu. Tak menyia-nyiakan kesempatan saat bertemu dalam workshop Aliansi Jurnalis Independen (AJI) terkait Pelaksanaan Jaminan Sosial Nasional di Swiss Belhotel, kami pun berpose bersama. Inilah Agustinus Eko, video journalist (VJ) Kendari TV alias Kompas TV Kendari yang jadi kembaran saya.
Penetapan status tersangka Suryadharma Ali oleh KPK, menjadikan posisi kuncinya di kementerian maupun partai terancam. Liputan Jason Leonardo memutar ulang kisah saat politisi ulung PPP ini memimpin kampanye pemilu legislatif.
Pengumuman Komisi Pemberantasan Korupsi yang menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa haji pada 2012-2013 mengejutkan banyak pihak. Dari Kementerian Agama, menjadi pertanyaan besar, siapa lagi yang bakal tersangkut. Dari DPR pun pada bertanya-tanya, akankah wakil rakyat yang terhornat juga akan terseret kasus ini.