Saya sering terheran dengan kehidupan ini. Mengapa di beberapa pertandingan sepak bola penting yang saya ikuti berakhir dengan adu penalti? Dalam lomba interclassmeeting SMA Negeri 4 Surabaya 1992, Dekan Cup FISIP Unair 1999, turnamen sepak bola antar kampung di Distrik Lautem, Lospalos, Timor Leste 2001, dan kemarin 17-an kantor PMO Prakerja.
Continue reading “Adu Penalti Kehidupan”Foto Mini Soccer: Proses Gol
Ketika berhasil dalam sebuah pencapaian, sebaiknya dirayakan. Diglorifikasi. Daripada menyebar visual yang justru malah tak patut.
Awal 2000-an, saya mengikuti beberapa kali psikotes kerja. Dari Surabaya jauh-jauh ke Jakarta. Untuk beberapa media ibu kota. Pernah juga tesnya di Surabaya saja. Hampir semua tes itu berakhir dengan kegagalan. Kenapa ya?
Continue reading “Foto Mini Soccer: Proses Gol”Foto Mini Soccer: Selebrasi Sujud
Kenapa memilih selebrasi sujud? Ya pengen aja.
Ada yang mengkritik cara selebrasi sujud saya saat mencetak gol dalam minisoccer friendly kantor beberapa saat lalu.
“Sujud itu tak seperti itu, Jo. Bagian lengan di atas siku tak boleh menempel tanah,” kata seorang kawan.
Continue reading “Foto Mini Soccer: Selebrasi Sujud”Emas Sepak Bola Sea Games: Belum Saatnya Buka Puasa
Tiga puluh satu tahun setelah meraih emas Sea Games Manila 1991, tampaknya dahaga kembali menjadi juara sepak bola di Pesta Olahraga Asia Tenggara harus diperpanjang.
Sedih. Semua sedih. Ternyata, Egy Maulana Fikri dan kawan-kawan belum bisa memutus mata rantai kegagalan meraih emas Sea Games sejak Manila 1991.
Continue reading “Emas Sepak Bola Sea Games: Belum Saatnya Buka Puasa”
Gebrakan Alex Bambang Riatmodjo
SEMAKIN ruwet saja dunia sepakbola Indonesia. Dan keruwetan itu semakin bertambah dengan kasus di Stadion Jatidiri, Semarang, Jum’at (19/2) kemarin. Seperti baru saya baca beritanya di Jawa Pos online, usai pertandingan Divisi Utama antara tuan rumah PSIS menjamu Mitra Kutai Kartanegara, seluruh perangkat pertandingan dibawa ke Poltabes Semarang atas perintah Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo.
Setelah wasit Dedy Wahyudi dari Denpasar meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, belasan aparat berpakaian preman menguntit wasit dan dua asistennya serta pengawas pertandingan ke ruang ganti. Usai berganti pakaian, keempatnya diangkut dengan mobil polisi ke Polwiltabes Semarang untuk menjalani pemeriksaan. Selain wasit Dedy Wahyudi, ikut pula diciduk asisten wasit I Fajar Riyadi (Yogya), asisten wasit II Sutopo (Surabaya), dan Penagwas Pertandngan Khairul Agil.
Cahaya dari Timur, Sepak Bola Penawar Tawur
Di tengah kisruh sepak bola nasional berlarut-larut, di tengah tercabiknya kerukunan antar umat beragama, Cahaya dari Timur hadir membawa kedamaian.
http://www.youtube.com/watch?v=kJCGnUKj-C4
Sudah lama ingin menonton film terbaik Piala Citra 2014 ini, akhirnya kesampaian juga. Diangkat dari kisah nyata, Film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku sejak awal mengambil pilihan untuk menghadirkan gambaran kondisi yang sebenarnya berdasarkan cerita nyata. Pendekatan sosial budaya dan akurasi fakta menjadi elemen penting dalam pengerjaan film yang tema utamanya ditegaskan dalam satu kalimat: merangkai persaudaraan -dalam konflik agama- lewat sepak bola.
Continue reading “Cahaya dari Timur, Sepak Bola Penawar Tawur”