Menjadi pejabat tak harus ‘ja-im’ alias ‘jaga image’. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memahami benar hal itu. Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur, Khofifah menyampaikan pesan kebangsaan dengan gaya anak muda, tampil bersama grup musik kenamaan ‘Slank’.
Pada konser bertajuk Silaturahmi Merajut Kebangsaan yang berlangsung di Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu malam, 17 September semalam, Kaka sang vokalis Slank mendaulat Mensos menyanyikan lagi ‘Ku Tak Bisa’.
“… Pernah Berpikir ‘tuk Pergi
Dan Terlintas Tinggalkan Kau Sendiri
Sempat Ingin Sudahi Sampai Di Sini
Coba Lari Dari Kenyataan
Tapi Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu…”
Ratusan santri dan slankers ikut menyanyi sepanjang perempuan kelahiran Surabaya itu menyenandungkan lagu. Di panggung kecil yang tak berjarak dengan penonton itu Khofifah melambaikan tangan pada ratusan Slankers yang datang dari Mojokerto, Malang, Pandaan, Lamongan, Pasuruan, Tuban, Lumajang, Brebes dan berbagai kota lainnya.
“Ini baru pertama kalinya saya sepanggung menyanyi bersama Slank. Kebetulan ini memang lagu favorit saya. Ku Tak Bisa dan Terlalu Manis. Itu yang sering saya nyanyikan ,” kata Khofifah seraya tersenyum.
Khofifah yang tampak anggun dalam balutan gamis hitam denga aksen manik-manik merah dan jilbab warna senada tampak larut dalam lagu. Usai menyanyi, tak lupa ia menyampaikan pesan-pesan kebangsaan.
“Mari kita bangun toleransi di tengah perbedaan. Saling rangkul bukan saling memukul. Kita semua bersaudara maka jangan saling memecah belah. Jaga negeri ini, ukir prestasi dan harumkan nama bangsa,” ujar Mensos.
Bersama Kaka, Khofifah kemudian mengajak seluruh santri dan Slankers menyanyikan lagu Ya Ahlal Wathon.
Lagu yang diciptakan Kyai Wahab Hasbulloh pada tahun 1916 ini menggema di tanah lapang di samping ponpes. Lautan santri berbaju putih dan peci putih menyanyi dengan khidmat sambil mengepalkan tangan kanan mereka ke atas.
“Lagu tersebut memiliki syair semangat kebangsaan sangat luar biasa. Coba simak liriknya ‘Pusaka Hati Wahai Tanah Airku, Cintaku dalam Imanku. Jangan Halangkan Nasibmu. Bangkitlah Hai Bangsaku’,” ujarnya bersemangat.
Khofifah mengungkapkan nasionalisme dan cinta tanah air penting ditanamkan kembali kepada anak bangsa. Maraknya gerakan radikal, isu berkedok agama namun bertujuan memecah-belah persatuan bangsa, bahaya miras, narkoba, pornografi dan lain-lain harus ditangkal dengan pendekatan-pendekatan yang kreatif.
Salah satunya seperti konser Slank yang merupakan gagasan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP). Konser ini bertujuan membangun penguatan nasionalisme dan kebangsaan melalui musik. Apalagi, lanjutnya, sebelum konser berlangsung anak-anak muda ini juga diberikan pemahaman dan wawasan kebangsaan.
“Sosialisasi kebangsaan dan kebhinekaan melalui musik ini merupakan formula tepat untuk segmen anak muda. Mereka bisa bergembira menonton konsernya, sambil mereka bisa menyerap pesan kebangsaannya. Ini sangat menarik dan tidak membosankan,” tuturnya.
Sebelum menghadiri konser “Silaturahmi Merajut Kebangsaan”, Mensos menemui dan menyerahkan santunan kematian kepada empat keluarga ahli waris korban meninggal longsor tambang pasir di Mojosari, Mojokerto.
Bertempat di Pendopo Kabupaten Mojokerto, Mensos menyampaikan santunan kematian sebesar Rp15 juta per jiwa. Total bantuan yang diserahkan untuk empat korban meninggal adalah Rp 60 juta.
“Mari kita bermunajat bersama-sama semoga korban meninggal diberikan tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, kekuatan dan ketabahan,” kata Khofifah seraya menengadahkan tangan.
Ahli waris yang terdiri dari istri para korban tampak menundukkan kepala dalam-dalam. Air mata mengalir dari kedua sudut mata mereka. Sementara bayi-bayi terlelap dalam dekapan sang ibu.
Sebanyak empat korban meninggal adalah Rajino (49) warga Dusun Jurangsari, Desa Belahan Tengah, Mojosari. Iswanto (35), Wijanarko (35), Kodir (60), ketiganya warga Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul.
Seperti diketahui pada hari Kamis (14/9) sekira pukul 06.00 WIB, tebing setinggi 8 meter di tambang tradisional Disun Glogok, Desa Sumbertanggul, longsor. Sebanyak empat dari lima pekerja tewas tertimpa tanah dan pasir. Insiden ini terjadi diduga akibat kondisi tebing yang labil karena bagian bawah digali secara terus-menerus.
Pesan kebangsaan memang tak harus disampaikan secara kaku. Ada kalanya dikemas dengan asyik. Dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melakukannya dengan tepat dan cermat. Kekinian dan menyentuh anak muda.
“Lalu Mau Apa Lagi
Kalau Kita Sudah Gak Saling Mengerti
Sampai Kapan Bertahan Seperti Ini
Dua Hati Bercampur Emosi
Tapi Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Sabar Sabar Aku Coba Sadar
Sadar Sadar Seharusnya Kita Sadar
Kau Dan Aku Tercipta
Gak Boleh Terpisah
Dan Tak Bisa Jauh Jauh Darimu
Ku Tak Bisa Jauh Jauh Darimu …”
Sebagaimana ditayangkan di http://tz.ucweb.com/9_1GckP