Sudah lebih sepuluh tahun saya tak ke Jember.
Jember, kini berkembang amat pesat. Bahkan, kabupaten berpenduduk 2,3 juta jiwa ini layak disebut sebagai kota terbesar ketiga di Jawa Timur. Setelah Surabaya dan Malang, tentu saja. Dan tentu saja masih lebih besar daripada Kediri dan Madiun. Karena di Jember ada Universitas Negeri. Karena di Jember ada Stasiun Kereta Api -satu hal yang juga dimiliki Madiun dan Kediri, sih.
Tapi, efektivitas Bandara Notohadinegoro sejak tiga tahun lalu membuat Jember bisa lebih unggul dari kota-kota kelas menengah lain di Jatim. Bandara yang sebenarnya sudah ada sejak era Gus Dur ini menjadi kekuatan utama Jember karena di era Jokowi mulai ada penerbangan komersial rutin. Sebelumnya hanya untuk pesawat sewa atau carter. Kini ada dua penerbangan rutin melalui pesawat ATR 72-600 melayani Jember-Surabaya dari dua maskapai: Garuda Indonesia dan Lion Air. Dari Surabaya baru akses ke berbagai titik lain di nusantara terhubungkan dengan mudah.
Meski bandaranya amat sederhana. Untuk mengambil bagasi pun tak ada conveyer belt, tapi langsung ambil di lobang yang menghubungkan jalur kedatangan dan runway. “Bandaranya mirip kandang ayam,” kata Dody, sahabat saya yang sudah belasan tahun bermukim di Jember dari sebelumnya warga Surabaya. Walau minimalis, hadirnya bandara yang mengambil nama bupati pertama Jember ini sangat mempermudah akses ke Jember, dari sebelumnya perlu 4 hingga 7 jam perjalanan darat dari Surabaya.
“Ladies and gentlemen, we just landed at Jember, Welcome to the World Carnaval Fashion City,” begitu sapaan pilot saat pesawat buatan Perancis yang kemarin saya tumpangi mendarat.
Ya, selain berbagai lokasi wisata pantai memesona, Jember dikenal juga karena inisiatif Dynand Fariz menggelar event Jember Fashion Carnaval sejak 2001. Acara yang berlangsung selama 4 hari pada Agustus dan sudah digelar 16 kali ini menjadi magnet yang membawa Jember selevel dengan Festival Bunga di Pasadena, Amerika Serikat, Rio de Janeiro Brasil, dan juga event-event budaya internasional lain. JFF menjadi ‘gula’ utama Jember. Bayangkan saja, banner besar acara tahun lalu masih terpasang di bandara, agar bisa jadi sarana orang selfie saat menginjak Jember.
So, kapan Anda berencana ke Jember?
Seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/4_3vUEC