Davi The Filmmaker

Jurnalis KompasTV, filmmaker hebat dari Aceh.

Davi Abdullah dikenal sebagai pembuat film keren dari Tanah Aceh. Ia juga koordinator peliputan di KompasTV Aceh. Saya mengenalnya saat statusnya masih kontributor lokal dan dari balik meja Palmerah saya menjadi koordinator peliputan daerah. Kini, meski sudah naik jadi korlip Aceh, Davi masih giat berkarya di dunia film.

Saya ingat kisahnya saat Museum Tsunami Aceh dibangun. “Saya punya dokumentasi pengerjaannya dari hari ke hari. Saya simpan dalam disk berterra-terra,” kisah Davi tentang museum heroik rancangan Ridwan Kamil itu.

Di web blog ini juga, saya pernah menulis tentang featurenya yang keren. Judulnya ‘Setumpuk Ikan Pulau Banyak’, mengisahkan perjuangan keseharian Jaswadi, nelayan di Pulau Banyak, Aceh Singkil, yang menjadi sasaran personalisasinya. Dari Jaswadi berangkat dengan perahu sederhana, termasuk proses mencari ikan di perahu dengan alat pendeteksi karang. “Di mana ada karang, di situ ada ikan,” katanya. Ada pula adegan Jaswadi gagal mendapatkan ikan, hingga akhirnya setumpuk ikan diperolehnya dan dijual ke keramba Dedi sang agen ikan. Ada nyanyian sukacita mengakhiri pekerjaan seharian Jaswadi.

Saat masih mengajar mata kuliah ‘Produksi Televisi’ di Universitas Multimedia Nusantara beberapa tahun lalu, saya lemparkan pertanyaan ke mahasiswa, apa keistimewaan feature ini? Jawabannya beragam: prosesnya panjang, gambarnya bagus, visualnya komplet, tetap stabil saat take di perahu goyang, ada detail shot, serta timelapse yang memberi warna.

Untuk karya jurnalistik televisi, apa yang dipersembahkan Davi layak menjadi contoh. Ia bekerja total. Menjadi jurnalis media audio visual tak ubahnya pekerja seni, meski untuk liputan mengikuti nelayan seharian atau ambil gambar ricuh demo lima belas menit, video itu tetap diputar maksimal 3 menit di sebuah paket berita. Tapi, tentu kepuasaannya berbeda, antara meliput berita dengan usaha panjang dengan mengambil gambar orang lewat saat unjuk rasa.

Kemarin, saya bertemu lagi dengannya di Aceh. Dalam waktu dekat, Davi bercita-cita menyelesaikan kuliah master film di Insitut Kesenian Jakarta. Ayah dua anak dan suami seorang dokter ASN ini terus bertekad mengembangkan keterampilan dirinya.

“Saya berharap mendapat keleluasaan dalam bekerja, karena mengembangkan kompetensi dan menambah ilmu-ilmu baru juga menjadi prioritas dalam hidup,” kata Davi, tentang tekadnya untuk tak berhenti belajar.

Kawan-kawan di Aceh sudah kondang mengenalnya sebagai filmmaker unggul. Tapi, Davi tetap rendah hati dan ingin terus mengupgrade diri.

Maju terus, Dav!

Leave a Reply

Your email address will not be published.