Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Nobar Warkop Pitulikur

Malam minggu di Warong Kopi Pitulikur, Surabaya. Tempat nongkrong favorit ‘Bonek’ dan penggemar sepak bola Surabaya.

Big match Liga Inggris antara Liverpool dan Arsenal terjadwal sepak mula 00.30 WIB, sudah masuk Minggu. Tapi, sejak Sabtu malam, penggemar bola warung itu sangat padat. Di sinilah biasanya ‘Bonek’ atau pendukung berat Persebaya nonton bareng setiap klub Liga 1 kebanggaan Arek-Arek Surabaya itu berlaga. Dinamakan Warong Kopi Pitulikur karena Pitulikur merupakan Bahasa Jawa untuk 27. Persebaya berdiri pada 1927, karena itulah tahun itu seperti ‘dikeramatkan’ bagi pendukung Persebaya.

Continue reading “Nobar Warkop Pitulikur”

Tungku Wiri di atas Sentani

Waktu kami tak banyak. Transit di Bandara Sentani sekitar 3 jam. Dari Merauke-Jayapura-Jakarta. Ke mana mau jalan-jalan?

Di Bandara Sentani saja, tentu bosan. Mau ke Skow atau kota Jayapura, terlalu jauh. Maka komprominya adalah Tungkuwiri, alias Bukit Teletubbies di atas Danau Sentani. Letaknya di antara Bandara Sentani-Stadion Papua Bangkit ke arah Kota Jayapura. Tapi, masih jauh dari kota. Bahkan belum sampai Abepura.

Continue reading “Tungku Wiri di atas Sentani”

Sota, di Batas Merauke-PNG

Ah, akhirnya kesampaian juga ke Sota. Batas Indonesia dengan Papua Nugini.

Terbentang 820 kilometer dan 86 pos jaga yang jadi perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini. Negara di Timur Irian Barat, alias Papuanya Indonesia. Setidaknya ada lima batas besar Indonesia dengan Papua Nugini. Saya pernah dua kali ke sisi Skouw, Jayapura. Dan, Desember 2023 ini berkesempatan ke Sota di Merauke.

Continue reading “Sota, di Batas Merauke-PNG”

Masih Ada “Om Telolet, Om!”

Bus dengan klakson berirama unik jadi hiburan anak-anak kecil.

Menumpang bus Mercedes-Benz OH 1626dari PO Hanesha Holiday dalam perjalanan plesir ke Lembang, ternyata fenomena “Om, Telolet, Om” masih ada. Ini cerita tentang anak-anak di jalur yang dilewati bus besar. Mereka berteriak, bahkan sembari kibar-kibarkan uang 2 ribuan, meminta agar sopir bus memainkan klakson nyaring dengan nada lagu-lagu anak-anak.

Continue reading “Masih Ada “Om Telolet, Om!””

Taman Satwa Frederik Gebze

Tak banyak yang jadi tempat hiburan di daerah. Karena itu, inisiatif Frederik Gebze membangun taman satwa bagi warga Merauke sungguh keren.

Begitu teman-teman yang kebagian tugas berkunjung bertemu Gubernur Papua Selatan dan Bupati Merauke bercerita bahwa mereka mampir ke ‘Kebon Binatang Mini Merauke’, saya pun mengincar menengok lokasi itu. Apalagi, ada nampak signage Kilometer Nol di sana, sementara kami belum jelas apakah jadi berkunjung ke Kilometer Nol Sota, batas Indonesia-Papua Nugini.

Continue reading “Taman Satwa Frederik Gebze”

Musamus, Rumah Rayap Khas Merauke

Di Papua Selatan, ada kekayaan alam sangat khas. Orang menyebutnya sebagai rumah semut. Dari sini, kita belajar dahsyatnya fauna bekerjasama.

Dalam perjalanan menuju Sota, perbatasan Merauke dan Papua Nugini, kami berhenti di kawasan Taman Nasional Wasur.  Taman Nasional Wasur merupalan salah satu taman nasional  di Indonesia. Letaknya berada di bagian tenggara Provinsi Papua Selatan. Namanya merupakan nama salah satu desa di dalamnya. Nama tersebut berasal dari kata bahasa Marori yaitu Waisol yang berarti kebun.

Continue reading “Musamus, Rumah Rayap Khas Merauke”

Kuliner Merauke: Ikan Kakap Merah dari Tual

Di daerah timur, menu ikan adalah kunci. Unik, ternyata ikannya pun “impor”.

Malam terakhir di Merauke. Mau makan malam di mana? Violetta Sulendorong, reporter RRI Merauke memberi rekomendasi. Rumah makan ‘Kelapa Lima’ jadi referensi utama. Meski di situ ada juga sate rusa -kuliner khas Merauke- namun ada juga ikan, kepiting, udang, and menu makanan laut lainnya.

Continue reading “Kuliner Merauke: Ikan Kakap Merah dari Tual”