Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Hari ke-25 di Hawaii: Ketika Tenaga Manusia Kian Langka

Orang-orang dari negeri maju sering geleng-geleng kepala, mengapa di Indonesia sebuah pekerjaan sederhana harus dilakukan oleh lebih dari satu orang?

Sewa DVD swadaya.  Mengurangi tenaga kerja bergaji tinggi.
Sewa DVD swadaya. Mengurangi tenaga kerja bergaji tinggi.

Saya pernah membonceng motor seorang kolega dari Australia. Lokasi pertemuan kami ada di sebuah hotel di kawasan Ambassador, Jakarta Selatan. Saat keluar dari hotel –as always, motor selalu dianaktirikan soal tempat parkir- kawan ini heran. “Masak untuk urusan parkir saja butuh orang sebanyak itu?” tanyanya. Maklum, untuk keluar dari parkiran, setidaknya ada 3 petugas yang kami temui. Bagian pembayaran tiket, pengecekan STNK dan satu orang lagi, atau dua ya?, pria yang bertugas mengarahkan motor menuju lorong-lorong selanjutnya. Betapa tidak efektifnya! (Setidaknya menurut kawan tadi).

Continue reading “Hari ke-25 di Hawaii: Ketika Tenaga Manusia Kian Langka”

Hari ke-24 di Hawaii: Transportasi yang Memanusiakan Manusia

Salah satu ciri negara maju: memberikan layanan angkutan memadai bagi warganya.

Bus Hawaii sahabat difabel. Pintunya harus bisa dibuka miring sebagai jalan kursi roda.
Bus Hawaii sahabat difabel. Pintunya harus bisa dibuka miring sebagai jalan kursi roda.

Beberapa kali ke mancanegara, beruntung sempat memanfaatkan fasilitas layanan transportasi publik di setiap kawasan. Sempat mengecap bus dan MRT Singapura, Bus Conexxion serta kereta api di Belanda Utara, trem di Amsterdam, kereta gratisan Utah rail service di Salt Lake City, juga Metro atau subway alias kereta bawah tanah di Amsterdam, Paris, Washington DC memberikan pemaknaan tersendiri. Betapa negara berupaya semaksimal mungkin memanusiakan warganya melalui sarana angkutan yang nyaman.

Minggu kemarin, hari libur terakhir di Hawaii sebelum lusa bertolak ke Indonesia, saya manfaatkan dengan berkeliling Pulau Maui. Namanya pulau kecil, di sini tak ada kereta api. Yang ada bus, dioperasikan oleh operator pemerintah bernama Roberts Hawaii.

Continue reading “Hari ke-24 di Hawaii: Transportasi yang Memanusiakan Manusia”

Hari ke-23 di Hawaii: Hidup Sehat, Rokok, dan Game Over

Negara maju punya banyak cara untuk mengajak warganya hidup sehat.

Iklan layanan mencegah perokok pemula. Ditempatkan di mall.
Iklan layanan mencegah perokok pemula. Ditempatkan di mall.

Amerika Serikat paham betul akan masa depan generasi mudanya. Termasuk dalam soal penanggulangan rokok. Aturan soal larangan merokok di tempat umum amat ketat. Juga hukum bahwa anak di bawah 18 tahun tak boleh membeli rokok, bukanlah regulasi basa-basi. Dan, mereka paham betul, salah satu cara mengerem jumlah perokok –terutama di kalangan anak muda- yakni dengan menekankan sisi pencegahan. Untuk kalangan funky, harus pula dibuat iklan yang gaul.

‘Silent Killer. You Smoke, You Die. Game Over’. Keren sekali iklan layanan masyarakat yang dipajang di dekat toilet Queen Ka’ahumanu, sebuah pusat perbelanjaan di kota Kahului, Pulau Maui. Start Living Healthy HI, komunitas hidup sehat di Hawaii, menjadi kelompok yang bertanggungjawab dalam pemasangan pariwara sosial itu.

Continue reading “Hari ke-23 di Hawaii: Hidup Sehat, Rokok, dan Game Over”

Hari ke-22 di Hawaii: Beleid Sah Pernikahan Sesama

Mau tahu ada berita apa lagi di Amerika? Pernikahan gay semakin luas dilegalkan. Jangan bayangkan mempelainya selalu muda usia.

Berita pengesahan pernikahan sesama di Arizona. Menambah daftar negara bagian di AS.
Berita pengesahan pernikahan sesama di Arizona. Menambah daftar negara bagian di AS.

Foto master halaman A5 The Maui News edisi 18 Oktober menyita perhatian. Robert Gordon dan Stephen Kranyak –dari namanya jelas kan, sama-sama pria- berciuman bibir di Gedung Pengadilan Pima County Superior Court, setelah negara bagian Arizona resmi mengesahkan pernikahan pasangan gay.

Mengutip AP, koran Maui memberitakan, pasangan sesama jenis berbaris di depan pengadilan segera setelah Jaksa Agung Tom Horne mengetuk palu bahwa negara bagian itu menyetujui pernikahan antar homoseksual. David Larance dan Kevin Patterson, satu di antara pasangan gay, merefleksikan perasaannya, “The best way I can describe it, is that it gives me such peace of mind.” Patterson pun sesenggukan menangis.

Continue reading “Hari ke-22 di Hawaii: Beleid Sah Pernikahan Sesama”

Hari ke-21 di Hawaii: Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat

Selamat untuk Joko Widodo yang dilantik sebagai presiden ketujuh Indonesia.

Jokowi dalam blusukan. Merasakan langsung penderitaan.
Jokowi dalam blusukan. Merasakan langsung penderitaan. (Foto: Merdeka.com)

Indonesia sedang bungah. Presiden ketujuh dalam sejarah Republik ini resmi dilantik. Joko Widodo –berpasangan dengan Jusuf Kalla- menjadi duet pemimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan, 2014-2019.

Terpilihnya Jokowi memberikan catatan tersendiri, karena pria Solo ini mendekonstruksi, atau tepatnya mendesakralisasi, sosok seorang presiden. Selama ini, presiden diidentikkan dengan orang yang karismatis, gagah, jago berpidato, berpendidikan tinggi, keturunan bangsawan, atau dari kalangan militer dengan ketegasan dan kecakapan begitu rupa. Jokowi mendobrak semua paradigma itu. Ia adalah antitesa semua gambaran tentang stereotipe seorang pemimpin.

Continue reading “Hari ke-21 di Hawaii: Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat”

Hari ke-20 di Hawaii: No Problem, No Excuse

Setiap hari kita seharusnya memiliki setiap alasan untuk terus bergembira. Apa yang membuat Anda sedih hari ini? Pernah mendengar kisah tentang Nick Vujicic, toh?

Salah satu sesi di kelas kami hari ini memutar video Nicholas James -akrab dipanggil ‘Nick’- Vujicic saat tampil di program Oprah Winfrey Show. Nick kini berusia 32 tahun, warga negara Australia yang lahir dalam tetra-amelia syndrome alias kelahiran tanpa dua kaki dan tangannya.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=YwpiZTp0N9k]

Continue reading “Hari ke-20 di Hawaii: No Problem, No Excuse”

Hari ke-19 di Hawaii: Petakan Masalah, dan Menulislah…

Dengan mempelajari mindmapping, kita bisa menggerakkan pikiran lebih cepat, menuangkannya dalam tulisan, dan mencari solusi secara sistematis.

Konsep dasar mindmapping, Sentral ide adalah pohon, kata-kata kunci adalah cabangnya.
Konsep dasar mindmapping, Sentral ide adalah pohon, kata-kata kunci adalah cabangnya.

Salah satu subyek lain dalam pelatihan di sini yakni terkait kemampuan menulis. Ada empat sesi khusus untuk mengenalkan dan mengasah penulisan –baik teori, diskusi, maupun praktek- dalam topik besar ‘Writing Skill’. Pengajarnya, seorang profesor Matematika asal India.

Satu setengah sesi pertemuan di antaranya khusus membahas ‘mindmapping’. Pernah mendengar istilah ini? Mindmapping merupakan cara berpikir dengan membuat diagram, atau cabang-cabang atau sebuah topik besar. Dari sebuah topik besar yang menjadi judul atau pusat pemikiran itu kemudian dikembangkan dalam berbagai ide-ide turunan, yang kemudian diturunkan lagi menurut berbagai kata kunci.

Continue reading “Hari ke-19 di Hawaii: Petakan Masalah, dan Menulislah…”

Hari ke-18 di Hawaii: Awas, Kusampaikan ke Ibu Mertuamu!

Ini salah satu subyek paling menarik selama pelatihan di sini. Sesi “Comunicating Effectively’. Termasuk di antaranya, teori dan praktek menjadi ‘The Speechmaker’.

Berlatih menjadi 'The Speechmaker'. Jangan lup. 'connecting with audience'.
Berlatih menjadi ‘The Speechmaker’. Jangan lupa untuk ‘connecting with audience’.

Menjalani tujuh sesi tentang komunikasi memberi rasa asyik tersendiri. Bukan hanya karena saya merasa bahwa “Ini bidangku, jadi jangan sampai ngantuk,” tapi juga karena pembawaan pembicaranya. Begitulah, mau rapat, mau seminar, atau kuliah, dua faktor yang mampu membuat audiens tetap terjaga selalu terkait apa subyeknya dan bagaimana cara membawakannya.

Fasilitator kami berasal dari sebuah negara di Afrika. Seorang ekspert di bidang komunikasi. Selain gayanya yang antusias, bicara meledak-ledak, dan sering menyebut nama audiens, satu keunikan lain yakni celetukan lucunya. Sering sekali pria ini berucap joke, “Hei, I’ll tell it to your mother-in-law. Jangan macam-macam, akan saya bilang ke ibu mertuamu.” Hahaha..

Continue reading “Hari ke-18 di Hawaii: Awas, Kusampaikan ke Ibu Mertuamu!”

Hari ke-17 di Hawaii: This Time for Africa!

Afrika, benua eksotis. Banyak misteri di dalamnya. Sebelum berkesempatan ke sana, doakan dulu permasalahan urgen mereka.

Afrika nan penuh pesona. Selalu gembira dalam nyanyinya.
Afrika nan penuh pesona. Selalu gembira dalam nyanyinya.

Karena kasih kemurahan Tuhan, rasanya tinggal Afrika saja bagian benua yang belum terinjak. Afrika, menyimpan eksotisme, menyimpan misteri nan luar biasa. Tapi juga banyak keajaiban dan anugerah Sang Pencipta di sana.

Sore tadi, pentas kebudayaan diisi peserta dari Afrika. Sejenak kami diajak ‘terbang’, mengikuti sekelompok kawan yang bersatu mewakili Nigeria, Pantai Gading, Kongo, Rwanda, Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe dan (Anda pernah dengar nama negara ini?) Seychelles. Beda dengan kelompok lain, mereka mengemas performanya dalam bentuk drama. Judulnya ‘Jabulani Afric Me’, kurang lebih artinya, ‘Bergembiralah Afrikaku!’. Ingat kan, bola resmi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan bernama Jabulani?

Continue reading “Hari ke-17 di Hawaii: This Time for Africa!”

Hari ke-16 di Hawaii: Dari Asia Tenggara dengan Cinta

Musik adalah bahasa universal. Kami membuktikannya di pentas kebudayaan. Menampilkan angklung jadi pembeda.

Penampilan angklung di pentas budaya. Real music jadi pembeda.
Penampilan angklung di pentas budaya. Real music jadi pembeda.

Salah satu bagian paling asyik dari program di sini adalah penampilan kebudayaan. Kami, peserta pelatihan yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara, bergabung dalam satu penampilan. Sementara pada hari lain, pentas seni budaya diisi dari kelompok peserta dari negara-negara Afrika, Eurasia, Amerika Latin, dan India.

Sempat ada diskusi, apa yang akan kami tampilkan mewakili kawasan. Mencomot youtube yang menjelaskan keindahan negeri masing-masing, memaparkan data via layar monitor, atau mengibarkan bendera-bendera kecil sampai raksasa di panggung.

Continue reading “Hari ke-16 di Hawaii: Dari Asia Tenggara dengan Cinta”