Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Sebuah karya jurnalisme televisi tak bisa terlepas dari tiga rangkaian kerja: pra produksi alias perencanaan, proses produksi yakni eksekusi dan pasca produksi, atau bagaimana menghidangkan karya itu dalam kemasan menarik.
Ngakan Putu Dillon, Jayanti, Michael Nathaniel, Grace Sitorus, dan Ryan Irfan Fauzi memilih liputan konser artis korea BTS sebagai project Ujian Akhir Semester (UAS) Jurnalisme Televisi Universitas Multimedia Nusantara.
Meliput konser dan kemeriahan atau antusiasme penonton memiliki tantangan tersendiri. Tantangannya, jangan jadi paket liputan atau live report yang standar banget.
Tim yang terdiri dari lima orang ini – Stefani Sandika, Septiandi Rusli, Verren Wijaya, Deddy Darmanto, dan Annisa Rosa- mengerjakan project Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Jurnalisme Televisi Universitas Multimedia Nusantara dengan meliput BTS, alias Bangtan Boys, boy band dari Korea yang awalnya dikenal dengan Bangtan Sonyeondan.
LOMBOK BARAT – Kementerian dan Lembaga harus mengoptimalkan aset digital, terutama portal dan media sosial, sebagai ‘amunisi utama’ di era perang informasi seperti saat ini. Penggunaan aset digital yang tepat sasaran sangat membantu membuat masyarakat paham apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan pemerintahan Presiden Jokowi untuk menyejahterakan rakyat Indonesia.
Angle yang diambil masih terlalu umum. Juga perlu polesan di aspek lain, misalnya membuat PTC yang menarik, serta menyesuaikan visual di ‘frame’ sesuai dengan narasi yang dibacakan.
Sebagaimana kawan-kawannya di kelas Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara, Leonardo Budi Bagas, Alifia Nur Utami, Ariefiani Harahap, Annisa Maulida, Saskia Anindya mungkin baru kali pertama terjun liputan dalam even yang juga menjadi buruan wartawan media mainstream. Untuk ukuran mahasiswa semester empat, mengasah keberanian dalam peristiwa yang menjadi sorotan seperti ini tentu sudah patut diacungi jempol.
Ini salah satu video terbaik yang dihasilkan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara dalam Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi. Dimulai dengan lead narasi yang tidak mainstream.
Dibuka dengan Opening Bumper Break (OBB) yang super keren, Aras Jatiatmaja, Ahmad Resnu, Bagas Indra, Gulman Azkiya, Mardinal Afif, dan Rizky Bagus menyajikan lead yang ‘out of the box’ dibandingkan kelompok-kelompok lain.
Ini karya Ujian Tengah Semester Jurnalistik TV mahasiswi Universitas Multimedia Nusantara. Untuk ukuran jurnalis profesional tentu masih jauh dari standar. Tapi, not bad bagi level mahasiswa semester empat…
Lima srikandi Gracesillya Febriyani, Loretta Novelia, Ika Rodhiah, Riska Andriani, Sheren Oliviani memutuskan mengangkat sosok Luis Milla sebagai angle dalam peliputan latihan timnas U-22 di lapangan Sekolah Pelita Harapan. Ada poin-poin khusus dalam karya paket berita 2 menit 56 detik yang mereka buat sebagai kelengkapan UTS ini.
SIDOARJO – Kabar palsu atau hoaks saat ini mudah sekali tersebar secara viral tanpa dicek dulu kebenarannya. Menjadi penting bagi tokoh masyarakat, terutama pemuka agama, untuk menjadi yang terdepan menyuarakan kebenaran dan tidak terpancing ikut menyampaikan sebuah informasi meresahkan.
Harapan itu terangkum dalam diskusi ‘Sistem Informasi Global sebagai Ancaman Toleransi dan Harmonisasi Umat Beragama’ yang dihadiri Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Agustinus ‘Jojo’ Rahardjo dan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Muh. Anwar Nasir di Gereja Bethany House of Glory, Sidoarjo, Selasa, 14 Maret 2017.
YOGYAKARTA – Dalam dunia jurnalistik, dikenal adagium ‘bad news is good news, good news is no news, and no news is bad news’. Media sering memberitakan hal-hal yang buruk karena masyarakat suka membaca, mendengar atau melihat kabar buruk sebagai santapan yang baik bagi mereka.
Pemilihan topik ‘hard news’ dan live kelompok ini berbeda dengan lainnya. Expo budaya Korea menjadi pilihannya. Bagaimana mengemas sebuah event ‘semi soft’ ini menjadi bernuansa ‘hard’.
Dalam pelaksanaan Ujian Tengah Semester, mahasiswa kelas Produksi Televisi I Universitas Multimedia Nusantara dihadapkan pada project membuat satu paket berita ‘keras’ –lengkap dengan live reportnya- serta berita ‘ringan’ atau feature. Kelompok ini memilih ‘hard news’ mereka bukan dari tema mainstream, seperti tim lain menyajikan liputan penggusuran, videotron porno, sidang Jessica, dan perobohan Gedung Panin. Dessy Amelia, Sevtin Juliana, Meline Nabila, Yohanes Aldo, Jessica Bayu, Khansa Olivia, Ervan Dwi, Andre Kusnadi, dan Kevin Nathaniel meliput ekspo budaya Korea alias K-Pop, sebuah trend anak muda kekinian, yang digelar di Serpong.
Dua liputan ada sebagai hasil karya kelompok berisi sembilan mahasiswa yang menamakan diri ‘Multimedia TV’ ini. Hard newsnya dari kasus videotron porno, sementara paket feature dari festival kuliner di Tangerang City.
Yovi Syarifa, Ajeng Sekar, Catur Dharma, Putri Diana, Riani Angel, Mia Chiara, Yohana Ruth, Bernadin Mario, dan Daffa Syahnabil mempersembahkan dua paket liputan sebagai syarat Ujian Tengah Semester mata kuliah Produksi TV I Universitas Multimedia Nusantara.