Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Bicara Teknis tanpa Harus Menjadi Rumit

Dalam jurnalisme televisi, yang penyajian paket liputannya tak boleh terlalu panjang, kadang tak bisa menghindarkan diri dari liputan amat teknis. Kuncinya, bagaimana mengemas dan ‘menghidangkan’-nya ke pemirsa, tanpa membuat kening penikmatnya jadi berkerut.

Kali ini, kita membahas liputan Gerhana Matahari Sebagian di Planetarium Jakarta karya trio Debora Darmawan, Esther Suhana, dan Felita Herlina. Karena itulah, mereka memberi nama stasiun penyiarannya sebagai ‘DEF News’. Dalam durasi 2 menit 50 detik, mereka fokus pada angle “Bagaimana cara pengunjung Planetarium menyaksikan gerhana matahari”.

Continue reading “Bicara Teknis tanpa Harus Menjadi Rumit”

Menemukan Narasumber, Menemukan Harta Terpendam

Dalam sebuah liputan di kerumunan besar, menemukan satu atau dua narasumber untuk didapat SOT alias soundbytenya yang keren bak perburuan mencari mutiara di dasar laut.

Suka dengan paket liputan karya Nabila Muniva, Bidara Deo, Kevin Handoko, Marcella Ingrid, dan Arnold Agustinus dalam menyajikan kerja jurnalistik suasana Jakarta menyambut Gerhana Matahari 9 Maret lalu. Mengawali dengan grafis yang diambil dari internet, rangkaian gambar beralih menuju suasana Planetarium Taman Ismail Marzuki. Fokus mereka kemudian menemukan Michael, seorang bocah penggemar astronomi dengan teleskop yang dibawanya dari rumah. Ini hasil perburuan mutiara pertama.

Continue reading “Menemukan Narasumber, Menemukan Harta Terpendam”

Gerhana, Pramuka, dan Euforia Massa

Sebagai sebuah peristiwa alam amat langka, Gerhana Matahari ditunggu-tunggu oleh warga semesta. Kejadian bersejarah ini coba diabadikan dengan seksama. Beberapa titik lemah liputan menjadi pelajaran berharga.

Anglenya tak beda dengan beberapa tim liputan lain. Hafiz Raka Wibisono, M. Daffa  Syahnabil, Bagus Fauzi, dan Kevin Wonoharjo membuka paket berdurasi 2 menit 15 detik dengan penampilan wajah (PTC) Hafiz di gerbang depan Taman Ismail Marzuki. Sayang, tak jelas apa yang diceritakannya sebagai antrean, kurang close menyorot banyaknya pengunjung ‘seheboh’ narasi laporannya.

Continue reading “Gerhana, Pramuka, dan Euforia Massa”

Fokus pada Angle: Cara Unik Menikmati Gerhana

Masuk ke sebuah peristiwa besar seperti masuk ke hutan belantara yang penuh dengan aneka pohon. Kelompok ini memilih fokus pada satu ‘pohon’: liputan dengan Gerhana Matahari, dengan angle spesifik.

Mereka hanya bertiga – Karisma Indrajayanti, Rio Ebenhezer, dan Jhonathan Areasta- namun bisa memilih topik yang lebih fokus: bagaimana pengunjung Planetarium menikmati Gerhana Matahari dengan sarana sederhana. Tak ada rotan, akar pun jadi. Tak kebagian kacamata gratis, pengunjung Planetarium berkreasi dengan membawa slide bekas rontgen, atau plastik pembungkus air mineral sebagai alat mengintip matahari yang tengah diselimuti bulan.

Continue reading “Fokus pada Angle: Cara Unik Menikmati Gerhana”

Grafis Memberi Nilai Tambah pada Paket

Liputan Gerhana Matahari Total ini dilengkapi grafis. Meski singkat dan sederhana, tapi memberi added value tersendiri.

http://www.youtube.com/watch?v=l14IYnQH0Ko

Riset adalah kunci awal lahirnya proses jurnalistik yang berkelas. Prinsip ini dilakukan Ristania Tiara, Abidzar Ghifary, Rahma Amelia, Shela, Buko Vinaring, dan Rizka Apriyani saat peliputan Gerhana Matahari Total (GMT) Maret lalu. “Liputan GMT kami mulai dengan meriset banyak hal mengenai fenomena langka yang diramalkan akan terjadi di beberapa daerah di Indonesia ini. Seperti tempat mana sajakah yang akan dilalui oleh GMT tersebut, berapa lama durasi GMT berlangsung, persiapan dan perencanaan yang dilakukan untuk menyambut fenomena GMT tersebut, dan lain-lain,” papar Ristania.

Continue reading “Grafis Memberi Nilai Tambah pada Paket”

Membawa Pemirsa ke Lokasi

Salah satu keberhasilan sebuah liputan jurnalistik, apapun itu platformnya –tulis, online, foto maupun jurnalistik televisi, yakni membawa audiensnya seolah langsung berada ke lokasi.

Dibuka dengan bumper sederhana, Stella Hardy, Brigita Eveline, Elisa Kartika Barus  dan Bertold Ananda menyajikan liputan mereka dengan mengusung ‘misi’ itu: membawa pemirsa UMN TV seperti ikut berada di Planetarium Jakarta.

Continue reading “Membawa Pemirsa ke Lokasi”

Bicara Detail, Bicara Proses

Liputan proses nonton bareng Gerhana Matahari Parsial di Jakarta. Dikerjakan secara utuh, dieksekusi dengan runut.

Menyaksikan liputan karya Chintya, Dea Satriani, Lucia Gilberta Vania, Muhamad Farid Hardika dan Rina Ayu Larasati, tampak kerja keras gabungan dari pasca produksi (perencanaan), proses produksi (peliputan), serta pasca-produksi (editing) yang dikerjakan dengan matang dan penuh kehati-hatian.

Continue reading “Bicara Detail, Bicara Proses”

Ketika Warga Ibukota Berburu Gerhana

Liputan ini bermaksud menunjukkan proses gerhana matahari di Jakarta dan bagaimana penduduk Jakarta begitu antusias menyambut fenomena alam itu. Sayang, kurang dieksplorasi detail-detailnya.

Mia Chiara, Irwin Syahputra, Elma Adisya, Riani Angel, dan Padrepio Bailey Van Gaguk bersama-sama meliput gerhana matahari di Jakarta. Angle atau sudut berita yang mereka ambil yakni bagaimana antusiasme warga Jakarta memburu peristiwa alam nan langka ini. Karena itu, mereka rela berangkat subuh menuju Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Continue reading “Ketika Warga Ibukota Berburu Gerhana”

Anfield: A Night to Remember

Kemenangan dramatis 4-3 Liverpool atas Borussia Dortmund menjadikan partai ini sebagai salah satu laga dalam sepakbola internasional yang akan dikenang dan banyak diceritakan pada banyak generasi.

http://www.youtube.com/watch?v=KZRioL7nvCY

Para pendukung Liverpool sudah setengah frustrasi saat mereka hanya butuh hasil imbang tanpa gol, tapi justru ketinggalan 0-2 di Stadion Anfield, 14 April 2016, tepat sehari sebelum peringatan tragedi Hillsbourough ke-27.

Continue reading “Anfield: A Night to Remember”

Sepakbola Timor Leste yang Semakin Menggeliat

Artikel ini dimuat di http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2016/03/31/100936/3176451/425/sepakbola-timor-leste-yang-semakin-menggeliat?a991101mainnews

TLLiga Futebol Amadora menjadi tonggak sejarah kelahiran kompetisi sepakbola profesional Timor Leste. Beberapa ‘marquee player’ didatangkan dari negara tetangga yang sedang ‘mati suri’.

Dua bulan di awal 2000-an, untuk sebuah kegiatan sosial, saya terdampar di sebuah desa di ujung timur Timor Leste. Di Kampung Baduro, salah satu pelosok Distrik Lautem, tak ada hiburan modern yang dapat dinikmati warga. Tak ada listrik –tentu jangan bicara televisi dan internet, pun tak ada bahan bacaan rutin. Angkutan pedesaan menuju Lospalos, ibukota distrik yang berjarak 1,5 jam perjalanan, hanya hadir sekali sehari.

Continue reading “Sepakbola Timor Leste yang Semakin Menggeliat”