Sebuah protes sekaligus inspirasi dari seorang pria berdarah Perancis.
Selamat Jalan, Kelmi…
Sosok kawan yang unik, ceria dan konsisten dalam kerja kerasnya. Jurnalis CNN Indonesia.com meninggal dunia di usia 37 tahun.

Bicara tentang Kelmi, nama panggilan Helmi Firdaus, adalah bicara tentang malam-malam panjang. Kerap kali kami menghabiskan siang dan sore bersama, tapi lebih sering saat malam berjalan.
Kami tak ketemu di Universitas Airlangga, meski saya yang masuk Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP pada 1995 sebenarnya tak jauh dengannya sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 1997. Perkenalan dan kebersamaan banyak kami habiskan di tepi Lapangan Karanggayam, Surabaya, menyaksikan anak-anak muda nan kaya raya saat itu, para pemain Persebaya, berlatih dan bertanding. Selain Kelmi yang saat itu jurnalis Surabaya Post dan saya sebagai koresponden Tempo, gank kami antara lain: Amar Hamsyah dari tabloid olahraga Maestro yang kini ada di kantor Menpora, Billy Kompas yang kini jurnalis jagoan di KPK, Maruf El Rumi Jawa Pos yang kini di Koran Sindo dan rajin jadi komentator bola di MNC Group, serta Nanang Prianto Jawa Pos yang kini jadi Wapemred di medianya.
Selamat Jalan, Mas Panji…
Aktivis komunitas suporter sepakbola Indonesia berpulang di usia muda. Mewariskan semangat melawan ketidakberesan persepakbolaan Indonesia.

Amat kaget saat sepekan lalu mendapat kabar Panji Kartiko meninggal dunia. Ayah dua anak ini kini berada di peristirahatan abadi Tanah Kusir, Jakarta Selatan, setelah berjuang melawan penyakit lever. Sebuah pesan menyentuh diunggah di akun Facebook-nya 8 September lalu, foto bersama isteri dan dua puteranya, bertuliskan, “Semangat survival ini karena kalian…”
Saya mengenal Panji Kartiko sebagai seorang yang sangat mencintai sepakbola Indonesia. Perkenalan diawali saat memesan sebuah kaos bertuliskan ‘KORUPSSI’ sebagai simbol perlawanan pada PSSI era Nurdin Halid, lalu berlanjut interaksi di dunia media sosial. Sempat pula mengundang mantan Koordinator Pasoepati –kelompok suporter Solo- itu sebagai narasumber di dialog Kompas Petang Kompas TV, untuk topik ‘Mencari Solusi Kisruh Antar Suporter Sepakbola’.
Continue reading “Selamat Jalan, Mas Panji…”
Pelajaran Etika Jurnalistik dari Petra Lazlo
Seorang jurukamera televisi dari Hungaria ‘berperan’ saat meliput serbuan pengungsi dari Timur Tengah. Pemecatan menjadi buah dari tingkahnya.
Petra Lazlo memberi kita pelajaran berarti. Jurnalis televisi untuk situs berita Hungaria, N1TV, dipecat karena tingkahnya yang berlebihan. Tak hanya meliput pengungsi dari Suriah dan Irak yang menyerbu Eropa Timur, Lazlo juga melibatkan sentiment pribadinya.
Continue reading “Pelajaran Etika Jurnalistik dari Petra Lazlo”
Pelajaran dari Nggojeknya Anang Ma’ruf
Tak ada yang salah dengan eks pemain bola yang jadi tukang ojek atau sopir taksi. Semua profesi adalah mulia. Tapi, ada nilai berharga bisa dipetik dari kisah itu.
http://www.youtube.com/watch?v=fWwKR98P06o
Terhitung sejak 9 September 1948, saat Pekan Olahraga Nasional pertama dibuka Presiden Soekarno di Stadion Sriwedari, Solo, hari ini merupakan peringatan Hari Olahraga Nasional ke-67. Namun, alih-alih prestasi gemilang, dunia olahraga kita dihadapkan pada berbagai cerita sedih. Persoalan hari senja atlet, salah satu contohnya.
Arwa Damon Memotret Krisis Migran di Eropa
Ratusan ribu pengungsi dari Irak, Suriah, Afghanistan dan negara-negara lain di Asia bermigrasi ke Eropa. Mereka melintas Balkan demi Jerman sebagai tujuan. Tiga video liputan Arwa Damon CNN menceritakannya dari tiga perspektif berbeda.
http://www.youtube.com/watch?v=-cgIl7xGc5Y
Hari-hari ini, Eropa sedang dilanda krisis akibat serbuan manusia dari Timur Tengah yang mencoba mencari hajat hidup lebih baik. Mereka korban konflik dan pendudukan ISIS, menyeberang lewat Eropa Timur dan kawasan Mediteranian, menuju negara-negara Eropa Barat yang dirasa bakal memberi nasib lebih baik serta memiliki kebijakan terbuka terhadap migran. Sebenarnya, bagaimana status mereka ini masih dalam perdebatan serius, apakah migrant (orang yang menyeberang negara dan ingin hidup di negara itu), refugees (pengungsi sebagai korban), atau asylum seeker (pencari suaka).
Continue reading “Arwa Damon Memotret Krisis Migran di Eropa”
Silaturahim Donald Trump dan Kedewasaan Berpolitik Kita
‘Skandal’ pertemuan antara pimpinan DPR dan Donald Trump muncul pada saat yang tepat. Jadi adu kelihaian komunikasi politik.
Continue reading “Silaturahim Donald Trump dan Kedewasaan Berpolitik Kita”
Reshuffle Sembilan Setengah Bulan
Presiden Jokowi mengganti 6 anggota kabinetnya, sebelum tim kerja berusia setahun.
Semuanya begitu cepat. Presiden Jokowi memanggil satu per satu menteri yang akan dirombak seusai acara Hari Anak Nasional dan melayani wawancara media di Istana Bogor termasuk bersama Alfito Deannova dari CNN Indonesia TV di link ini. “Saya mencari menteri petarung, yang tak takut digertak, jadi bisa memutuskan bukan karena desakan atau gertakan,” kata presiden dalam wawancara itu.
Menjadi ‘Game Changer’ dalam Hidup
Perlu kita pikirkan, apakah kehadiran diri kita dalam tim member signifikansi tersendiri? Atau semuanya akan berjalan biasa seandainya kita tak ada. Atau, jangan-jangan eksistensi kita justru memperburuk situasi?
https://www.youtube.com/watch?v=B7e5WmNt0MA
Sudah satu jam pertandingan berjalan, tak ada satu pun percobaan pemain Liverpool ke arah gawang Jack Butland, kiper Stoke City, dalam laga perdana Liga Premier Minggu (9/8) lalu. Ambisi Kopites agar tim pinggir Kali Mersey itu setidaknya mampu membalaskan kekalahan 1-6 di laga penghujung musim lalu kian jauh di angan. Tak harus menang dengan margin lima gol, tapi cukup tiga poin yang sama, itu harapan para penggemar Liverpool di awal season 2015/2016.
Tayangan Dramatis tapi Sadis, Bolehkah Ditayangkan?
Menyoal tayangan dramatis di televisi.
http://edition.cnn.com/videos/bestoftv/2014/09/21/rs-tough-choices-maddox-cnn-covering-isis.cnn

Bagi sebuah stasiun televisi, mendapatkan video eksklusif adalah sebuah kemewahan dan keberhasilan tersendiri. Apalagi kalau tayangan itu tidak dimiliki oleh kompetitor pesaingnya. Tapi, bukan hanya soal pesaing tidak memiliki, kalau pesaing punya dan media kita tak punya, pun jadi masalah. Misalnya, berita gebuk-gebukan pengunjuk rasa dengan polisi. “Kenapa TVOne punya, kita gak punya?” begitu teriakan yang ada di newsroom Metro TV. Pun untuk topik-topik lain yang diperkirakan bakal menyedot pemirsa banyak. Kasus terorisme, detik-detik menegangkan sebuah bencana, wawancara super eksklusif, penangkapan kriminal, dan lain-lain.
Continue reading “Tayangan Dramatis tapi Sadis, Bolehkah Ditayangkan?”