Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
Pesan moral dari kisah lulusnya S-2 ini adalah: selesaikanlah, apa pun pekerjaan yang telah kita mulai.
Wisuda S-2. Setelah 3,5 tahun.
Butuh 3,5 tahun bagi saya untuk menyelesaikan tulisan yang telah dimulai di tautan ini. Agustus 2010, saya dilantik sebagai mahasiswa pascasarjana program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana (UMB). Dalam posting bertajuk, “Kuliah lagi, buat apa lagi?” saya menutup dengan alinea berbunyi, “Catatan ini diketik hari ini, 29 Agustus 2010. Semoga dua tahun lagi, jika Tuhan mengizinkan, saya kembali menulis, menyelesaikan apa yang telah dimulai hari ini…”
Ternyata, saya molor. Melewati serangkaian rasa malas, sok sibuk, pindah kerja, dan juga satu semester cuti, akhirnya kuliah itu rampung juga. Akhir Agustus 2013, saya maju sidang tesis dalam penelitian bertema “Komunikasi Politik Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta melalui Media Sosial –Analisis Akun Twitter Resmi Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Masa Kampanye Putaran Pertama dan Kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.” Dan siang tadi, 17 Desember 2013, saya menjalani prosesi wisuda Sarjana S-2 alias Magister Ilmu Komunikasi (M.Ikom) di Jakarta Convention Centre.
Wartawan sangat kritis memberitakan rendahnya upah buruh, atau tak terpenuhinya hak-hak para pekerja. Tapi sudahkah para jurnalis itu sendiri merasa terproteksi?
Workshop jurnalis BPJS. Sudahkah kita bekerja dengan tenang?
Implementasi Undang-Undang Nomer 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tinggal hitungan hari lagi. Mulai 1 Januari 2014, berlaku sistem perlindungan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, yang pada pelaksanaannya akan dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Untuk bidang tenaga kerja, PT Jamsostek akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang menangani program kecelakaan kerja –rawat jalan dan rawat inap, program jaminan hari tua, program pensiun, dan program kematian. Sementara untuk bidang kesehatan, PT Askes ditingkatkan fungsinya menjadi BPJS Kesehatan yang menangani program jaminan kesehatan. Tapi, sudahkah masyarakat paham tentang BPJS ini?
Wartawan sangat kritis memberitakan rendahnya upah buruh, atau tak terpenuhinya hak-hak para pekerja. Tapi sudahkah para jurnalis itu sendiri merasa terproteksi?
Workshop jurnalis BPJS. Sudahkah kita bekerja dengan tenang?
Implementasi Undang-Undang Nomer 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tinggal hitungan hari lagi. Mulai 1 Januari 2014, berlaku sistem perlindungan kesehatan bagi masyarakat Indonesia, yang pada pelaksanaannya akan dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Untuk bidang tenaga kerja, PT Jamsostek akan bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang menangani program kecelakaan kerja –rawat jalan dan rawat inap, program jaminan hari tua, program pensiun, dan program kematian. Sementara untuk bidang kesehatan, PT Askes ditingkatkan fungsinya menjadi BPJS Kesehatan yang menangani program jaminan kesehatan. Tapi, sudahkah masyarakat paham tentang BPJS ini?
Sudah menyaksikan film Soekarno garapan Hanung Bramantyo? Cukup direkomendasikan, meski ada kejanggalan di sana-sini.
“Soekarno: Indonesia Merdeka” diputar di Jambi. Satu dari sedikit bioskop XXI di Sumatera.
Mendarat di Jambi, Jum’at (13/12) sudah disuguhi suspense tingkat tinggi. Pesawat Garuda Boeing 737-800 NG yang membawa saya penerbangan terpagi dari Soekarno Hatta, telat 30 menit, sebelum akhirnya menembus cuaca buruk dan mendarat dengan selamat di landasan Bandara Sultan Thaha. “Pulas sekali tidur Anda, padahal para penumpang sibuk berdoa. Pesawat putar-putar terus. Mau mendarat di Palembang atau Batam, gak jadi,” kata dua pebisnis yang duduk di sampingku. Berada persis samping jendela, saya selalu membiasakan tidur dalam pesawat. Konon, udara dalam kabin pesawat, yang bak berada di kaleng besi, tak terlalu baik untuk pernafasan. Apalagi, terbang pagi membuat malamnya sama sekali tak beristirahat.
Apakah belajar bahasa asing bagi anak usia 6 tahun dinilai terlalu membebani?
Hasil UAS Bahasa Inggris Einzel & workbooknya. Excellent.
Coba ingat-ingat, usia berapa anda kali pertama akrab dengan Bahasa Inggris secara serius? Bukan hanya karena kebetulan mendengar lewat film atau lagu dengan bahasa asing kedua yang paling banyak digunakan di dunia itu –setelah bahasa Mandarin, tapi benar-benar menghapal setiap perbendaharaan kata, belajar mengucapkan salam, dan lain-lain.
Saya terkenang, menjadi intim dengan Bahasa Inggris baru saat kelas 6 SD. Saat itu, Bahasa Inggris belum diajarkan di jenjang sekolah dasar. Seorang perempuan yang berbaik hati, kawan dari orangtua kawan saya, menjadi pahlawan masa kecil, karena memberikan kursus Bahasa Inggris secara gratis. Awalnya, lebih kepada pengenalan nama benda secara sederhana, sampai kami mencoba berani bicara in English.
Negara lain sudah bersaing urusan kereta cepat, kita masih sibuk mengurus kecelakaan kereta…
Sekitar 30 menit duduk di atas kereta antar kota, dari Stasiun Amsterdam Central menuju Bussum Zuid, saya terperangah menyaksikan kencangnya kereta itu melaju. Tanah-tanah lapang dan peternakan menjadi pemandangan menyertai sepanjang perjalanan.
Saat itu, saya berujar ke Malik, rekan saya, sesama peserta pelatihan jurnalisme multimedia dari Radio Nederland, “Lihat Lik, … sepanjang perjalanan ini, kita nyaris tak pernah melihat ada pelintasan rel kereta, atau mobil-motor mengantre karena menunggu kereta lewat.”
Setiap 9 Desember kita punya “hari raya” baru: Hari Anti Korupsi. Formalitaskah?
Setiap 9 Desember, Hari Anti Korupsi Internasional diperingati. Sejak beberapa tahun silam, mungkin sebangun dan sejalan dengan maraknya rasuah di negeri ini, Hari Anti Korupsi lebih bergema dibandingkan dengan Hari Hak Asasi Manusia, tetangganya pada 10 Desember. Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia dimulai sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui Konvensi Anti Korupsi yang digelar UNCAC (United Nations Convention Against Corruption) di Merida, Meksiko, 9-11 Desember 2003.
Monopoli Junior era kini. Rule of the gamesnya sama.
Ingatkah Anda pada permainan “Monopoli Gaya Baru” era 1980-an? Zaman kita masih duduk di bangku SD atau SMP, mungkin. Dari lembar karton monopoli itulah, saya mengenal nama kota Indonesia seperti Bogor, Bandung, Denpasar, Garut, atau Singaraja.
Juga dari permainan itu, jadi akrab dengan banyak stasiun kereta api, seperti Gambir dan Pasar Senen Jakarta, atau Tawang Semarang. Tentu saja, saat masih bersekolah dasar di Surabaya, saya tak pernah bermimpi bakal menginjakkan kaki beneran di tempat-tempat itu, beberapa belas tahun kemudian.