Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Lengsernya Tuan Raja

Manajemen Liverpool akhirnya memberhentikan Kenny Dalglish sebagai manajer. Banyak yang menyayangkan keputusan ini.

In Kenny We Trust. Momen kenangan.

Stadion Nasional Kallang, Singapura, akhir Juli 2009. Usai Liverpool menghabisi perlawanan tuan rumah timnas Singapura, Noah Alam Shah dan kawan-kawan, dengan lima gol tanpa balas, saya menerobos turun ke dasar lapangan. Para pemain masih bersukaria usai pertandingan ujicoba yang disaksikan lebih dari 40 ribu penonton itu. Tampak juga, tak lebih lima meter dari hidung saya, Fernando Torres menandatangani aksesoris untuk penonton yang datang dengan kursi roda.

Saya terus menyelinap, mencoba lebih dekat ke arah bangku cadangan pemain Liverpool. Saat itulah, saya melihat seorang dengan setelan formal putih hitam berdiri termangu. King Kenny! Kenny Dalglish alias KD, legenda Liverpool yang berjaya baik sebagai pemain atau pelatih. Lelaki Skotlandia ini ikut ke Asia dalam jabatannya sebagai Duta Liverpool sekaligus mengurus pembinaan akademi pemain muda, jabatan yang diemban atas permintaan manajer Rafael ‘Rafa’ Benitez Maudes.

Continue reading “Lengsernya Tuan Raja”

Buruk Muka Ngurus Twitter Orang

Berkicau alias nge-twit adalah bagian dari kebebasan berekspresi.

Donny Fernando saat berseragam Persijap Jepara. Aktif berteriak di dunia online (Facebook).

Ada-ada saja kerjaan pengurus sepakbola kita. Baru-baru ini, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) melaporkan pemain PSIS Semarang Donny Fernando Siregar karena menilai ‘kicauan’ pemain itu melecehkan liga. Bulan April lalu, lewat akun twitternya (@DonnyFS27) pemain tengah tim Mahesa Jenar itu dianggap menghina kompetisi Divisi Utama. PT Liga tersinggung karena kicauan Donny –belakangan dihapus- berbunyi, “Haha, laehole, itu sejarah tarkam dapat bayaran terbesar dalam hidupku nantulang, hahaha”. Tak terima disebut sebagai liga antar kampung (tarkam), PT Liga Prima pun melaporkan Donny ke Komisi Disiplin PSSI.

Continue reading “Buruk Muka Ngurus Twitter Orang”

Melawan Penindasan Si Gurita

Hari Buruh atau May Day 2012 menjadi momen perlawanan jurnalis terhadap kapitalisme yang kian menginjak para pekerja.

Gurita bikinan AJI Jakarta. Melawan konglomerasi yang semena-mena.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kembali tampil beda dalam unjuk rasa besar-besaran memperingati Hari Buruh alias May Day, 1 Mei 2012. Kalau pada 2009 AJI mengusung seni instalasi bola dunia yang digelindingkan dari Bundaran Hotel Indonesia menuju ke Istana Merdeka, lalu pada 2010 membawa perahu raksasa dan 2011 menggotong penjara kayu, tahun ini AJI menyimbolkan gurita dan kapitalis asing sebagai lawan bersama.

Continue reading “Melawan Penindasan Si Gurita”

Ngedubbing, yuuk…

Salah satu proses penting dalam pembuatan paket berita yakni dubbing atau sulih suara.

Lihat video prosesnya di sini.  Ini naskah aslinya, dibuat untuk Kompas Pagi Minggu 29 April 2012 :

{LEAD}
LUIS SUAREZ TAMPIL MEMUKAU SAAT LIVERPOOL BERTANDANG KE NORWICH CITY DALAM LANJUTAN LIGA INGGRIS// SUAREZ MENCETAK HETRIK UNTUK MENGANTAR THE REDS MEMETIK KEMENANGAN MEYAKINKAN 3-NOL//

Continue reading “Ngedubbing, yuuk…”

Mukjizat di Tambaksari

Tulisan kenangan lebih dari 7 tahun silam, dimuat di Majalah Tempo edisi 27 Desember 2004. Hasil akhir sepakbola bukan semata andil manusia.

Jacksen Tiago tak kuasa menahan haru saat Persebaya juara Liga Indonesia 2004. Memakai kaos kesayangan. Foto: Budy Sugiharto, detikcom.

BERKALI-KALI Jacksen Ferreira Tiago mengepalkan kedua tangannya sambil berlari di tengah Stadion Gelora 10 November Tambaksari, Surabaya. “Ini mukjizat…, ini mukjizat…,” teriaknya hampir tak terdengar, tenggelam oleh gemuruh sorak-sorai penonton. Begitulah pelatih Persebaya ini menumpahkan rasa bungah setelah anak asuhannya mampu menekuk Persija Jakarta 2-1 pada pertandingan terakhir Liga Indonesia, Kamis sore pekan lalu.

Kemenangan itu mengantar Persebaya menjadi juara Liga Indonesia 2004. Dengan nilai 61 yang dikumpulkan di ujung kompetisi, klub berjuluk Bajul Ijo itu tak tertandingi oleh dua pesaing beratnya, Persija dan PSM Makassar. Persija akhirnya hanya mengantongi total poin 60. PSM sebenarnya juga memiliki nilai 61 setelah mengalahkan PSMS Medan, juga dengan skor 2-1, pada hari yang sama. Tapi tim Juku Eja itu harus puas jadi runner-up karena kalah dalam selisih gol. PSM memasukkan 46 gol dan kemasukan 29, adapun Persebaya mampu menggelontorkan 55 gol dan hanya kebobolan 26 gol.

Continue reading “Mukjizat di Tambaksari”

Jurnalis dan Buruh Demo Metro TV dan IFT

Aksi ini juga dimaksudkan sebagai pemanasan May Day. Menolak kesewenang-wenangan PHK oleh perusahaan media.

Demo di Metro TV. Menentang pemberangusan Serikat Pekerja.

Selasa (24/4) siang, dua bis Metromini trayek 91 jurusan Kampung Melayu-Manggarai berarakan menuju kawasan barat Jakarta. Berangkat dari markas LBH Jakarta di kawasan Jl. Diponegoro, iring-iringan Metromini bersama motor dan mobil bak terbuka berpelantang nyaring ini punya misi menentang ketidakadilan yang dialami pekerja media di dua perusahaan.

Lokasi pertama ke kantor Metro TV di Kedoya. Tepat jam 12, aksi dimulai di kantor yang berdiri megah laksana hotel berbintang itu. Maklum pemiliknya, Surya Paloh, juga dikenal sebagai bos hotel, setidaknya Hotel Papandayan di Bandung dan Hotel Sheraton Media di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sekitar 70 jurnalis dan buruh mengambil posisi, berbaris, lalu berorasi, membela Luviana, produser Metro TV, yang dinon-jobkan dari ruang redaksi akibat sikapnya mengkritisi kebijakan perusahaan. Para pengunjuk rasa berdiri tertib di luar pagar utama, dipisahkan belasan polisi dan keamanan internal yang memelototi aksi itu. Di belakang para penjaga, beberapa karyawan Metro TV dan Harian Media Indonesia ikut nimbrung menyaksikan unjuk rasa.

Continue reading “Jurnalis dan Buruh Demo Metro TV dan IFT”

Jatuh Cinta pada Kapitalisme

Pernahkah Anda bayangkan kalau ternyata Yesus itu lahir di Indonesia?

Michael Moore beraksi, menutup salah satu lembaga keuangan di AS. Dampak kapitalisme.

Tak terhitung berapa kali saya menonton film “Capitalism: A Love Story” di HBO. Tapi, entah mengapa setiap film itu kembali diputar, saya ingin menyaksikannya lagi dan lagi. Film “Capitalism: A Love Story” dibuat, ditulis, distrudarai, dan juga diperankan oleh Michael Moore pada 2009, tahun di mana Amerika Serikat mengalami krisis keuangan akibat salah kelola manajemen perusahaan-perusahaan besar.

Ini film dokumenter, pada beberapa bagian tampak membosankan, saat banyak menayangkan kutipan dari banyak orang, termasuk praktisi perbankan, industri keuangan besar, akademisi, sampai tokoh agama tentang apa itu kapitalisme. Seorang pendeta yang diwawancarai berujar, “Kapitalisme adalah iblis, dan Anda tidak bisa mengatur iblis. Anda harus melenyapkannya.”

Continue reading “Jatuh Cinta pada Kapitalisme”

Seandainya Kereta Menjangkau Semua Jakarta

Penopang transportasi publik utama sebuah kota besar, selayaknya adalah kereta api.

Suasana di dalam Commuter Line BSD-Palmerah. Cukup Rp 6 ribu: cepat, nyaman, dan sejuk.

Dalam dua bulan terakhir, setidaknya ada tiga pejabat menjadi buah bibir karena aksinya menumpang Kereta Api Jakarta alias Commuter Line. Menteri Dahlan Iskan saat berkunjung ke Depok dan Bogor, Calon Gubernur DKI Joko Widodo kala hendak memberi kuliah umum di Universitas Indonesia Depok, dan terakhir Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel.

Dalam perjalanan menuju Pondok Pesantren An-Nur, Kamis (12/4) Marciel memilih menggunakan Commuter Line dari Stasiun Gambir, tepat di depan kantornya di Medan Merdeka Selatan Jakarta, menuju Bekasi. “Cepat, nyaman, dan sejuk,” begitu kesan Marciel saat kereta tiba di Bekasi, seakan melupakan waktu 40 menit menunggu saat kereta tertunda, terhambat mogoknya KRL ekonomi dari Stasiun Jakarta Kota  di Mangga Besar.

Continue reading “Seandainya Kereta Menjangkau Semua Jakarta”

Si Perak Masuk Bengkel Lagi…

Namanya juga baru rutin nyetir, ketidaksempurnaan adalah keniscayaan.

Petugas Garda Oto memverifikasi kerusakan Si Perak, Pengajuan klaim tak berbelit.

Kali kedua dalam empat bulan ini, Avanza “baru tapi bekas” kami kembali masuk bengkel. Awalnya terjadi pekan lalu, saya kurang kontrol saat memundurkan mobil keluaran 2009 ini menjelang membawanya berangkat kerja Minggu pagi. Eee, belum tuntas keluar pagar rumah, ban mobil itu miring, hingga sisi kiri luar bumper depan tersangkut pagar besi rumah. Mobil perak ini pun terluka, meski masih bisa dipakai jalan-jalan, setidaknya ke Taman Mini, ke kantor, dan ke RS Harapan Kita.

Continue reading “Si Perak Masuk Bengkel Lagi…”