Karena Basuki Tak Pernah Berjalan Sendiri
Ahok adalah simbol perlawanan terhadap korupsi dan praktek main-main anggaran. Jabatan tak lagi dianggapnya penting.
Bak Will Smith yang berjalan sendirian dalam film I am Legend, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak pernah ambil pusing. Ia pun tak pernah takut saat 95 dari 106 anggota DPRD DKI Jakarta menandatangani hak angket untuk menjatuhkan dirinya. Bagi Ahok, perjuangannya melawan ‘dana siluman’ alias dana rekayasa DPRD Rp 12,1 triliun –dari total APBD DKI Rp 73 triliun- rupiah lebih penting daripada mempertahankan jabatan gubernur.
Sebagaimana dikutip Tempo, Ahok membeberkan dana-dana yang besarannya tak masuk akal itu, antara lain:
– Pengadaan buku trilogi Ahok: Nekad Demi Rakyat Rp10 miliar
– Pengadaan buku trilogi Ahok: dari belitung menuju istana Rp10 miliar
– Pengadaan buku trilogi Ahok: Tionghoa Keturunan Ku Indonesia Negara ku membangun Rp10 miliar
Continue reading “Karena Basuki Tak Pernah Berjalan Sendiri”
Dua Jempol untuk Pendakwah Anti Rokok
Buku kedua dari kumpulan status Facebook seorang Fuad Baradja. Seleb yang berani menantang arus.

Sebagaimana pernah saya tulis di sini mengenai buku pertama Fuad, kali ini pria yang ngetop lewat sinetron ‘Jin dan Jun’ ini kembali berbagi kumpulan kegelisahannya. Diberi judul ‘Two Thumbs Up’, buku ini menjadi semacam motivasi dan apresiasi positif bagi mereka yang bertahan untuk tidak merokok, serta dua jempol –duplikasi simbol yang biasa digunakan di Facebook sebagai tanda suka atas sebuah posting- bagi perokok yang berusaha keras berhenti merokok.
Dalam beberapa posting FB (bisa sama ya inisialnya, Facebook dan Fuad Baradja) Fuad membandingkan kondisi merokok di negara kita dengan di luar negeri. Di Singapura, dikisahkannya, pemerintah mengumumkan larangan merokok di tempat umum akan diperluas untuk meningkatkan perlindungan kepada masyarakat dari bahaya menjadi perokok pasif. Dendanya mencapai 1.000 dolar Singapura atau sekitart Rp 8 juta rupiah bagi mereka yang tak mengindahkan larangan itu dan telah mendapat peringatan. Sementara itu, Selandia Baru, bersiap menjadi negara pertama bebas rokok di dunia dengan meningkatkan cukai rokok secara bertahap tapi signifikan. Kebijakan itu membuat harga rokok meningkat tajam hingga 100 dolar NZ (hampir Rp 1 juta) per bungkusnya.
Di Balik Layar Produser Dialog: Bersahabat dengan Pejabat
Dua tahun berkutat menjadi produser dialog KompasTV, banyak cerita bisa dibagi. Ini tentang bagaimana saat seorang produser dialog memiliki akses khusus dengan pejabat. Tapi, bukan berarti status lekat lantas menjadikan jurnalis tak kritis setelah dekat.

Bayangkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdiri ke tempat kita duduk, lalu memotret kode barcode PIN (Personal Identification Number) telepon pintar kita. Itulah cara Ahok menambahkan orang lain sebagai jaringan teman dalam grup percakapan Blackberry-nya. “Begini saja lebih mudah, langsung terkoneksi kita. Daripada add PIN secara manual, nanti malah pending terus,” ungkap Gubernur DKI Jakarta itu.
Continue reading “Di Balik Layar Produser Dialog: Bersahabat dengan Pejabat”
Sang Pendamping Ahok: Birokrasi itu Tidak Pernah Tidur
Basuki Tjahaja Purnama sudah menjatuhkan pilihan tentang siapa pendampingnya sebagai Wakil Gubernur DKI akarta. Siapa sebenarnya Djarot Saiful Hidayat?

Jum’at malam (5/12) Djarot hadir di Studio Kompas TV, Palmerah Selatan, Jakarta dan meladeni Cindy Sistyarani dalam dialog ‘Kompas Malam’. Politisi senior PDI Perjuangan yang dua periode (2000-2010) menjabat Walikota Blitar, Jawa Timur, itu menjawab lugas banyak hal terkait bagaimana program kerja dan seputar problem krusial Jakarta.
Berikut petikannya.
Cindy: Anda tampak makin sibuk menjelang pelantikan sebagai Wagub DKI?
Djarot: Aktivitas saya memang begini. Saya hidup di Jakarta sejak 2010. Sempat terkejut sedikit dengan kemacetan Jakarta, beda dengan Blitar yang tenang dan nyaman. Tapi kini saya terbiasa dengan ritme Jakarta ini. Continue reading “Sang Pendamping Ahok: Birokrasi itu Tidak Pernah Tidur”
Lelang Jabatan, Lurah Dipilih Bak CEO
Gebrakan baru Jokowi-Basuki: jabatan lurah, camat, dan kepala dinas bukan lagi turun dari langit. Harus ada bisnis plan dan uji kepatutan serta kelayakan.

Bukan Jokowi dan Basuki kalau tak punya gebrakan. Yang terbaru kali ini rencana mereka memilih pejabat dari tingkat lurah, camat, hingga selevel kepala dinas melalui lelang terbuka. “Mereka yang ikut lelang harus menyiapkan proposal kerja. Kalau di perusahaan namanya business plan, ya mungkin di sini kita sebut performance plan,” kata Gubernur DKI Joko Widodo saat menerangkan gagasan barunya itu. Jadi, meskipun jabatannya ‘hanya’ lurah, mereka menjalani serangkaian proses seperti saat seorang Chief Executive Officer (CEO) perusahaan diuji oleh komisarisnya.