Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Hari ke-18 di Hawaii: Awas, Kusampaikan ke Ibu Mertuamu!

Ini salah satu subyek paling menarik selama pelatihan di sini. Sesi “Comunicating Effectively’. Termasuk di antaranya, teori dan praktek menjadi ‘The Speechmaker’.

Berlatih menjadi 'The Speechmaker'. Jangan lup. 'connecting with audience'.
Berlatih menjadi ‘The Speechmaker’. Jangan lupa untuk ‘connecting with audience’.

Menjalani tujuh sesi tentang komunikasi memberi rasa asyik tersendiri. Bukan hanya karena saya merasa bahwa “Ini bidangku, jadi jangan sampai ngantuk,” tapi juga karena pembawaan pembicaranya. Begitulah, mau rapat, mau seminar, atau kuliah, dua faktor yang mampu membuat audiens tetap terjaga selalu terkait apa subyeknya dan bagaimana cara membawakannya.

Fasilitator kami berasal dari sebuah negara di Afrika. Seorang ekspert di bidang komunikasi. Selain gayanya yang antusias, bicara meledak-ledak, dan sering menyebut nama audiens, satu keunikan lain yakni celetukan lucunya. Sering sekali pria ini berucap joke, “Hei, I’ll tell it to your mother-in-law. Jangan macam-macam, akan saya bilang ke ibu mertuamu.” Hahaha..

Continue reading “Hari ke-18 di Hawaii: Awas, Kusampaikan ke Ibu Mertuamu!”

Hari ke-16 di Hawaii: Dari Asia Tenggara dengan Cinta

Musik adalah bahasa universal. Kami membuktikannya di pentas kebudayaan. Menampilkan angklung jadi pembeda.

Penampilan angklung di pentas budaya. Real music jadi pembeda.
Penampilan angklung di pentas budaya. Real music jadi pembeda.

Salah satu bagian paling asyik dari program di sini adalah penampilan kebudayaan. Kami, peserta pelatihan yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara, bergabung dalam satu penampilan. Sementara pada hari lain, pentas seni budaya diisi dari kelompok peserta dari negara-negara Afrika, Eurasia, Amerika Latin, dan India.

Sempat ada diskusi, apa yang akan kami tampilkan mewakili kawasan. Mencomot youtube yang menjelaskan keindahan negeri masing-masing, memaparkan data via layar monitor, atau mengibarkan bendera-bendera kecil sampai raksasa di panggung.

Continue reading “Hari ke-16 di Hawaii: Dari Asia Tenggara dengan Cinta”

Hari ke-10 di Hawaii: Less Food, More Sport

Jadwal sangat padat, tapi berolahraga ternyata memberi pengaruh besar.

Bersama kawan dari Bulgaria. Enaknya suasana kerja kalau ada sarana refresh kayak gini.
Bersama kawan dari Rusia. Enaknya suasana kerja kalau ada sarana refresh kayak gini.

Seorang kawan baik, baiklah saya sebut bahwa ia seorang jurnalis yang kantornya di kawasan Kebon Sirih, iri setengah mati saat saya bercerita bahwa kantor Kompas punya lapangan futsal. “Wah, enak sekali. Bisa olahraga tanpa harus nyewa,” serunya. Memang, tak hanya arena futsal berkelas rumput internasional, parkir belakang kantor koran Kompas di Palmerah Selatan juga dilengkapi dengan lapangan tenis, basket, serta jogging track. Pentinglah buat kesehatan jurnalis. Sehat badannya, sehat jiwanya.

Dan, saya pun mulai menemukan obat atas penyakit ‘ngantuk berat’ hampir sepanjang pekan pertama di Maui. Mudah ingin tidur dan lelah akibat jet-lag, sesi yang padat, dan gelontoran makanan kelas berat itu mulai sirna. Solusinya: coba kurangi makanan besar dan sempatkanlah berolahraga. Seberapa pun dan kapan pun waktunya.

Continue reading “Hari ke-10 di Hawaii: Less Food, More Sport”

Hari ke-8 di Hawaii: Bangga Jadi Tentara

Seberapa besar profesi ‘menjadi tentara’ ditanamkan sebagai sebuah kebanggaan pada generasi mendatang?

Tagline jadi tentara. Agar keluarga bangga.
Tagline jadi tentara. Agar keluarga bangga.

Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin HUT ke-69 TNI di Surabaya. Tampak sekali ia bangga menjadi inspektur upacara ulangtahun tentara di tahun terakhir kepemimpinannya. Cuit-cuit di twitternya banyak bercerita tentang acara itu. Maklum, SBY sangat terobsesi menjadi tentara. Anak Raden Soekotjo seorang Danramil berpangkat pembantu letnan satu, SBY mencapai posisi jenderal bintang tiga. Pria kelahiran Pacitan 9-9-1949 ini menangis karena harus berhenti dari karir militer sebelum menjadi KSAD atau Panglima TNI. Bukan karena dipecat, tapi karena menjadi Menteri Pertambangan dan Energi di Kabinet Persatuan Nasional era Presiden Gus Dur. Sesenggukan yang sama juga terdengar dari Sutiyoso, yang gagal meraih pucuk tertinggi tentara karena terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 1997.

Continue reading “Hari ke-8 di Hawaii: Bangga Jadi Tentara”

Hari ke-7 di Hawaii: Awas Dehidrasi!

Menjaga cukup asuran air penting untuk keberlangsungan energi.

Botol minum ala pebalap sepeda. Teman setia di Hawaii.
Botol minum ala pebalap sepeda. Teman setia di Hawaii.

Air adalah sumber kekuatan manusia. Lebih dari 70 persen tubuh kita terisi cairan. Orang bisa lebih lama puasa tanpa makan, dibandingkan tanpa minum. Singkatnya, kekurangan air bisa menjadi hal yang amat fatal bagi tubuh.

Karena pentingnya air inilah, Piala Dunia 2014 Brasil lalu sampai memberlakukan aturan khusus, yakni adanya ‘water break’. Kebijakan yang dilakukan kali pertama saat laga penyisihan Grup G antara Amerika Serikat melawan Portugal ini dilakukan sesuai aturan FIFA, yakni “Setelah 30 menit pertandingan berlangsung dan cuaca panas ekstrem.” Saat itu cuaca kota Manaus, Brasil mencapai 32 derajat Celcius, dan dirasa sangat menyiksa pemain AS. Ada ‘water break’ dan mereka menahan seri Ronaldo dkk 2-2.

Continue reading “Hari ke-7 di Hawaii: Awas Dehidrasi!”

Hari ke-6 di Hawaii: Lakukan Semua dengan Senyuman

“Kerja adalah cinta yang mengejawantah… dan apabila engkau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan

maka akan lebih baik jika engkau meninggalkannya… dan mengambil tempat di depan gapura candi…

meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita…”

(Hey, KLa Project quoted at Sang Nabi, Kahlil Gibran)

Yap (kiri), kawan dari Malaysia. Selalu tersenyum dalam beraksi.
Yap (kiri), kawan dari Malaysia. Selalu tersenyum dalam beraksi.

Anda pernah melihat orang yang bekerja dengan tersenyum? Senang sekali kita melihatnya. Mereka yang bersukacita saat melakukan tugasnya, tak akan pernah merasa jerih lelah pekerjaan itu. Dan hal ini akan bermanfaat positif, baik bagi orang itu, maupun bagi mereka yang melihatnya.

Continue reading “Hari ke-6 di Hawaii: Lakukan Semua dengan Senyuman”

Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?

Banyak pilihan bisa kita lakukan untuk mengawali hari baru pemberian Sang Pencipta.

Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.
Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.

Sebuah survei mengungkapkan bahwa 63 persen pengguna smartphone mengaku selalu membawa ponselnya sebelum tidur. Bisa dipastikan, hal pertama yang dilakukannya saat bangun adalah membuka telepon pintarnya.

Apa lagi yang biasa dilakukan manusia setelah benar-benar bangun tidur (bukannya melek terus tidur lagi)? Merokok? Ke kamar mandi? Baca koran? Merapikan tempat tidur?  Mencium orang terdekat Anda? Atau berolahraga? Apa pilihan Anda?                                            Continue reading “Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?”

Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time

Untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani, budaya ketepatan waktu menjadi sesuatu yang amat dijunjung tinggi.

Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.
Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.

Bahasa Inggris memiliki idiom ‘PBOT’: Please Be On Time. Tapi khusus untuk kami yang di sini menjalani serangkaian training dengan jadwal amat ketat, dari Senin ke Sabtu selama nyaris 4 pekan, ada istilah baru yang disepakati bersama. PBBT: Please Be Before Time.

Dengan schedule detail yang sudah dipegang sampai akhir acara 24 Oktober nanti, untuk setiap item session-nya peserta harus sudah di lokasi kelas atau auditorium paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai.

Continue reading “Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time”

Hari ke-1 di Hawaii: Aloha, Selamat Datang di Hawaii

Tiba di Maui, satu dari gugusan kepulauan yang ada di Hawaii. Sempat mampir di kota tempat Barack Obama dilahirkan.

Naik Wiki Wiki, shuttle bus di bandara Honolulu. Pintu gerbang AS di Kepulauan Hawaii.
Naik Wiki Wiki, shuttle bus di bandara Honolulu. Pintu gerbang AS di Kepulauan Hawaii.

Setelah menempuh belasan jam penerbangan, akhirnya sampai juga saya di tempat tujuan ‘retreat’ selama 25 hari ke depan: Hawaii. Dari Jakarta 7 jam ke Tokyo, lanjut 7 jam lagi ke Honolulu, masih disambung 30 menit penerbangan ke Pulau Maui. Tiga penerbangan, tiga maskapai, dan empat bandara di dua benua.

Continue reading “Hari ke-1 di Hawaii: Aloha, Selamat Datang di Hawaii”