Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Katakan dengan Gambar

Menceritakan peserta kampanye amat bersemangat, peserta kampanye membawa anak, lokasi kampanye diguyur hujan, lalu terik lagi, ada orasi jurkam, konser musik, polisi berkumpul… semua tak ada gambarnya.

Semangat sekali Muhammad Nauval mengisahkan liputannya di lokasi kampanye Sunburst, Serpong, saat meliput rapat akbar Partai Nasdem. Nauval berkisah tentang banyak hal.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=HaIYiDKyLdg&feature=youtu.be]

Continue reading “Katakan dengan Gambar”

Pentingnya Kesetaraan Reporter dan Narasumber

Dalam liputan, reporter dan narasumber seyogyanya tidak menyebut narasumber dengan sebutan “bapak”, “ibu”, “kakak”, “mas”, atau atribusi apapun yang membuat kesan tidak sejajar.

Masukan dalam liputan Stevanie Adeline ini, saat ia menyebut, “Kampanye Partai Hati Nurani Rakyat dihadiri oleh Bapak Wiranto dan Bapak Hary Tanoesoedibjo…” Juga unik saat ia ‘selip’ menyebut ejaan Hary Tanoe yang benar.

Continue reading “Pentingnya Kesetaraan Reporter dan Narasumber”

Lenyapnya Kerja Keras karena Bencana Audio

Liputan yang menarik. Sayang, terjadi ‘kecelakaan besar’ saat audio penggembira –yang dimaksudkan sebagai atmosfer atau suara natural liputan- justru lebih menonjol daripada suara reporter.

Arnoldus Kristianus meliput kampanye PDI Perjuangan di Lapangan Sunburst BSD City, Tangerang Selatan. Maksudnya, suara penyanyi dangdut yang memeriahkan kampanye itu akan dibuatnya sebagai kekuatan tersendiri. Di dunia televise disebut ‘atmosfir’ atau ‘natural sound’. Selain sebagai bukti bahwa reporter benar-benar ada di lokasi, juga untuk mempercantik liputan secara khusus. Membuat laporan menjadi lebih ‘hidup’.

Continue reading “Lenyapnya Kerja Keras karena Bencana Audio”

Liputan Kampanye dengan ‘Prominance’ Terbaik

Salah satu unsur nilai berita (news value) adalah seberapa terkenal tokoh yang ada dalam berita itu. Katherin Augustina memilih narasumber tepat saat ia mewawancarai Taufik Basari. Kelemahannya: kurang berani memotong jawaban narasumber.

Memilih narasumber untuk masuk dalam sekuen wawancara pada Live on Tape liputan kampanye bukanlah hal mudah. Beberapa karya yang masuk, mahasiswa mewawancarai warga simpatisan peserta kampanye, atau caleg partai itu. Tapi, di antara banyak reportase, liputan Katherin Augustina mendapat poin terbaik.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=SwbVAa8RBQI] Continue reading “Liputan Kampanye dengan ‘Prominance’ Terbaik”

Kurang Kaya Gambar, Felix…

Felix menceritakan suasana di sekitar ring satu kampanye Partai Hanura. Kurang memuaskan mata pemirsa dengan visual keren.

Di pintu masuk Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Felix Anthoni berdiri. Ia berada di tengah lalu-lalang, simpatisan Partai Hati Nurani Rakyat yang menuju arena kampanye partai pimpinan Wiranto itu.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=EzjlD1a7AlY] Continue reading “Kurang Kaya Gambar, Felix…”

Tokoh Utama yang Lepas dari Sorotan

Seharusnya, ada story yang bisa dibangun Syanne dari sosok Prabowo dari liputan ini. Tapi, ia memilih topik lain, yang tak dibangunnya dengan optimal.

Syanne Ayuresta meliput kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Suara tokoh utama hari itu, Prabowo Subianto, bukan lamat-lamat, tapi menggema sampai menenggelamkan suara reporternya. Sayang, Syanne –yang telah percaya diri berdiri di rumput Senayan- memilih membangun cerita lain, tentang pelibatan anak dalam kampanye. Pilihan story ini, juga tak dikemasnya dengan maksimal.

Continue reading “Tokoh Utama yang Lepas dari Sorotan”

Rano? Rano Who?

Biasakan menampilkan visual sesuai dengan narasi yang diucapkan. Apalagi kalau liputan itu ingin menonjolkan seorang tokoh dengan ‘prominance’ atau ketenaran tertentu.

Salah satu kekurangan elementer yang sering terjadi pada liputan mahasiswa di ajang kampanye pemilu, yakni tak menyertakan visual sesuai dengan narasi ‘stand-upper’. Apalagi, sejatinya liputan itu ingin menonjolkan tokoh tertentu, sebagai ‘jualan’ atau pencapaian khusus yang ingin ditonjolkannya. Sering terjadi, reporter on-cam dengan suara Prabowo Subianto di belakangnya sebagai latar, tapi tak sekalipun frame menampilkan wajah sang calon presiden ke-7 Indonesia.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=N2-cv0hGBwY&feature=youtu.be]

Continue reading “Rano? Rano Who?”

What Are You Showing, Ageng?

Ageng ingin menerapkan prinsip ‘show it’, don’t tell it. Tapi, apa yang sebenarnya dia tunjukkan?

Dari sisi pengambilan gambar, karya Ageng Putra Kusdinar ini mirip dengan yang dilakukan oleh Noval Aldhi. Ageng mencoba menampilkan ‘show’ berbeda dengan menunjuk ke lokasi yang ada di bawahnya, sisa-sisa keramaian usai kampanye Partai Golkar di Lapangan Sunburst, Bumi Serpong Damai. Tapi, menjadi blunder karena jadi tak jelas apa yang sebenarnya dia tunjuk?

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=yZd0jdY9V_Y]

Continue reading “What Are You Showing, Ageng?”