Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
JAKARTA– Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menerima aspirasi dari petani tembakau terkait Rancangan Undang-Undang Pertembakauan. RUU ini merupakan salah satu yang masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) periode 2015-2019.
Dalam pertemuan di ruang kerjanya, Selasa, 30 Agustus 2016, Teten mendengarkan masukan dan testimoni Sukiman, petani tembakau dari Klaten, Jawa Tengah.
Reforma Agraria yang ditegaskan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas di Kantor Presiden, Rabu 24 Agustus 2016 menjadi jawaban atas kebijakan yang lama ditunggu.
Pada debat calon presiden dua tahun silam, 15 Juni 2014, Jokowi membeberkan skemanya untuk mereformasi struktur agraria yang timpang sehingga diyakini bisa menjadi solusi bagi kesejahteraan sosial. Saat itu, Capres Jokowi bertekad mengembangkan ekspor pertanian berbasis pengolahan industri dalam negeri dan membuka 1 juta hektar lahan kering di luar Jawa dan Bali untuk petani.
JAKARTA- Kantor Staf Presiden menggelar pertemuan khusus untuk mencari terobosan agar program-program Nawacita dapat berjalan efektif. Pertemuan yang dipimpin Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Ekologi, dan Budaya Strategis Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho ini dihadiri Ketua Yayasan Nurani Dunia Imam Prasodjo, serta perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Desa, Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Turut menyampaikan testimoni pada acara itu, Toni Ruttimann, seorang pembangun jembatan asal Swiss, yang bekerja di wilayah Asia Tenggara dan di Amerika Latin. Toni bekerja secara independen bersama komunitas kurang mampu, menggunakan bahan-bahan daur ulang, tanpa memasang tarif untuk pekerjaannya. Pembangunan jembatan gantung dilakukan bersama-sama dengan masyarakat lokal sebagai ‘pemilik’ jembatan itu.
Menginjakkan kaki di Terminal 3 baru di Bandar Udara Soekarno-Hatta yang resmi dioperasikan Selasa (9 Agustus 2016), ingatan saya melayang saat beberapa tahun silam tiba di Bandara Detroit, Michigan, Amerika Serikat.
Di bandara yang menjadi salah satu hub atau penghubung daratan Amerika Serikat dengan kawasan Asia dan benua lain itu, terdapat Terminal Edward H. McNamara nan sangat megah. Terminal yang juga disebut sebagai the Northwest WorldGateway ini menjadi ‘hak’ eksklusif beberapa maskapai, seperti Delta Air, Virgin Air, Air France dan jaringan SkyTeam. Memiliki 121 gates, terminal McNamara memiliki ruang berjalan yang lebar, dengan deretan toko maupun kafetaria rapi berjajar. Tempat duduk bagi para penumpang transit juga amat memadai, lengkap dengan colokan listrik di tiap sudut sofanya.
Dalam proses amat cepat, Komisi I DPR memilih sembilan komisioner baru Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Setelah diperas uji kepatutan dan kelayakan dari 27 orang dalam dua hari, Rabu (20/7) ini mereka disahkan dalam rapat paripurna. Mampukah para dewa dunia penyiaran itu menjawab keraguan?
Hasil akhir pemungutan suara anggota KPI baru. Sarat nada satir.
Kesembilan komisioner KPI 2016-2019 ini bak ‘dewa’ yang akan menentukan hitam putihnya wajah penyiaran Indonesia dari pekan depan hingga jelang Pemilu 2019. Sembilan orang terpilih masing-masing Nuning Rodiyah (54 suara, mantan komisioner Komisi Pelayanan Publik Jawa Timur), Sudjarwanto Rahmat (52 suara, petahana KPI 2013-2016), Yuliandre Darwis (51 suara, akademisi Universitas Andalas, Ketua Umum ISKI), Ubaidillah (46 suara, komisioner KPID Jakarta), Dewi Setyarini (45 suara, Direktur Lembaga Penyiaran Publik Lokal Purbalingga, mantan caleg PKB), Obsatar Sinaga (45 suara, akademisi Universitas Padjajaran), Mayong Suryo Laksono (jurnalis), Hardly Stefano Fenelon Pariela (34 suara, mantan komisioner Komisi Pelayanan Publik Jawa Timur), Agung Suprio (24 suara, akademisi Universitas Indonesia).
Jokowi di Harco. Menemani anak tanpa pengawalan superketat.
Sepekan terakhir, media di Indonesia –terutama media viral dan online- ramai berita dengan aktivitas Presiden Jokowi yang sebenarnya biasa sebagai rakyat, tapi dianggap tak biasa sebagai pemimpin negara. Pertama, aktivitasnya menemani putera bungsunya, Kaesang Pangarep, berbelanja piranti elektronik di Harco Mangga Dua, Jakarta. Kegiatan itu diyakini berlangsung pada Minggu (29/5), di hari yang sama saat Presiden Jokowi ternyata tak jadi hadir di Rakernas Partai Amanat Nasional di Kemayoran.
Masuk dalam sepuluh destinasi prioritas 2016, Tanjung Lesung di Pandeglang, Banten, diharap bisa mendongkrak kunjungan wisatawan di destinasi baru. Sayang, sebagai sebuah ‘sorga’, mungkin tarafnya masih pelataran, belum sampai ke ‘pintu gerbang’-nya.
Akhir tahun lalu, Menteri Pariwisata Arief Yahya, menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara 2016 sebanyak 12 juta orang, dan wisatawan nusantara sebanyak 260 juta perjalanan. Ada sepuluh tempat wisata prioritas ditetapkan yakni Danau Toba, Borobudur, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika NTB, Wakatobi Sulawesi Tenggarea, Morotai Maluku Utara, dan Labuan Bajo NTT.
Kalau orang Bandung sampai bikin petisi rindu pantai, Jakarta punya banyak pantai dan pulau kecil di sekitarnya. Sayang, sebagian kurang terurus.
Banana boat di Pulau Untung Jawa. Berani menantang ombak.
Kami mengisi libur akhir pekan menuju Tanjung Pasir. Masuk wilayah kecamatan Teluk Naga, lokasi pantai ini sekitar 10 kilometer di dekat Bandara Soekarno-Hatta. Masuk jalan Surya Dharma dan Kampung Melayu Timur (Kabupaten Tangerang ya), petunjuk jalan menuntun ke lokasi wisata penangkaran buaya dan pantai Tanjung Pasir.
Masuk ke Tanjung Pasir, yang pengelolaannya di bawah TNI AL, membayar Rp 20 ribu untuk parkir mobil dan retribusi Rp 7 ribu per kepala. Sayang, tak banyak yang bisa dinikmati di situ. Kondisinya kurang bagus, kecuali memang dilengkapi warung-warung makanan, dari mie instan sampai otak-otak.
Hampir satu setengah tahun berlalu, Presiden Jokowi akhirnya menunjuk spokeperson. Pilihannya jatuh pada tokoh kesayangan media yang baru saja ‘tersingkir’.
Johan Budi dan Jokowi. Dua media darling.
Johan Budi Sapto Pribowo akhirnya harus memilih. Setelah upayanya menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi secara definitif kandas di DPR –hanya beroleh 25 suara untuk memperebutkan lima kursi pimpinan KPK- banyak rumor menyelimuti dirinya.
Bintang Johan sebagai ‘karyawan’ KPK amat bersinar, dimulai dari bagian humas, juru bicara, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, Deputi Pencegahan, serta puncaknya diangkat Presiden Joko Widodo sebagai pelaksana tugas Komisioner KPK bersama Taufiequrachman Ruki dan Indriyanto Seno Adji.