Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Merry Riana, antara Kisah Sukses dan Roman Percintaan

Film yang memotivasi. Tapi kurang ‘detail’ menunjukkan cara menggapai sukses, serta kurang teliti menggambarkan Singapura masa itu.

Menonton film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar –yang diadaptasi dari buku biografi berjudul serupa garapan Albertine Endah, semula berharap banyak. Harapannya, seusai menyaksikan film produksi MD Pictures, penonton akan tahu bagaimanan detailnya Merry bisa mendapat gelar Star Club President, Top Rookie Consultant of the Year Award, Top Rookie Manager of the Year Award, Top Manager of the Year Award, dan Agency Development Award.

Tapi, hingga kelar 105 menit film ini, tak banyak “detail” teknis bagaimana cara menjadi kaya itu, termasuk sejuta dolarnya Merry nan fenomenal. Kecuali inspirasi dari hidupnya yang ulet, suka menolong, dan tahan menghadapi berbagai penolakan. Sebuah hal yang umum saat seseorang memutuskan terjun dalam bisnis sales industri keuangan, termasuk di dunia asuransi.

Continue reading “Merry Riana, antara Kisah Sukses dan Roman Percintaan”

Kumpulan Harapan pada Tim Sembilan

Di hari kerja pertama 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga mengumumkan Tim Sembilan untuk membenahi sepakbola Indonesia.

Menpora Imam Nahrawi umumkan Tim 9. Harapan besar sepabola Indonesia.
Menpora Imam Nahrawi umumkan Tim 9. Harapan besar sepabola Indonesia.

Jumpa pers itu awalnya berlangsung lebih cepat dari jadwal semula. Sebelumnya informasi yang beredar, Menpora Imam Nahrawi akan member keterangan kepada media terkait Tim 9, Persiapan Sea Games 2015 dan refleksi olahraga Indonesia 2014 pada 14.30. Tapi, beredar lagi kabar jumpa pers dilangsungkan 10.45 sebelum Salat Jum’at. Faktanya, sudah lewat pukul 11.00 acara belum juga mulai hingga seperempat jam kemudian.

Imam Nahrawi sadar media. Masuk ke ruangan media centre, ia memberikan kesempatan fotografer mengambil gambarnya sambil mengangkat tangan kanan setengah dada. “Selamat Tahun Baru ya,” kata mantan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa itu. Di awal orasinya, Menpora menyampaikan rasa duka atas musibah Air Asia QZ 8501. Ia memaparkan, sedianya keterangan pers akan berlangsung di hari terakhir 2014. “Suasana duka membuat kami menunda pengumuman ini,” kata pria asal Madura itu.

Continue reading “Kumpulan Harapan pada Tim Sembilan”

Selamat Berekspedisi Ucok dan Dandhy!

Membawa bendera Ekspedisi Indonesia Biru, dua jurnalis berkeliling Indonesia dalam waktu setahun penuh. Konsepnya, menawarkan ‘backpacking jurnalism’.

Ucok dan Dandhy meninggalkan markas Watchdoc. Mengitari Indonesia dalam satu tahun.
Ucok dan Dandhy meninggalkan markas Watchdoc. Mengitari Indonesia dalam satu tahun.

Tahun baru belum lewat setengah matahari saat pagi tadi Dandhy Dwi Laksono dan ‘Ucok’ Suparta Arz mengawali rangkaian perjalanan mereka keliling Indonesia. Dari sebuah komplek permukiman kelas menengah di Jaticempaka, Pondok Gede, dua motor Honda Karisma menjadi teman ekspedisi.

“Kami sudah riset, tanya ke orang bengkel, motor bebek apa yang paling kuat. Jawabannya ya Honda Karisma,” papar Dandhy. Dengan bantuan bengkel kepercayaan, motor empat tak itu pun mengalami modifikasi seperlunya. Slebornya dibuat ala balap, begitupula setelan-setelan mesinnya dibuat senyaman mungkin untuk petualangan jarak jauh.

Continue reading “Selamat Berekspedisi Ucok dan Dandhy!”

2015: Membayangkan Sepakbola Tanpa Mafia

Beberapa menit lagi kalender 2014 akan berakhir. Mungkinkah 2015 membawa kabar baik bagi sepakbola Indonesia?

Evan Dimas (kanan) dkk usai latihan di Sawangan. Harapan prestasi 2015.
Evan Dimas (kanan) dkk usai latihan di Sawangan. Harapan prestasi 2015.

Habis sudah lembaran 365 hari dalam tahun 2014. Tak ada kabar baik bagi sepakbola Indonesia tahun ini. Mimpi masuk Piala Dunia U-20 di Selandia Baru pada 2015 pupus di Myanmar setelah Evan Dimas dan kawan kawan keok tiga kali tanpa ampun. Menjadi satu-satunya tim yang gagal meraih poin, timnas U-19 didikan Indra Sjafri dipermalukan Emirat Arab 1-4, Uzbekistan 1-3 dan Australia 0-1.

Continue reading “2015: Membayangkan Sepakbola Tanpa Mafia”

Komando, Tujuh Huruf Membawa Kebaikan

Pasukan elit Indonesia giat mereformasi diri. Dulu, mereka terkenal dengan ungkapan, “Komando: tujuh huruf membawa maut”.

Prajurit Komando bersama pimpinan Transmedia & CNN Indonesia. Nyanyi dan joget bersama.
Prajurit Komando bersama pimpinan Transmedia & CNN Indonesia. Nyanyi dan joget bersama.

Memasuki komplek Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung serasa dihadapkan pada dua hal. Di satu sisi, ada kebanggaan menginjak salah satu markas pasukan elit Indonesia, dengan kehebatan diakui dunia, bahkan disejajarkan dengan ketangguhan SAS –Special Air Services- pasukan elit Inggris yang menang usia lebih tua. Di sisi lain, kondisi permukiman nan sederhana, perpustakaan dan museum sejarah serba konvensional seperti menunjukkan potret anggaran minim bagi sektor pertahanan negeri ini.

Continue reading “Komando, Tujuh Huruf Membawa Kebaikan”

Yogya yang Merasa Teraniaya

Pasca ‘sepakbola gajah’ PSS Sleman v PSIS Semarang dan hukuman yang dijatuhkan PSSI, timbul solidaritas warga kabupaten di pinggir Yogyakarta pada tim berjuluk ‘Elang Jawa’ itu.

warasBerkunjung ke Sleman, wilayah kabupaten yang mengitari kota Yogyakarta, tampak sekali betapa emosi penggemar sepakbola di sini amat teraduk-aduk. Usai pertandingan yang dibuat malu dengan lima gol bunuh diri dalam laga Divisi Utama 26 Oktober 2014 di Stadion Sasana Krida Yogyakarta, PSSI memberikan hukuman berat kepada dua pihak.

Continue reading “Yogya yang Merasa Teraniaya”

Di Balik Layar Produser Dialog: Bersahabat dengan Pejabat

Dua tahun berkutat menjadi produser dialog KompasTV, banyak cerita bisa dibagi. Ini tentang bagaimana saat seorang produser dialog memiliki akses khusus dengan pejabat. Tapi, bukan berarti status lekat lantas menjadikan jurnalis tak kritis setelah dekat.

Makan siang bersama Ahok. Membicarakan Jakarta tanpa terekam.
Makan siang bersama Ahok. Membicarakan Jakarta tanpa terekam.

Bayangkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdiri ke tempat kita duduk, lalu memotret kode barcode PIN (Personal Identification Number) telepon pintar kita. Itulah cara Ahok menambahkan orang lain sebagai jaringan teman dalam grup percakapan Blackberry-nya. “Begini saja lebih mudah, langsung terkoneksi kita. Daripada add PIN secara manual, nanti malah pending terus,” ungkap Gubernur DKI Jakarta itu.

Continue reading “Di Balik Layar Produser Dialog: Bersahabat dengan Pejabat”

Di Balik Layar Produser Dialog: Manajemen Pembatalan Narasumber, 6 SKS

Dua tahun berkutat menjadi produser dialog KompasTV, banyak cerita bisa dibagi. Ini tentang bagaimana saat seorang produser dialog harus memberitahukan kepada narasumber penting yang sebenarnya sudah deal, bahwa sang tamu tak jadi tampil di televisi.

debatSeorang senior di dunia produser dialog alias guestbooker, ibarat belajar di kampus, mata kuliah manajemen pembatalan narasumber memiliki tantangan, nilai, sekaligus bobot poin amat tinggi, yakni mencapai 6 SK. Bab satu ini masuk kategori tingkat kesulitan tinggi, karena mempertaruhkan hubungan baik kantor dan kedekatan personal, reputasi, serta keahlian lobby bagaimana berhadapan dengan tokoh besar, tanpa membuatnya tersinggung. Tak salah, kalau sukses, nilai yang diraih pun cukup tinggi.

Continue reading “Di Balik Layar Produser Dialog: Manajemen Pembatalan Narasumber, 6 SKS”

Di Balik Layar Produser Dialog: Legenda Sepakbola Itu Menjadi ‘Pilot’

Dua tahun berkutat menjadi produser dialog KompasTV, banyak cerita bisa dibagi. Ini tentang bagaimana kisah menemukan seorang legenda sepakbola Indonesia yang kini berprofesi sebagai …

Sang legenda lapangan sepakbola Alexander Pulalo. Di depan stadion yang membesarkannya.
Sang legenda lapangan sepakbola Alexander Pulalo. Di depan stadion yang membesarkannya.

Menjadi jurnalis, banyak cara untuk menemukan sebuah informasi menarik. Bisa dari riset serius, menghadapi komputer dengan jaringan internet selama berjam-jam, mencermati tumpukan kliping koran segunung, atau dengan cara santai, sambil berbaring memainkan telepon pintar.

Contoh kasus kedua saya dapat saat iseng bermain twitter. Ketika itu timnas U-19 sedang menjadi bahan pembicaraan pencinta bola, usai menjadi juara Piala AFF di Sidoarjo dan menghadapi kualifikasi Piala Asia di Jakarta. Teringat Evan Dimas dkk, teringat pula nama timnas Primavera di era 1990-an. Saya twit siapa saja ‘alumnus’ Primavera, dan bagaimana nasib pemain-pemain itu saat ini.

Continue reading “Di Balik Layar Produser Dialog: Legenda Sepakbola Itu Menjadi ‘Pilot’”

Di Balik Layar Produser Dialog: Mengejar Si Brewok

Dua tahun berkutat menjadi produser dialog KompasTV, banyak cerita bisa dibagi. Ini tentang bagaimana mengejar dan merayu narasumber kelas berat agar bersedia tampil di dialog live.

Surya Paloh dalam persiapan wawancara live Kompas Petang bulan lalu. Menghadapi narasumber berkharisma.
Surya Paloh dalam persiapan wawancara live Kompas Petang. Menghadapi narasumber berkharisma.

Pernah menyandang status sebagai jurnalis Tempo, hal-hal yang terwarisi yakni bagaimana “kegigihan” sebagai salah satu kiat menembus narasumber. Teringat Oktober 2005, dalam training orientasi calon reporter Tempo, Pemimpin Redaksi Koran Tempo saat itu, Toriq Hadad mengisahkan bagaimana harus berjam-jam, berhari-hari, menunggu di depan rumah mantan wakil presiden Try Soetrisno agar bisa mendapatkan kutipan pernyataannya sebagai salah satu orang yang dicari terkait sebuah isu saat itu. Penegasan yang sama disampaikan pembicara lain pelatihan, Nezar Patria dan Rommy Fibri: tekunlah mengejar narasumber. Tunggu di depan rumahnya. Telepon dan kirim pesan pendek sebanyak mungkin, sampai dia bosan dan akhirnya membuka pintu, mengangkat atau menjawab pesan itu. Zaman belum semudah sekarang, belum ada Aplikasi Whats App atau Blackberry Messenger.

Continue reading “Di Balik Layar Produser Dialog: Mengejar Si Brewok”