Bermodal maksimal, hasil yang diraih partai Hanura justru minimal. Tak ada surprise berarti dalam perolehan suara pemilu legislatif. Begitupula liputan kampanye ini. Seharusnya bisa menampilkan unsur “kejutan”.
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) memiliki modal lebih dari cukup untuk sekadar melewati ambang batas parlemen 3,5 persen. Apalagi masuknya konglomerat sekaligus mogul media Hary Tanoesoedibjo ke partai bernomor sepuluh ini pada Februari 2013 menjadi suntikan kekuatan berarti. Ya finansial, ya pengaruh publik lewat kekuatan media. Berselang lima bulan, Hary Tanoe yang baru saja lompat dari Partai Nasdem pun didapuk menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Hanura. Pada bulan Juli tahun lalu juga, pasangan Wiranto-Hary Tanoe dideklarasikan sebagai duet capres-cawapres dari partai ini. Hanura menjadi partai peserta pemilu satu-satunya, yang mengusung paket pemimpin eksekutif pada pemilu legislatif 9 April.
Continue reading “Hanura, Kampanye Terakhir, Menjadi yang Terakhir?”
