Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Setahun Mengawal Segmen Dialog

Menikmati hidup dimulai dari bagaimana Anda menikmati pekerjaan.

Bersama Ahok, 'pendekar kungfu' ibukota. Berjuang mencari akses ke orang-orang penting.
Bersama Ahok, ‘pendekar kungfu’ ibukota. Berjuang mencari akses ke orang-orang penting.

Dalam menempuh perjalanan karir lebih dari 2,5 tahun di KompasTv, mungkin saya termasuk orang yang beruntung. Baru berkenalan dengan dunia televisi, setidaknya saya telah mengecap tiga meja berbeda. Setengah tahun pertama menjadi korlip, koordinator peliputan yang menaungi pemberitaan di Jakarta dan sekitarnya. Masuk 2012, saya berada di pos koordinator peliputan daerah, berkomunikasi dengan kontributor dari Banda Aceh sampai Timika. Dan, setahun terakhir, saya bergeser di posisi produser dialog, mengurus hal ikhwal tema dan narasumber untuk segmen dialog di program Kompas Pagi, Kompas Petang, dan kini terfokus di Kompas Malam.

Menjadi produser dialog, garda terdepan yang berurusan dengan tamu alias narasumber, memiliki beberapa tuntutan.

Continue reading “Setahun Mengawal Segmen Dialog”

Kreatif Memotret Narsisme

Studio Sinten Yogyakarta pintar mencari peluang bagaimana mengabadikan kenangan dengan cara berbeda.

Berempat menerobos masa lalu. Foto kenangan dalam nuansa jadul.
Berempat menerobos masa lalu. Foto kenangan dalam nuansa jadul.

Awalnya, kami melihat dari luar. Jalan raya menuju Tugu, ikon kota Yogyakarta. Sekilas, studio itu nampak unik. Tak sekadar menawarkan sebagai sarana berpose dalam grup, keluarga misalnya. Tapi juga melengkapi diri dengan busana tradisional (wardrobe) dan juga latar belakang (backdrop) bernuansa kuno. Tak salah, Sinten yang berlokasi di Jl Diponegoro, depan Pasar Kranggan, Yogyakarta itu memilih tagline ‘studio foto jang bernoeansa tradisionil Djogja tempo doeloe’.

Pemilik sekaligus fotografer Sinten, Toni Handoko, bercerita, berbagai item barang di Sinten sebagian merupakan koleksi keluarganya. Misalnya, radio tua, rokok jadul, lukisan, topeng, dan juga sangkar burung. “Tapi, barang-barang lain ada yang harus saya hunting ke berbagai tempat,” kata Toni. Ia merujuk pada pintu, jendela, dan berbagai interior lain.

Continue reading “Kreatif Memotret Narsisme”

Kereta yang Kian Berubah

Kini, Kereta Api di Indonesia sudah menjadi moda transportasi yang aman dan nyaman.

Einzel menikmati perjalanan KA Sancaka Yogya-Surabaya. Nyaman bepergian dengan kereta.
Einzel menikmati perjalanan KA Sancaka Yogya-Surabaya. Nyaman bepergian dengan kereta.

Naik kereta api sekarang berbeda dengan dulu. Jangan bayangkan, ada penumpang yang tiduran di atas koran, atau pelaju dengan “ongkos nembak” pada koordinator serta Polisi Khusus KA. Dulu, para “free rider” yang Pulang Jum’at Kembali Ahad, biasa memberikan Rp 50 ribu untuk perjalanan tujuan Yogyakarta yang seharusnya bayar lebih dari dua kali lipatnya. Saya mengalaminya selama 5 bulan, saat hidup terpisah di bulan-bulan awal kelahiran Einzel.

Kini, kereta Indonesia menjadi jauh lebih menyenangkan. Hanya penumpang berkarcis yang boleh masuk ruang tunggu, tak ada lagi karcis peron bagi pengantar. Pedagang di stasiun dibersihkan. Toilet digratiskan. Imbasnya, harga tiket kereta api melangit. Nyaris beda tipis dengan tiket pesawat.

Continue reading “Kereta yang Kian Berubah”

Surabaya, yang kian Bersinar dan Bahagia…

Surabaya tak hanya menyisakan masa lalu nan gemilang, tapi di sinilah masa depan itu berada.

Pulang pergi melintasi Selat Madura. Sekali jalan Rp 30 ribu.
Pulang pergi melintasi Selat Madura. Sekali jalan Rp 30 ribu.

Mengitari kota kelahiran, bersama orangtua, isteri, dan anak, di liburan Tahun Baru kemarin. Dari radio mobil sewaan kami, terdengar cuap-cuap pendengar berinteraksi di FM 100.0 Suara Surabaya, radio yang didesain sebagai sarana warga kota berteriak apa saja. “Saya sudah keliling Indonesia, hampir dari Sabang sampai Merauke, tapi saya kira, di Surabaya inilah kota yang iklim usahanya paling bagus,” ungkap pendengar itu.

Sudah sejak lama Kota Pahlawan ini memilih julukan “Sparkling Surabaya”, sebagai gambaran dinamisasi kota, yang senantiasa aktif dan berkelap-kelip. Julukan yang pas sebagai diferensiasi dan jualan sebuah tempat, layaknya “Amazing Thailand”, “Uniquely Singapore”, “Malaysia Truly Asia”, “Jogja Never Ending Asia”, dan lain-lain.

Continue reading “Surabaya, yang kian Bersinar dan Bahagia…”

Don’t Die Before Go To Dieng

Konon berasal dari kata “Di” yang berarti tempat atau gunung dan “Hyang” bermakna dewa, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.Tak salah rasanya, kawasan di sisi Gunung Sumbing dan Sindoro ini mendapat julukan “The mystique of central java

Dieng juga dikenal memiliki "Bukit Teletubbies". Kreativitas mengemas wisata.
Dieng juga dikenal memiliki “Bukit Teletubbies”. Kreativitas mengemas wisata.

Di antara berbagai lokasi yang kami kunjungi dalam liburan keluarga selama dua pekan di Natal-Tahun Baru kemarin, Dieng menjadi venue nan mengesankan. Hanya menginap semalam, tapi memori indahnya amat membekas, terutama bagi anak-anak kami, Einzel (6 tahun) dan Kirana (2).

Sesuai rencana, kami berempat menuju Dieng dengan mobil pinjaman dari Yogyakarta. Berangkat selepas sarapan, perjalanan tak buru-buru, melintasi Magelang, Secang, Temanggung, dan Wonosobo. Dari pusat kota, alun-alun Wonosobo, petunjuk menuju Pegunungan Dieng sudah terlihat, sekitar 26 kilometer menuju puncak. Menggunakan Avanza G, lekak-lekuk menuju Dieng Plateau tak terlalu menjadi masalah, meski sesekali mesti waspada menghadapi kendaraan lain yang berlawanan arah. Kami naik, dan mereka –kadang mobil atau bus wisata- beranjak turun ke arah Wonosobo.

Continue reading “Don’t Die Before Go To Dieng”

Saatnya Sepak Bola Modern Berbasiskan Teknologi

Jangan terus meratapi kegagalan timnas SEA Games. Ini saatnya, melek diri, menuju era sepakbola modern.

Sudirman (kiri) dan Andreas Marbun di "Kompas Petang". Bahas sepakbola secara teknis.
Sudirman (kiri) dan Andreas Marbun di “Kompas Petang”. Bahas sepakbola secara teknis.

Indonesia gagal mengulang memori medali emas SEA Games pada 22 tahun silam, saat tim nasional sepakbola kembali bertemu Thailand di partai puncak pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara. Gol tunggal Sarawut Masuk di menit ke-22, gagal dibalas Yandi Sofyan dkk hingga wasit Wang Zhe dari China meniup peluit panjang. Harapan besar agar Indonesia mampu merebut medali emas ketiga dari cabang sepakbola di sepanjang sejarah SEA Games, musnah.

Continue reading “Saatnya Sepak Bola Modern Berbasiskan Teknologi”

Raport Biru si Supit Urang

Raport memang bukan semata nilai, tapi setidaknya, sesuai arti katanya, itulah laporan.

Rambut ‘supit urang’ Einzel. Apa ya maknanya?

Pagi tadi, lelaki dengan rambut bak supit udang itu, terjadwal menerima raport. Kelas 1 SD, tapi saya rasa, cukup berat juga materi pelajaraannya. Setidaknya, dibandingkan zamanku dulu.

Cobalah Anda bayangkan itu. Seperti pernah saya tulis di sini. Untuk pelajaran Bahasa Inggris, saya merasa pelajaran yang didapat  Einzel baru saya dapat di level SMP dulu Mulai dari cara menyebut identitas diri, sampai bagaimana menyebut silsilah keluarga, mengenal father, brother, sister, grandmother, dll. Juga mengingat nama-nama mainan yang tak pernah saya bahami apa Bahasa Inggrisnya: ayunan sebagai swing, jungkat-jungkit disebut she saw, atau panjatan besi diingriskan monkey bars.

Continue reading “Raport Biru si Supit Urang”

Kuliah itu Hanya Pintu Pembuka

Kelar sudah 6 bulan mengajar Semester Ganjil di UMN.

Hahaha.. cepat sekali ya waktu berjalan, time flies..

Kuliah tamu bersama Revolusi Riza dari Trans7. Berbagi pengalaman nyata.
Kuliah tamu bersama Revolusi Riza dari Trans7. Berbagi pengalaman nyata.

Seperti baru kemarin, menuliskan hari terakhir mengajar Semester Genap 2012/2013 di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), yang saya posting di sini. Siang tadi, saya merampungkan hari terakhir mengajar Semester Ganjil 2013/2014 di UMN, usai mengampu tiga kelas dengan satu mata kuliah yang sama, “Editing & Pasca Produksi Televisi”, diikutii 99 mahasiswa.

Kalau di kisah Semester Genap lalu, sempat mendatangkan Ratna Dumila dari Kompas TV berkisah mengenai “Di Balik Berita TV” dan “Menjadi Presenter TV”, pada semester ini, hadir Revolusi Riza, produser eksekutif Trans7. Revo, kawan seperjuangan di Surabaya ini, berbagi tentang seluk-beluk dunia pemberitaan televisi, dan bagaimana membuat paket produksi televisi nan menawan. “Kuncinya, buat setiap menit dalam durasi program yang kalian buat penuh dengan tayangan menawan. Ingat, remote control yang dimiliki pemirsa amat kejam,” kata pria di balik kesuksesan program “Indonesiaku” episode “Suku Talang Mamak, Terasing di Tanah Sendiri” memenangkan CNN Television Journalist Award 2012.

Continue reading “Kuliah itu Hanya Pintu Pembuka”

NoBar Big Reds Cirebon

LIVERPOOL MENANG TANPA BELAS KASIHAN!

JUDUL ITU COCOK UNTUK MENGGAMBARKAN JALANNYA PERTANDINGAN/ SAAT LUIS SUAREZ DAN KAWAN KAWAN MELAWAT KE WHITE HART LANE/ MARKAS TOTTENHAM HOTSPURS//

TAK TANGGUNG TANGGUNG/ REKOR BURUK DI KANDANG SPURS/ DIHAPUS DENGAN KEMENANGAN BESAR/ LIMA GOL TANPA BALAS/ MINGGU LALU//

KAPTAIN BARU LIVERPOOL/ LUIS SUAREZ/ TAMPIL GANAS/ SEKALIGUS MEMANTAPKAN DIRINYA SEBAGAI TOP SKOR/ DENGAN 17 GOL//

Continue reading “NoBar Big Reds Cirebon”

Akhirnya, Wisuda Juga…

Pesan moral dari kisah lulusnya S-2 ini adalah: selesaikanlah, apa pun pekerjaan yang telah kita mulai.

Wisuda S-2. Setelah 3,5 tahun.
Wisuda S-2. Setelah 3,5 tahun.

Butuh 3,5 tahun bagi saya untuk menyelesaikan tulisan yang telah dimulai di tautan ini. Agustus 2010, saya dilantik sebagai mahasiswa pascasarjana program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana (UMB). Dalam posting bertajuk, “Kuliah lagi, buat apa lagi?” saya menutup dengan alinea berbunyi, “Catatan ini diketik hari ini, 29 Agustus 2010. Semoga dua tahun lagi, jika Tuhan mengizinkan, saya kembali menulis, menyelesaikan apa yang telah dimulai hari ini…”

Ternyata, saya molor. Melewati serangkaian rasa malas, sok sibuk, pindah kerja, dan juga satu semester cuti, akhirnya kuliah itu rampung juga. Akhir Agustus 2013, saya maju sidang tesis dalam penelitian bertema “Komunikasi Politik Kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta melalui Media Sosial –Analisis Akun Twitter Resmi Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Masa Kampanye Putaran Pertama dan Kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.” Dan siang tadi, 17 Desember 2013, saya menjalani prosesi wisuda Sarjana S-2 alias Magister Ilmu Komunikasi (M.Ikom) di Jakarta Convention Centre.

Continue reading “Akhirnya, Wisuda Juga…”