Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Menggabungkan Liputan Pra dan Saat ‘Hari H’

Liputan ini berbeda, karena ada wawancara yang dilakukan sebelum Hari H unjuk rasa buruh di 1 Mei.

Aldo, Christina Iddha Maydita, Jesica Suryawaty, Putri Hapsari dan Christine Yapman memilih liputan May Day pada 1 Mei 2015 sebagai materi Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Yang membuat paket mereka terasa berbeda, karena tak hanya menampilkan reportase Aldo dan kawan-kawan di seputaran Thamrin hingga kawasan depan Istana Merdeka.

Continue reading “Menggabungkan Liputan Pra dan Saat ‘Hari H’”

Buruh Bukan Budak!

Liputan aksi May Day dipersiapkan dengan cermat, baik eksekusi di lapangan, maupun taping di studio, serta proses pasca produksinya. Sayang, ‘dirusak’ oleh masalah-masalah kecil.

Ada ungkapan, kita jatuh bukan karena batu besar, tapi karena kerikil atau batu sandungan kecil-kecil, baik yang terletak di jalan, maupun yang mengganjal di sepatu kita. Pun demikian dengan karya Steven Hartoyo, Dea Andriani, Kurnia Boru, dan Olive sebagai materi Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Continue reading “Buruh Bukan Budak!”

Mahasiswa di tengah Aksi Buruh

Meliput aksi buruh pada May Day 2015 di Gelora Bung Karno, mereka menampilkan berbagai visual menarik. Sayang, momen penting justru ambil dari youtube.

Liputan ini juga prasyarat Ujian Akhir Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Ngesti Sekar, Octi Sundari, Ardila Putri, dan Nada Nisrina memilih topik kemeriahan May Day sebagai latar mereka melakukan live report.

Continue reading “Mahasiswa di tengah Aksi Buruh”

Latihan, Latihan, Latihan… Jam Terbang, Jam Terbang, Jam Terbang…

Jurnalis dituntut akurat dalam berbagai hal. Termasuk yang menyangkut penyebutan lokasi sebuah peristiwa.

Jason terpeleset di kalimat pertamanya. “Selamat Siang, Saudara, saya Jason Leonardo melaporkan dari Bundaran HI, Jakarta Barat”. Bundaran Hotel Indonesia, yang sering disebut sebagai titik nolnya ibukota, berada di Jakarta Pusat dan bukan Jakarta Barat. Ia keliru dalam penyebutan keterangan lokasi, dan sangat fatal bagi orang yang tahu di mana lokasi tersebut, serta ‘menyesatkan’ bagi orang yang tak paham peta Jakarta. Untuk netral, sebenarnya cukuplah Jason menyebut ‘Bundaran HI, Jakarta’.

Continue reading “Latihan, Latihan, Latihan… Jam Terbang, Jam Terbang, Jam Terbang…”

Belajar Menjadi Pembuat Film Dokumenter

Merekam peristiwa nyata yang didokumentasikan dengan baik, melalui proses pascaproduksi yang ekselen, merupaka sebuah pengalaman berharga. Karena peristiwa tak bisa diulang. Inilah awal menjadi pembuat film dokumenter. Berangkat dari sebuah ‘sejarah’.

Gavrilla Gertruida memberi sensasi khusus pada paket berita liputan May Day yang dibuatnya. Suara musik nan menghentak –meski pada beberapa kesempatan terdengar terlalu kenceng dan mendominiasi- menjadi kekuatan tersendiri pada paket liputannya.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=L_7OdUWyc6k&feature=youtu.be]

Continue reading “Belajar Menjadi Pembuat Film Dokumenter”

Narasumber dan Reporter adalah Sejajar

Selain masalah kesetaraan narasumber, kritik terhadap reportase Ricky Halim ada pada live reportnya yang tertelan audio pengunjukrasa.

Dalam jurnalistik, posisi narasumber dan koresponden harus sejajar. Tak elok bila reporter menyebut narasumbernya dengan atribusi yang mengesankan narasumber lebih tua atau terhormat. Karena bagaimanapun, pemirsa televisi beragam posisinya. Ada pula, mungkin, pemirsa yang usianya lebih tua dari narasumber tengah menyaksikan tayangan itu. Jadi, tak perlu menyapa dengan sebutan bapak.

Continue reading “Narasumber dan Reporter adalah Sejajar”

Huru-Hara Hari Buruh?

Liputan Aliefia kaya visual. Beberapa catatan menjadi masukan. Selain soal istilah, juga kurang greget tanpa wawancara.

Hampir tiga menit show diiringi bumper dan musik pengiring BBC News, paket liputan Aliefia Nada Malik awalnya tampak menggigit. Tapi, apakah benar dibilang berlebihan jika headlinenya dianggap terlalu lebay, dengan memberi judul ‘Huru-Hara May Day 2014’, ‘Jakarta Mampet Akibat Demo Buruh’?

 

Continue reading “Huru-Hara Hari Buruh?”

Karena ‘Jurnalisme TV’ Bukanlah ‘Jurnalisme Katanya’

Berita TV punya slogan, ‘Show It Don’t Tell’…

Tesya Claudia Ariesta menampilkan liputan bernuansa semangat tinggi. Beraksi di depan motor-motor pengunjuk rasa –meski gambar latarnya kabur dan tak jelas, Tesya tampak sangat antusias. Tak ubahnya saat ia meliput kampanye Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang juga penuh energy.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=veHQn9M687k&feature=youtu.be]

Continue reading “Karena ‘Jurnalisme TV’ Bukanlah ‘Jurnalisme Katanya’”