Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Mewariskan Passion Ayah pada Anak?

Terlalu banyak anak memilih profesi seperti ayahnya. Karena kagum, dipaksa, atau apa?

Di balik kemeriahan duel ‘The Fight of The Century’ antara Floyd Mayweather melawan Manny Pacquiao di Las Vegas pekan lalu, ada nama legendaris yang selalu hadir di setiap ajang tinju besar dunia. Mungkin Anda tak kenal namanya, tapi tentu tak asing dengan tone serta nadanya saat mengintroduksi pertarungan:

“Llllllladies and the gentleman, in the very good evening to you…. and we welcoming you  tonight you to the epicentre of the sport world here in MGM Grand Las Vegas Nevada…”

Continue reading “Mewariskan Passion Ayah pada Anak?”

Pepeng dan Makna Totalitas Profesi

Bicara Pepeng adalah bicara seorang dengan panggilan tinggi pada profesinya. Hingga akhir hayat, ia tak kenal dua kata: menyerah dan mengeluh.

http://www.youtube.com/watch?v=foRKDMgFZR4

Nama aslinya Ferrasta Soebardi, publik lebih mengenalnya sebagai  Pepeng, kelahiran Sumenep, 23 September 1954 dan meninggal dunia pagi tadi (6/5) di Cinere, Depok setelah sepuluh tahun bergulat dalam lumpuh.

Continue reading “Pepeng dan Makna Totalitas Profesi”

Mourinho dan Keangkuhan yang Menyertai Suksesnya

Ada yang bilang, untuk sukses, seseorang harus punya sifat ’arogan’. Boleh aja sih, tapi ada satu syaratnya.

José Mário dos Santos Mourinho Félix berusia sembilan tahun saat ayahnya, José Manuel Mourinho Félix, dipecat sebagai pelatih Belenenses tepat di hari Natal. Tim yang diasuh ayahnya, yang dikenal sebagai mantan penjaga gawang, meraih hasil buruk pada 23 Desember. Tepat saat makan siang di hari Natal keluarganya di Portugal, telepon berbunyi dan mengabarkan Jose Mourinho senior di-PHK.

Continue reading “Mourinho dan Keangkuhan yang Menyertai Suksesnya”

Pacquiao Adalah Kita

Manny Pacquiao kalah dalam pertarungan yang dikatakan terbesar abad ini. Tapi ia mencuri hati penonton.

http://www.youtube.com/watch?v=ePDJydGnqEs

Mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson mengungkapkan rasa kecewanya usai laga Floyd Mayweather melawan Manny Pacquiao yang berlangsung 12 ronde. Dalam akun twitter @MikeTyson, pria yang kini berusia 48 tahun itu mencuit, “We waited 5 years for that… #underwhelmed #MayPac”

Tak hanya Tyson yang kecewa. Jutaan orang yang menonton laga ini, baik mereka yang membeli tiket ratusan juta rupiah di MGM Grand Arena Las Vegas menggunakan jet pribadi, sampai masyarakat miskin Filipina yang membuat detak waktu negeri lumbung padi itu serasa berhenti.

Continue reading “Pacquiao Adalah Kita”

Benci dan Rindu Sepak Bola Indonesia

Ini sebuah buku, tepatnya kumpulan tulisan, dari seorang yang sepuluh tahun berada di panggung belakang sepak bola Indonesia. Tulisannya ‘renyah’, ‘gurih’, dan ‘basah’.

Mencintai Sepak Bola Indonesia Meski Kusut. Wujud Benci tapi Rindu pada Sepak Bola Indonesia.
Mencintai Sepak Bola Indonesia Meski Kusut. Wujud Benci tapi Rindu pada Sepak Bola Indonesia.

Secara personal, saya tak kenal dengan Miftakhul F.S alias Fim, pria asal Mantup, Lamongan, yang tahun ini genap sepuluh tahun mengabdi sebagai wartawan olahraga di Jawa Pos. Fim hadir di Surabaya, saat saya memutuskan meninggalkan kota itu menuju Jakarta. Sepertinya, kami pernah sekali bertemu dalam jarak cukup dekat, saat berada di ruangan Komisi Disiplin PSSI, mendengarkan keputusan yang digedok Hinca Panjaitan.

Kala itu, saya masih berkarya sebagai jurnalis Radio CVC Australia di Jakarta, status yang membuat saya –tanpa disadari- juga ada di even-even sepakbola besar di mana Fim juga berada, antara lain pagelaran Putaran Final Piala Asia 2007 dan Final AFF 2008 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.

Continue reading “Benci dan Rindu Sepak Bola Indonesia”

Fokus Pada Detail

Di antara berbagai liputan yang mengangkat ‘side bar’ alias sisi lain sebuah event besar yakni terkait penjualan merchandise, karya ini terbaik. Menampilkan visual berupaa shoot-shoot detail.

Ketika mengangkat angle tentang pedagang pernak-pernik tim nasional setiap Indonesia bertanding, maka Febryanto, Antonius Wilton, Reza Sugiharto dan Ryan Giovanni mengambilnya dengan sangat cermat. Diiringi musik latar yang pas –sayang tak ditulis judul ‘Garuda di Dadaku’ serta ciptaan atau siapa yang mempopulerkan lagu itu di CG, mereka mengambil detail per detail gambar dengan amat fokus.

Continue reading “Fokus Pada Detail”

Perhatikan ‘Blocking’ Saat Take

Saat pengambilan gambar, perhatikan pasti estetika latar yang bakal terlihat di layar. Baik latar presenter saat bersiaran, dan juga reporter di lapangan.

Juga mengangkat topik keramaian Directioners menjelang konser Niall Horan dan kawan-kawan, Nina Tri Aulia N, Lucky Khaerul Fikri, Peter John, serta Nathania Anabele rela berjibaku dalam panas dan hujannya kawasan Senayan. Keseriusan kelompok ini mengerjakan Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) tampak saat mereka menyertakan sekuen presenter di ‘studio’. Untuk UTS tak ada kewajiban hadirnya presenter di studio, untuk  ‘toss’ ke presenter di lapangan.

Continue reading “Perhatikan ‘Blocking’ Saat Take”

Televisi: Bahasa Visual, Bahasa Show

Dalam jurnalisme televisi dikenal istilah ‘show it, don’t tell’. Tunjukkan, dan jangan hanya dikatakan…

Bahasa televisi adalah menunjukkan gambar, menyorot aktivitas, dan menampakkan sekuence yang menjelaskan apa yang disampaikan. Menarik saat kelompok Lani Diana, Gilang Gegono, dan Annisa Hardjanti memilih topik side bar alias sisi lain penyelenggaraan konser One Direction.

Continue reading “Televisi: Bahasa Visual, Bahasa Show”

Liputan yang Memberi Konteks

Kelebihan liputan ini karena tak hanya menampilkan situasi terkini, tapi ada konteks yang menyertai berita itu. Ada beberapa kelemahan penting untuk diperbaiki.

Empat orang dalam kelompok ini, Aretyo Jevon Perdana, Rosyana, Yeliana Pricentia dan Sugeng Adji, hadir dalam laga pamungkas kualifikasi Piala AFC U-23 antara timnas sepak bola Indonesia melawan Korea Selatan. Mengerjakan project Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara, liputan sepanjang 2 menit 57 detik ini kaya dengan belanjaan visual, yang ditampilkan sesuai narasi beritanya.

Continue reading “Liputan yang Memberi Konteks”

Totalitas Liputan di Tengah Hujan

Namanya jurnalis harus siap dalam kondisi apapun. Cuaca buruk bisa jadi justru jadi berita bagus. Dibandingkan kelompok lain yang ‘berperang’ di medan berkondisi serupa –mengangkat angle konser mahal diguyur hujan, karya ini bisa dikatakan lebih baik.

Empat ‘wartawati’ di kelompok ini – Tsarina Maharani, Yovita, Rahmayanti, dan Vinsensia Ariesta Dianawanti memilih semarak gelaran konser One Direction di Gelora Bung Karno, sebagai pengerjaan take home test Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Continue reading “Totalitas Liputan di Tengah Hujan”