Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Jokowi yang Berlebaran dengan Tidak Main Stream

Langkah Jokowi berlebaran di Aceh merupakan cara berkomunikasi ‘out of the box’.

Presiden Joko Widodo didampingi Bupati Aceh Barat Alaidinsyah (kiri) mengunjungi Kampung Nelayan Desa Kuala Bubun, Aceh Barat, Aceh, 16 Juli 2015.  Photo ANTARA FOTO by Tempo.co
Presiden Joko Widodo didampingi Bupati Aceh Barat Alaidinsyah (kiri) mengunjungi Kampung Nelayan Desa Kuala Bubun, Aceh Barat, Aceh, 16 Juli 2015. Photo ANTARA FOTO by Tempo.co

Presiden Joko Widodo kembali membuat keputusan ‘berbeda’. Malam takbir ia memutuskan tidak bermalam takbir dan Salat Id di Masjid Istiqlal. Alih-alih ada di Jakarta, presiden terbang ke Aceh, berkunjung ke Nagan Raya, Meulaboh, dan bermalam takbir serta Salat Idul Fitri di Banda Aceh.

Di Bumi Serambi Mekah, Jokowi mengutarakan alasan di balik kebijakannya ber-Idul Fitri di luar Jakarta. “Wilayah Indonesia itu terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Papua. Tahun ini saya awali Lebaran dari Aceh, dari Barat. Tahun depan, Insyaallah, pindah ke Sumatera Barat, tahun depannya ke NTB, dan Maluku. Supaya semua bisa merasakan. Karena Jokowi itu presidennya Indonesia, bukan hanya di Jakarta saja,” katanya usai Salat Dzuhur di Masjid Babussalam, Kabupaten Aceh Barat.

Continue reading “Jokowi yang Berlebaran dengan Tidak Main Stream”

Karena Setiap Manusia Butuh Teman Bicara

Menarik membaca tulisan Ndy di Kompas pagi tadi. Karena Jokowi juga manusia, ia memerlukan teman bicara yang mampu ‘mengimbanginya’.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno (tengah) dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto (kiri). Kawan bicara di Ring 1. Foto Kompas, Wisnu Widiantoro.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Kawan bicara di Ring 1. (Foto Kompas, Wisnu Widiantoro)

Dalam tulisan bertajuk ‘Mereka yang Jadi Teman Bicara’, dipaparkan nama-nama yang menjadi sasaran utama Presiden Jokowi berkeluh kesah. Ada Anggit Noegroho sekretaris pribadi Presiden, mantan Pemimpin Redaksi Harian Joglo Semar yang sudah menjadi teman ketika Jokowi masih menjadi pengusaha mebel di Solo, Jawa Tengah.

Disebutkan juga Pak Tik alias Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Di mata sebagian jurnalis istana, Pratikno terlihat sebagai menteri yang paling sering bertemu dengan Presiden. Hampir di setiap pertemuan, Pratikno mendampingi Presiden.

Continue reading “Karena Setiap Manusia Butuh Teman Bicara”

Jokowi dan Conny

Jokowi Jenguk Cornelis Lay, RS Bros Disterilkan

Agustinus Eko Rahardjo, CNN Indonesia
Kamis, 09/04/2015 15:51 WIB

 

Suasana RS Bros Renon saat Presiden Jokowi mejenguk Conny. (Foto: Detikcom)
Suasana RS Bros Renon saat Presiden Jokowi mejenguk Conny. (Foto: Detikcom)

Denpasar, CNN Indonesia — Presiden Jokowi menjenguk anggota tim perumus Kongres IV PDIP Cornelis Lay yang terkena serangan jantung saat hendak mengikuti pembukaan Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (9/4).

Beberapa saat sebelum Jokowi tiba di Royal Bali Hospital (RS BROS), area rumah sakit disterilkan, terutama di lantai 4 tempat Cornelis dirawat di ruang ICU.

Turun dari mobil sedan hitam, Jokowi langsung menuju ruang ICU. Ia tak lama berada di rumah sakit. Sekitar 15 menit kemudian, Jokowi telah keluar keluar dari ruang ICU dan langsung meninggalkan rumah sakit.

Continue reading “Jokowi dan Conny”

Di Balik Layar Produser Dialog: Bersahabat dengan Pejabat

Dua tahun berkutat menjadi produser dialog KompasTV, banyak cerita bisa dibagi. Ini tentang bagaimana saat seorang produser dialog memiliki akses khusus dengan pejabat. Tapi, bukan berarti status lekat lantas menjadikan jurnalis tak kritis setelah dekat.

Makan siang bersama Ahok. Membicarakan Jakarta tanpa terekam.
Makan siang bersama Ahok. Membicarakan Jakarta tanpa terekam.

Bayangkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdiri ke tempat kita duduk, lalu memotret kode barcode PIN (Personal Identification Number) telepon pintar kita. Itulah cara Ahok menambahkan orang lain sebagai jaringan teman dalam grup percakapan Blackberry-nya. “Begini saja lebih mudah, langsung terkoneksi kita. Daripada add PIN secara manual, nanti malah pending terus,” ungkap Gubernur DKI Jakarta itu.

Continue reading “Di Balik Layar Produser Dialog: Bersahabat dengan Pejabat”

Hari ke-21 di Hawaii: Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat

Selamat untuk Joko Widodo yang dilantik sebagai presiden ketujuh Indonesia.

Jokowi dalam blusukan. Merasakan langsung penderitaan.
Jokowi dalam blusukan. Merasakan langsung penderitaan. (Foto: Merdeka.com)

Indonesia sedang bungah. Presiden ketujuh dalam sejarah Republik ini resmi dilantik. Joko Widodo –berpasangan dengan Jusuf Kalla- menjadi duet pemimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan, 2014-2019.

Terpilihnya Jokowi memberikan catatan tersendiri, karena pria Solo ini mendekonstruksi, atau tepatnya mendesakralisasi, sosok seorang presiden. Selama ini, presiden diidentikkan dengan orang yang karismatis, gagah, jago berpidato, berpendidikan tinggi, keturunan bangsawan, atau dari kalangan militer dengan ketegasan dan kecakapan begitu rupa. Jokowi mendobrak semua paradigma itu. Ia adalah antitesa semua gambaran tentang stereotipe seorang pemimpin.

Continue reading “Hari ke-21 di Hawaii: Pemimpin yang Dekat dengan Rakyat”

Yang Ketu7uh: (Bukan) Film tentang Jokowi

Ini film tentang sejarah. Sejarah tentang lahirnya pemimpin dari hasil pemilu demokratis. Pemilu dengan antusiasme tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, setelah 1955. Sejarah yang menginjak tanah.

Mungkin banyak orang bakal kecele menganggap ini film tentang Joko Widodo. Apalagi kalau terjebak melihat trailer atau judulnya. Apalagi, film ini dibuka dengan adegan yang sangat humanis.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=WQgQKnW3n0E]

Continue reading “Yang Ketu7uh: (Bukan) Film tentang Jokowi”

Galaunya PDI-P, Galaunya Massa Moncong Putih

Galau. Satu kata itu yang tepat untuk mendeskripsikan suasana hati partai banteng moncong putih. Perolehan suara tak sesuai proyeksi jadi masalahnya.

Target PDI-P menang tebal bersama Joko Widodo sebagai calon presiden urung terlaksana. Tertatih-tatih menyentuh 20 persen perolehan suara nasional, membuat  PDI Perjuangan harus berpikir keras lagi untuk pencalonan capres, siapa koalisi yang digandeng, dan siapa calon wakil presidennya. Jum’at (11/4) malam, usai pertemuan mendadak dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri, Jokowi menyatakan, pihaknya telah menginventarisir, setidaknya ada nama lima calon wakil presiden.

Continue reading “Galaunya PDI-P, Galaunya Massa Moncong Putih”

Membedah Iklan Politik: Akhirnya, Jokowi…

Waktunya mepet, tiga hari jelang masa kampanye ditutup dan memasuki tiga hari tenang, PDI-Perjuangan akhirnya meluncurkan iklan pemenangan pemilu dengan melibatkan capresnya: sang gubernur kerempeng.

Analisis politik dan pendiri Sugeng Sarjadi Syndicate, Sukardi Rinakit, menulis dengan renyah di Harian Kompas, 1 April lalu. Dalam kolom bertajuk ‘Indonesia, Nirwani Dunia’ itu, Sukardi mengkritik pariwara kampanye PDI-P yang tak menyertakan jualan utama mereka: Joko Widodo.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=xKvlfat-Tkg]

Continue reading “Membedah Iklan Politik: Akhirnya, Jokowi…”

Lelang Jabatan, Lurah Dipilih Bak CEO

Gebrakan baru Jokowi-Basuki: jabatan lurah, camat, dan kepala dinas bukan lagi turun dari langit. Harus ada bisnis plan dan uji kepatutan serta kelayakan.

Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama. Lelang jabatan diilhami UU Aparatur Sipil Negara.
Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama. Lelang jabatan diilhami Undang-Undang Aparatur Sipil Negara.

Bukan Jokowi dan Basuki kalau tak punya gebrakan. Yang terbaru kali ini rencana mereka memilih pejabat dari tingkat lurah, camat, hingga selevel kepala dinas melalui lelang terbuka. “Mereka yang ikut lelang harus menyiapkan proposal kerja. Kalau di perusahaan namanya business plan, ya mungkin di sini kita sebut performance plan,” kata Gubernur DKI Joko Widodo saat menerangkan gagasan barunya itu. Jadi, meskipun jabatannya ‘hanya’ lurah, mereka menjalani serangkaian proses seperti saat seorang Chief Executive Officer (CEO) perusahaan diuji oleh komisarisnya.

Continue reading “Lelang Jabatan, Lurah Dipilih Bak CEO”

Karena Jokowi Tak Punya Peri

Siapa yang berteriak paling kencang mendukungmu, bisa jadi dia yang akan berteriak lebih kencang menentangmu.

Joko Widodo di Kompas TV. Tak bisa bersimsalabim di Jakarta.

Rumor bahwa pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua pada 20 September lalu akan penuh intrik dan aneka teknik kecurangan yang menguntungkan inkamben, terbukti tidak terbukti. Berbagai informasi gelap yang menyatakan tim Fauzi Bowo akan menghalalkan segala cara, mulai melobangi kertas suara sampai membeli saksi, tak ada fakta pendukungnya, hingga hajatan itu kelar. Perhitungan suara resmi KPUD di Hotel Borobudur Jum’at (28/9) menyimpulkan hasil akhir tak jauh berbeda dengan lembaga-lembaga penyelenggara hitung cepat. Dari total jumlah suara 4.667.941 di putaran kedua, Jokowi-Basuki menang dengan 53,82% atau 2. 472.130 pemilih. Juara bertahan Foke-Nara kebagian 46,18 persen alias 2.120.815 pencoblos. Selisih suara mereka 351.315, lebih kurang sama dengan jumlah penduduk satu kecamatan di Jakarta.

Continue reading “Karena Jokowi Tak Punya Peri”