Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?

Banyak pilihan bisa kita lakukan untuk mengawali hari baru pemberian Sang Pencipta.

Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.
Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.

Sebuah survei mengungkapkan bahwa 63 persen pengguna smartphone mengaku selalu membawa ponselnya sebelum tidur. Bisa dipastikan, hal pertama yang dilakukannya saat bangun adalah membuka telepon pintarnya.

Apa lagi yang biasa dilakukan manusia setelah benar-benar bangun tidur (bukannya melek terus tidur lagi)? Merokok? Ke kamar mandi? Baca koran? Merapikan tempat tidur?  Mencium orang terdekat Anda? Atau berolahraga? Apa pilihan Anda?                                            Continue reading “Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?”

Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time

Untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani, budaya ketepatan waktu menjadi sesuatu yang amat dijunjung tinggi.

Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.
Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.

Bahasa Inggris memiliki idiom ‘PBOT’: Please Be On Time. Tapi khusus untuk kami yang di sini menjalani serangkaian training dengan jadwal amat ketat, dari Senin ke Sabtu selama nyaris 4 pekan, ada istilah baru yang disepakati bersama. PBBT: Please Be Before Time.

Dengan schedule detail yang sudah dipegang sampai akhir acara 24 Oktober nanti, untuk setiap item session-nya peserta harus sudah di lokasi kelas atau auditorium paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai.

Continue reading “Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time”

Hari ke-3 di Hawaii: Mencintai Makanan, Mencintai Kebudayaan

Mengenal dunia nan beragam ini dapat dimulai dari mencintai berbagai macam cita rasa makanan dari negara lain.

Breakfast menu: Mexican sausages. Mencecap lidah latin.
Breakfast: Mexican sausages. Mencecap lidah Latin.

Sejak awal sebelum menjejakkan kaki di Hawaii, panitia training ini sudah memberikan email arahan. Di antara berbagai pasal petunjuk soal imigrasi, bagasi, tiket perjalanan, pakaian yang mesti dibawa dan lain-lain, ada item khusus mengenai makanan yang akan kami santap selama 25 hari acara di Maui, Hawaii itu. Ringkasnya, pengumuman itu berbunyi:

Continue reading “Hari ke-3 di Hawaii: Mencintai Makanan, Mencintai Kebudayaan”

Hari ke-2 di Hawaii: Saya 17 Jam di Belakang Anda

Saat bepergian ke luar benua, salah satu musuh terdekat bernama ‘jet lag’.

Boeing 717 yang menerbangan dari Honolulu ke Hawaii. Beda waktu 17 jam dari Jakarta.
Boeing 717 yang menerbangkan dari Honolulu ke Maui. Beda waktu 17 jam dari Jakarta.

Jika Anda pernah melihat peta dunia berukuran besar yang biasa dipajang di tembok-tembok kantor atau sekolah, akan terlihat sebuah garis pembatas hari. Letaknya ada di sebelah kanan Australia, terus ke kanan, nah setelah Selandia Baru. Itulah garis imajiner penanda perbedaan hari. Yang di sisi kiri lebih cepat, sementara sisi kanan garis lebih lambat.

Nah, jika Anda membaca tulisan ini di Jakarta atau lokasi di wilayah Waktu Indonesia Barat, maka saya ada di seberang garis waktu itu. Jarak kita terpisah 17 jam, dengan keunggulan ada di tangan Indonesia. Dengan kata lain, kalau Anda membaca tulisan ini Hari Rabu pukul 16 atau 4 sore WIB, maka di kamar tempat saya mengetik di Maui, Hawaii ini masih Selasa pukul 23 malam.

Continue reading “Hari ke-2 di Hawaii: Saya 17 Jam di Belakang Anda”

Hari ke-1 di Hawaii: Aloha, Selamat Datang di Hawaii

Tiba di Maui, satu dari gugusan kepulauan yang ada di Hawaii. Sempat mampir di kota tempat Barack Obama dilahirkan.

Naik Wiki Wiki, shuttle bus di bandara Honolulu. Pintu gerbang AS di Kepulauan Hawaii.
Naik Wiki Wiki, shuttle bus di bandara Honolulu. Pintu gerbang AS di Kepulauan Hawaii.

Setelah menempuh belasan jam penerbangan, akhirnya sampai juga saya di tempat tujuan ‘retreat’ selama 25 hari ke depan: Hawaii. Dari Jakarta 7 jam ke Tokyo, lanjut 7 jam lagi ke Honolulu, masih disambung 30 menit penerbangan ke Pulau Maui. Tiga penerbangan, tiga maskapai, dan empat bandara di dua benua.

Continue reading “Hari ke-1 di Hawaii: Aloha, Selamat Datang di Hawaii”

Lihat Negara, Lihat Pintu Gerbangnya

Sebagaimana sebuah perjalanan, hidup adalah sebuah proses, bukan hanya hasil. Untuk mencapai tujuan itu, kita kadang mampir ke lokasi lain, dan bertemu orang-orang tak terduga.

Bandara Narita, Tokyo. Besar, berkelas, namun ramah dan penuh fasilitas.
Bandara Narita, Tokyo. Besar, berkelas, namun ramah dan penuh fasilitas.

Salah satu proses menarik dalam perjalanan dari Jakarta ke Hawaii adalah Tokyo. Ini memang bukan kali pertama saya mampir Narita, satu dari dua bandara di ibukota Jepang itu. Dua tahun silam, dalam perjalanan pulang mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) di US mainland, rute menuju Jakarta juga melalui Narita. Hanya saja, karena saat itu waktu transit amat mepet, tak sempatlah berlama-lama menikmati Narita, yang banyak digunakan untuk melayani penerbangan internasional dari dan ke Jepang. Untuk penerbangan lokal Jepang kebanyakan ada di Bandara Haneda.

Continue reading “Lihat Negara, Lihat Pintu Gerbangnya”

Jakarta-Hawaii: Menembus Bumi, Melintas Waktu

Subuh ini, saya memulai perjalanan. Jika Tuhan izinkan lancar, akan menempuh tiga penerbangan, melintas dua benua, 15 jam 28 menit perjalanan, 6 jam transit, dan melampaui jarak 7532 mil.

Tiket Jakarta-Tokyo-Honolulu dan visa AS untuk kali kedua. Lancarkan semua, ya Tuhan.
Tiket Jakarta-Tokyo-Honolulu dan visa AS untuk kali kedua. Lancarkan semua, ya Tuhan.

Semua karena kasih karunia-Nya. Tak terlintas sekalipun dalam rencana, tahun ini kembali menginjakkan kaki di Amerika Serikat (AS). Kenangan tiga pekan berkunjung ke beberapa negara bagian jelang Pilpres 2012 –yang mencatatkan sejarah terpilih kembaliya Barack Obama- belum pudar. Kali ini, tujuan muhibah bukan ke mainland, tapi ke Kepulauan Hawaii, negara bagian ke-50 AS.

Continue reading “Jakarta-Hawaii: Menembus Bumi, Melintas Waktu”

Pilih Latar/Blocking yang Tepat untuk On-Cam

Wawancara dengan narasumber menjadi penting dalam sebuah liputan, karena di situlah terlihat orisinalitas karya reporter, selain menumbuhkan ‘aroma’ live dalam sebuah liputan di kerumunan.

Seperti juga saat meliput kampanye Partai Gerindra untuk tugas Ujian Tengah Semester, Dwita Asri tampil dengan semangat khasnya. Berbicara dengan mulut terbuka lebar dan gaya tersenyum ceria menjadi sebuah kelebihan tersendiri.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=SmW8we0UCvE]

Continue reading “Pilih Latar/Blocking yang Tepat untuk On-Cam”

#Berdoa untuk penumpang MH-17 Amsterdam-KL

Very shocked, dan berdoa untuk keluarga pesawat Malaysia Airlines yang dikabarkan jatuh di Ukraine, dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Sebuah catatan kecil, 4 tahun silam, usai menumpang MH dari Schiphol, Amsterdam ke KL…

Catatan kecil di Malaysia dua tahun silam: saat transit dua jam di Kuala Lumpur International Airport (KLIA), jelang balik ke Jakarta setelah tiga pekan berkelana di Belanda dan sekitarnya.

MH Amsterdam-KL. Kenangan.
MH Amsterdam-KL. Kenangan.

Well, secara umum perjalanan udara 12 jam melintasi 10.500 km dari Bandara Schiphol menuju Malaysia berjalan lancar. Seorang kawan berujar, “Kok rasanya lebih cepat pulangnya ya…” Sontak yang lain menimpali, “Ya, karena kita sudah ada perasaan hommy”,“Ya, karena saya sudah tak sabar untuk turunkan barang-barang yang banyak ini dan buka lapak di Jakarta”, meski ada juga yang bilang, “Ah, sama saja, kok. Saya hitung tetap 12 jam…”

Continue reading “#Berdoa untuk penumpang MH-17 Amsterdam-KL”

Bermain Catur, Belajar Cara Mengatur

 Umur berapa Anda kali pertama bisa main catur? Apakah ada efeknya bagi cara berpikir Anda dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan?

Einzel melangkahkan buah catur. Bermain filosofi hidup sejak dini.
Einzel melangkahkan buah catur. Bermain filosofi hidup sejak dini.

Amat gembira saat saya mencermati kegemaran baru Einzel: main catur. Selain lego dan monopoli –pernah saya tulis di sini-, kini Einzel punya kesukaan baru. Awal mengenal catur, saat kami liburan akhir tahun ke Dieng. Ada mainan “five in one”, yang dibeli di Yogyakarta: Halma, Monopoli, Ludo, Ular Tangga dan Catur, dalam satu karton bolak-balik. Saat itu saya berjanji, “Nanti kalau kembali ke rumah di Ciledug, ayah akan belikan papan dan buah catur yang lebih besar.”

Continue reading “Bermain Catur, Belajar Cara Mengatur”