Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Hari ke-11 di Hawaii: English, English Sejak Dini..

Dengan penguasaan Bahasa Inggris dari usia bocah, generasi mendatang akan percaya diri untuk bertarung di kelas internasional. Bukan lagi di level kecamatan.

Kawan-kawan dari India. Terbiasa memakai Bahasa Inggris di dunia pendidikan.
Kawan-kawan dari India. Terbiasa memakai Bahasa Inggris di dunia pendidikan.

Hampir dua minggu digembleng rangkaian seminar di sini, dalam sesi padat Senin hingga Sabtu sejak jam 7 pagi hingga 7 malam, saya tiba pada sebuah kesimpuan: Bahasa Inggris adalah jendela menuju pergaulan dan pendidikan internasional. Iri sekali melihat kawan-kawan dari Malaysia, India, dan Filipina tampak begitu nyaman bercas-cis-cus dalam Bahasa Inggris.

Maklum, mereka memang terbiasa menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan sehari-hari. Selain memang kebetulan Malaysia, India (dan juga Singapura) dijajah bangsa Inggris, yang konon lebih ‘mencerdaskan’ koloninya dibandingkan Belanda.

Continue reading “Hari ke-11 di Hawaii: English, English Sejak Dini..”

Hari ke-10 di Hawaii: Less Food, More Sport

Jadwal sangat padat, tapi berolahraga ternyata memberi pengaruh besar.

Bersama kawan dari Bulgaria. Enaknya suasana kerja kalau ada sarana refresh kayak gini.
Bersama kawan dari Rusia. Enaknya suasana kerja kalau ada sarana refresh kayak gini.

Seorang kawan baik, baiklah saya sebut bahwa ia seorang jurnalis yang kantornya di kawasan Kebon Sirih, iri setengah mati saat saya bercerita bahwa kantor Kompas punya lapangan futsal. “Wah, enak sekali. Bisa olahraga tanpa harus nyewa,” serunya. Memang, tak hanya arena futsal berkelas rumput internasional, parkir belakang kantor koran Kompas di Palmerah Selatan juga dilengkapi dengan lapangan tenis, basket, serta jogging track. Pentinglah buat kesehatan jurnalis. Sehat badannya, sehat jiwanya.

Dan, saya pun mulai menemukan obat atas penyakit ‘ngantuk berat’ hampir sepanjang pekan pertama di Maui. Mudah ingin tidur dan lelah akibat jet-lag, sesi yang padat, dan gelontoran makanan kelas berat itu mulai sirna. Solusinya: coba kurangi makanan besar dan sempatkanlah berolahraga. Seberapa pun dan kapan pun waktunya.

Continue reading “Hari ke-10 di Hawaii: Less Food, More Sport”

Hari ke-9 di Hawaii: Berdoalah Terus Bagi Bangsa

Indonesia membutuhkan orang yang terus berdoa bagi negeri ini.

Bersama Merah Putih di Maui. Indonesia butuh doa.
Bersama Merah Putih di Maui. Indonesia butuh doa.

Jam 11.30 pagi waktu Maui, Hawaii, saat break season pertama seminar hari ini, saya berlari ke ruang komputer. Setengah sebelas pagi hari Selasa di sini, atau setengah lima pagi masuk hari Rabu di Jakarta, berita di Tempo.co mengabarkan terpilihnya pemimpin baru MPR. Politisi PAN Zulkifli Hasan terpilih menjadi Ketua MPR 2004-2019 dengan empat wakil ketua, yakni Mahyuddin dari Partai Golkar, Evert Erenst Mangindaan dari Partai Demokrat, Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera, dan Oesman Sapta Odang dari Dewan Perwakilan Daerah.

Mereka memperoleh 347 suara, unggul 17 suara atas paket dengan komposisi Calon Ketua MPR Oesman Sapta Odang (DPD), dan wakil ketua adalah Achmad Basarah (PDIP), Imam Nahrawi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Hasrul Azwar (PPP), yang memperoleh 330 suara.

Continue reading “Hari ke-9 di Hawaii: Berdoalah Terus Bagi Bangsa”

Hari ke-8 di Hawaii: Bangga Jadi Tentara

Seberapa besar profesi ‘menjadi tentara’ ditanamkan sebagai sebuah kebanggaan pada generasi mendatang?

Tagline jadi tentara. Agar keluarga bangga.
Tagline jadi tentara. Agar keluarga bangga.

Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin HUT ke-69 TNI di Surabaya. Tampak sekali ia bangga menjadi inspektur upacara ulangtahun tentara di tahun terakhir kepemimpinannya. Cuit-cuit di twitternya banyak bercerita tentang acara itu. Maklum, SBY sangat terobsesi menjadi tentara. Anak Raden Soekotjo seorang Danramil berpangkat pembantu letnan satu, SBY mencapai posisi jenderal bintang tiga. Pria kelahiran Pacitan 9-9-1949 ini menangis karena harus berhenti dari karir militer sebelum menjadi KSAD atau Panglima TNI. Bukan karena dipecat, tapi karena menjadi Menteri Pertambangan dan Energi di Kabinet Persatuan Nasional era Presiden Gus Dur. Sesenggukan yang sama juga terdengar dari Sutiyoso, yang gagal meraih pucuk tertinggi tentara karena terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 1997.

Continue reading “Hari ke-8 di Hawaii: Bangga Jadi Tentara”

Hari ke-7 di Hawaii: Awas Dehidrasi!

Menjaga cukup asuran air penting untuk keberlangsungan energi.

Botol minum ala pebalap sepeda. Teman setia di Hawaii.
Botol minum ala pebalap sepeda. Teman setia di Hawaii.

Air adalah sumber kekuatan manusia. Lebih dari 70 persen tubuh kita terisi cairan. Orang bisa lebih lama puasa tanpa makan, dibandingkan tanpa minum. Singkatnya, kekurangan air bisa menjadi hal yang amat fatal bagi tubuh.

Karena pentingnya air inilah, Piala Dunia 2014 Brasil lalu sampai memberlakukan aturan khusus, yakni adanya ‘water break’. Kebijakan yang dilakukan kali pertama saat laga penyisihan Grup G antara Amerika Serikat melawan Portugal ini dilakukan sesuai aturan FIFA, yakni “Setelah 30 menit pertandingan berlangsung dan cuaca panas ekstrem.” Saat itu cuaca kota Manaus, Brasil mencapai 32 derajat Celcius, dan dirasa sangat menyiksa pemain AS. Ada ‘water break’ dan mereka menahan seri Ronaldo dkk 2-2.

Continue reading “Hari ke-7 di Hawaii: Awas Dehidrasi!”

Hari ke-6 di Hawaii: Lakukan Semua dengan Senyuman

“Kerja adalah cinta yang mengejawantah… dan apabila engkau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan

maka akan lebih baik jika engkau meninggalkannya… dan mengambil tempat di depan gapura candi…

meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita…”

(Hey, KLa Project quoted at Sang Nabi, Kahlil Gibran)

Yap (kiri), kawan dari Malaysia. Selalu tersenyum dalam beraksi.
Yap (kiri), kawan dari Malaysia. Selalu tersenyum dalam beraksi.

Anda pernah melihat orang yang bekerja dengan tersenyum? Senang sekali kita melihatnya. Mereka yang bersukacita saat melakukan tugasnya, tak akan pernah merasa jerih lelah pekerjaan itu. Dan hal ini akan bermanfaat positif, baik bagi orang itu, maupun bagi mereka yang melihatnya.

Continue reading “Hari ke-6 di Hawaii: Lakukan Semua dengan Senyuman”

Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?

Banyak pilihan bisa kita lakukan untuk mengawali hari baru pemberian Sang Pencipta.

Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.
Setiap fajar, 61 peserta dari 29 negara membuka hari. Syukuri nikmat Sang Kuasa.

Sebuah survei mengungkapkan bahwa 63 persen pengguna smartphone mengaku selalu membawa ponselnya sebelum tidur. Bisa dipastikan, hal pertama yang dilakukannya saat bangun adalah membuka telepon pintarnya.

Apa lagi yang biasa dilakukan manusia setelah benar-benar bangun tidur (bukannya melek terus tidur lagi)? Merokok? Ke kamar mandi? Baca koran? Merapikan tempat tidur?  Mencium orang terdekat Anda? Atau berolahraga? Apa pilihan Anda?                                            Continue reading “Hari ke-5 di Hawaii: Dengan Cara Apa Anda Memulai Hari?”

Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time

Untuk menjadi seorang pemimpin yang disegani, budaya ketepatan waktu menjadi sesuatu yang amat dijunjung tinggi.

Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.
Suasana auditorium dengan 61 peserta training. Dimulai dan diakhiri tepat waktu.

Bahasa Inggris memiliki idiom ‘PBOT’: Please Be On Time. Tapi khusus untuk kami yang di sini menjalani serangkaian training dengan jadwal amat ketat, dari Senin ke Sabtu selama nyaris 4 pekan, ada istilah baru yang disepakati bersama. PBBT: Please Be Before Time.

Dengan schedule detail yang sudah dipegang sampai akhir acara 24 Oktober nanti, untuk setiap item session-nya peserta harus sudah di lokasi kelas atau auditorium paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai.

Continue reading “Hari ke-4 di Hawaii: PBBT: Please Be Before Time”

Hari ke-3 di Hawaii: Mencintai Makanan, Mencintai Kebudayaan

Mengenal dunia nan beragam ini dapat dimulai dari mencintai berbagai macam cita rasa makanan dari negara lain.

Breakfast menu: Mexican sausages. Mencecap lidah latin.
Breakfast: Mexican sausages. Mencecap lidah Latin.

Sejak awal sebelum menjejakkan kaki di Hawaii, panitia training ini sudah memberikan email arahan. Di antara berbagai pasal petunjuk soal imigrasi, bagasi, tiket perjalanan, pakaian yang mesti dibawa dan lain-lain, ada item khusus mengenai makanan yang akan kami santap selama 25 hari acara di Maui, Hawaii itu. Ringkasnya, pengumuman itu berbunyi:

Continue reading “Hari ke-3 di Hawaii: Mencintai Makanan, Mencintai Kebudayaan”

Hari ke-2 di Hawaii: Saya 17 Jam di Belakang Anda

Saat bepergian ke luar benua, salah satu musuh terdekat bernama ‘jet lag’.

Boeing 717 yang menerbangan dari Honolulu ke Hawaii. Beda waktu 17 jam dari Jakarta.
Boeing 717 yang menerbangkan dari Honolulu ke Maui. Beda waktu 17 jam dari Jakarta.

Jika Anda pernah melihat peta dunia berukuran besar yang biasa dipajang di tembok-tembok kantor atau sekolah, akan terlihat sebuah garis pembatas hari. Letaknya ada di sebelah kanan Australia, terus ke kanan, nah setelah Selandia Baru. Itulah garis imajiner penanda perbedaan hari. Yang di sisi kiri lebih cepat, sementara sisi kanan garis lebih lambat.

Nah, jika Anda membaca tulisan ini di Jakarta atau lokasi di wilayah Waktu Indonesia Barat, maka saya ada di seberang garis waktu itu. Jarak kita terpisah 17 jam, dengan keunggulan ada di tangan Indonesia. Dengan kata lain, kalau Anda membaca tulisan ini Hari Rabu pukul 16 atau 4 sore WIB, maka di kamar tempat saya mengetik di Maui, Hawaii ini masih Selasa pukul 23 malam.

Continue reading “Hari ke-2 di Hawaii: Saya 17 Jam di Belakang Anda”