Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

#Berdoa untuk penumpang MH-17 Amsterdam-KL

Very shocked, dan berdoa untuk keluarga pesawat Malaysia Airlines yang dikabarkan jatuh di Ukraine, dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Sebuah catatan kecil, 4 tahun silam, usai menumpang MH dari Schiphol, Amsterdam ke KL…

Catatan kecil di Malaysia dua tahun silam: saat transit dua jam di Kuala Lumpur International Airport (KLIA), jelang balik ke Jakarta setelah tiga pekan berkelana di Belanda dan sekitarnya.

MH Amsterdam-KL. Kenangan.
MH Amsterdam-KL. Kenangan.

Well, secara umum perjalanan udara 12 jam melintasi 10.500 km dari Bandara Schiphol menuju Malaysia berjalan lancar. Seorang kawan berujar, “Kok rasanya lebih cepat pulangnya ya…” Sontak yang lain menimpali, “Ya, karena kita sudah ada perasaan hommy”,“Ya, karena saya sudah tak sabar untuk turunkan barang-barang yang banyak ini dan buka lapak di Jakarta”, meski ada juga yang bilang, “Ah, sama saja, kok. Saya hitung tetap 12 jam…”

Continue reading “#Berdoa untuk penumpang MH-17 Amsterdam-KL”

Bermain Catur, Belajar Cara Mengatur

 Umur berapa Anda kali pertama bisa main catur? Apakah ada efeknya bagi cara berpikir Anda dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan?

Einzel melangkahkan buah catur. Bermain filosofi hidup sejak dini.
Einzel melangkahkan buah catur. Bermain filosofi hidup sejak dini.

Amat gembira saat saya mencermati kegemaran baru Einzel: main catur. Selain lego dan monopoli –pernah saya tulis di sini-, kini Einzel punya kesukaan baru. Awal mengenal catur, saat kami liburan akhir tahun ke Dieng. Ada mainan “five in one”, yang dibeli di Yogyakarta: Halma, Monopoli, Ludo, Ular Tangga dan Catur, dalam satu karton bolak-balik. Saat itu saya berjanji, “Nanti kalau kembali ke rumah di Ciledug, ayah akan belikan papan dan buah catur yang lebih besar.”

Continue reading “Bermain Catur, Belajar Cara Mengatur”

Kereta yang Kian Berubah

Kini, Kereta Api di Indonesia sudah menjadi moda transportasi yang aman dan nyaman.

Einzel menikmati perjalanan KA Sancaka Yogya-Surabaya. Nyaman bepergian dengan kereta.
Einzel menikmati perjalanan KA Sancaka Yogya-Surabaya. Nyaman bepergian dengan kereta.

Naik kereta api sekarang berbeda dengan dulu. Jangan bayangkan, ada penumpang yang tiduran di atas koran, atau pelaju dengan “ongkos nembak” pada koordinator serta Polisi Khusus KA. Dulu, para “free rider” yang Pulang Jum’at Kembali Ahad, biasa memberikan Rp 50 ribu untuk perjalanan tujuan Yogyakarta yang seharusnya bayar lebih dari dua kali lipatnya. Saya mengalaminya selama 5 bulan, saat hidup terpisah di bulan-bulan awal kelahiran Einzel.

Kini, kereta Indonesia menjadi jauh lebih menyenangkan. Hanya penumpang berkarcis yang boleh masuk ruang tunggu, tak ada lagi karcis peron bagi pengantar. Pedagang di stasiun dibersihkan. Toilet digratiskan. Imbasnya, harga tiket kereta api melangit. Nyaris beda tipis dengan tiket pesawat.

Continue reading “Kereta yang Kian Berubah”

Surabaya, yang kian Bersinar dan Bahagia…

Surabaya tak hanya menyisakan masa lalu nan gemilang, tapi di sinilah masa depan itu berada.

Pulang pergi melintasi Selat Madura. Sekali jalan Rp 30 ribu.
Pulang pergi melintasi Selat Madura. Sekali jalan Rp 30 ribu.

Mengitari kota kelahiran, bersama orangtua, isteri, dan anak, di liburan Tahun Baru kemarin. Dari radio mobil sewaan kami, terdengar cuap-cuap pendengar berinteraksi di FM 100.0 Suara Surabaya, radio yang didesain sebagai sarana warga kota berteriak apa saja. “Saya sudah keliling Indonesia, hampir dari Sabang sampai Merauke, tapi saya kira, di Surabaya inilah kota yang iklim usahanya paling bagus,” ungkap pendengar itu.

Sudah sejak lama Kota Pahlawan ini memilih julukan “Sparkling Surabaya”, sebagai gambaran dinamisasi kota, yang senantiasa aktif dan berkelap-kelip. Julukan yang pas sebagai diferensiasi dan jualan sebuah tempat, layaknya “Amazing Thailand”, “Uniquely Singapore”, “Malaysia Truly Asia”, “Jogja Never Ending Asia”, dan lain-lain.

Continue reading “Surabaya, yang kian Bersinar dan Bahagia…”

Don’t Die Before Go To Dieng

Konon berasal dari kata “Di” yang berarti tempat atau gunung dan “Hyang” bermakna dewa, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.Tak salah rasanya, kawasan di sisi Gunung Sumbing dan Sindoro ini mendapat julukan “The mystique of central java

Dieng juga dikenal memiliki "Bukit Teletubbies". Kreativitas mengemas wisata.
Dieng juga dikenal memiliki “Bukit Teletubbies”. Kreativitas mengemas wisata.

Di antara berbagai lokasi yang kami kunjungi dalam liburan keluarga selama dua pekan di Natal-Tahun Baru kemarin, Dieng menjadi venue nan mengesankan. Hanya menginap semalam, tapi memori indahnya amat membekas, terutama bagi anak-anak kami, Einzel (6 tahun) dan Kirana (2).

Sesuai rencana, kami berempat menuju Dieng dengan mobil pinjaman dari Yogyakarta. Berangkat selepas sarapan, perjalanan tak buru-buru, melintasi Magelang, Secang, Temanggung, dan Wonosobo. Dari pusat kota, alun-alun Wonosobo, petunjuk menuju Pegunungan Dieng sudah terlihat, sekitar 26 kilometer menuju puncak. Menggunakan Avanza G, lekak-lekuk menuju Dieng Plateau tak terlalu menjadi masalah, meski sesekali mesti waspada menghadapi kendaraan lain yang berlawanan arah. Kami naik, dan mereka –kadang mobil atau bus wisata- beranjak turun ke arah Wonosobo.

Continue reading “Don’t Die Before Go To Dieng”

Dari Jambi Menonton Soekarno

Sudah menyaksikan film Soekarno garapan Hanung Bramantyo? Cukup direkomendasikan, meski ada kejanggalan di sana-sini.

"Soekarno: Indonesia Merdeka" diputar di Jambi. Satu dari sedikit bioskop XXI di Sumatera.
“Soekarno: Indonesia Merdeka” diputar di Jambi. Satu dari sedikit bioskop XXI di Sumatera.

Mendarat di Jambi, Jum’at (13/12) sudah disuguhi suspense tingkat tinggi. Pesawat Garuda Boeing 737-800 NG yang membawa saya penerbangan terpagi dari Soekarno Hatta, telat 30 menit, sebelum akhirnya menembus cuaca buruk dan mendarat dengan selamat di landasan Bandara Sultan Thaha. “Pulas sekali tidur Anda, padahal para penumpang sibuk berdoa. Pesawat putar-putar terus. Mau mendarat di Palembang atau Batam, gak jadi,” kata dua pebisnis yang duduk di sampingku. Berada persis samping jendela, saya selalu membiasakan tidur dalam pesawat. Konon, udara dalam kabin pesawat, yang bak berada di kaleng besi, tak terlalu baik untuk pernafasan. Apalagi, terbang pagi membuat malamnya sama sekali tak beristirahat.

Continue reading “Dari Jambi Menonton Soekarno”

Bahasa Inggris Tak Lagi Wajib di SD

Apakah belajar bahasa asing bagi anak usia 6 tahun dinilai terlalu membebani?

Hasil UAS Bahasa Inggris Einzel & workbooknya. Excellent.
Hasil UAS Bahasa Inggris Einzel & workbooknya. Excellent.

Coba ingat-ingat, usia berapa anda kali pertama akrab dengan Bahasa Inggris secara serius? Bukan hanya karena kebetulan mendengar lewat film atau lagu dengan bahasa asing kedua yang paling banyak digunakan di dunia itu –setelah bahasa Mandarin, tapi benar-benar menghapal setiap perbendaharaan kata, belajar mengucapkan salam, dan lain-lain.

Saya terkenang, menjadi intim dengan Bahasa Inggris baru saat kelas 6 SD. Saat itu, Bahasa Inggris belum diajarkan di jenjang sekolah dasar. Seorang perempuan yang berbaik hati, kawan dari orangtua kawan saya, menjadi pahlawan masa kecil, karena memberikan kursus Bahasa Inggris secara gratis. Awalnya, lebih kepada pengenalan nama benda secara sederhana, sampai kami mencoba berani bicara in English.

Continue reading “Bahasa Inggris Tak Lagi Wajib di SD”

Ujung-Ujungnya Kedisiplinan vs Pelintasan Sebidang

Negara lain sudah bersaing urusan kereta cepat, kita masih sibuk mengurus kecelakaan kereta…

AnimasiSekitar 30 menit duduk di atas kereta antar kota, dari Stasiun Amsterdam Central menuju Bussum Zuid, saya terperangah menyaksikan kencangnya kereta itu melaju. Tanah-tanah lapang dan peternakan menjadi pemandangan menyertai sepanjang perjalanan.

Saat itu, saya berujar ke Malik, rekan saya, sesama peserta pelatihan jurnalisme multimedia dari Radio Nederland, “Lihat Lik, … sepanjang perjalanan ini, kita nyaris tak pernah melihat ada pelintasan rel kereta, atau mobil-motor mengantre karena menunggu kereta lewat.”

Continue reading “Ujung-Ujungnya Kedisiplinan vs Pelintasan Sebidang”

Einzel dan Monopoli Thomasnya

Bermain monopoli, belajar menjadi investor

Monopoli Junior era kini. Rule of the gamesnya sama.
Monopoli Junior era kini. Rule of the gamesnya sama.

Ingatkah Anda pada permainan “Monopoli Gaya Baru” era 1980-an? Zaman kita masih duduk di bangku SD atau SMP, mungkin. Dari lembar karton monopoli itulah, saya mengenal nama kota Indonesia seperti Bogor, Bandung, Denpasar, Garut, atau Singaraja. 

Juga dari permainan itu, jadi akrab dengan banyak stasiun kereta api, seperti Gambir dan Pasar Senen Jakarta, atau Tawang Semarang. Tentu saja, saat masih bersekolah dasar di Surabaya, saya tak pernah bermimpi bakal menginjakkan kaki beneran di tempat-tempat itu, beberapa belas tahun kemudian.

Continue reading “Einzel dan Monopoli Thomasnya”

Karena Senyum adalah Proses

Komunitas Satu Senyum dideklarasikan. Bersama saling menguatkan.

Minggu (3/11) kemarin, bahagia rasanya bisa ikut hadir dalam peresmian komunitas “Satu Senyum”, di auditorium Museum Bank Mandiri, kawasan Kota Tua, Jakarta. Ini adalah wadah bagi keluarga dengan anak yang lahir dengan celah bibir dan langit-langit (CBL). Kondisi kelainan bawaan seperti ini, tak pernah jelas apa yang menjadi penyebabnya, apakah masalah dari dalam –misalnya kurangnya asupan gizi, atau kondisi mental orangtua saat mengandung, atau faktor dari luar –polusi maupun kandungan makanan yang masuk ke ibu hamil. Tak bisa dimungkiri, ada perasaan bagi orangtua kala pertama tahu kondisi “istimewa” pada anaknya.

Continue reading “Karena Senyum adalah Proses”