Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Portland, Oregon: Meraba-raba Pemilu November Depan

Pilpres AS 2012 bakal ramai. Dua partai besar sama-sama punya masalah.

Berkunjung ke markas Partai Demokrat Oregon. Menghibahkan kaos 'Indonesia Supports Obama'.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat untuk masa jabatan 2013-2016 dijadwalkan pada 6 November mendatang. Banyak orang berasumsi, pilpres kali ini tak seseru empat tahun silam. Saat itu, kedua partai besar sama-sama sibuk seiring tak bisa maju kembalinya George Walker Bush yang sudah mengenyam dua kali masa jabatan presiden.

Partai ‘Biru’ Demokrat menyaring beberapa kandidat hingga keluar dua nama kuat: Barack Obama dan Hillary Clinton. Keduanya mencatat sejarah yang pertama, baik sebagai capres Afro-American maupun sebagai kandidat presiden perempuan. Lewat konvensi partai di Denver, Obama melenggang sebagai kandidat Demokrat. Partai ‘Merah’ Republik pun tak mau kalah mempertahankan kekuasaan yang direngguk selama delapan tahun, setelah Bush Junior menumbangkan William Jefferson ‘Bill’ Clinton. Akhirnya, John McCain maju sebagai jagoan Republik setelah Mike Huckabee, Mitt Romney dan Ron Paul lempar handuk.

Continue reading “Portland, Oregon: Meraba-raba Pemilu November Depan”

Portland, Oregon: Tiba di ‘Bogor’-nya Amerika

Tiga pekan berkelana, inilah kota terakhir dalam empat hari ke depan.

Never Forget, poster pembelajaran Homeland Security. Tahu beda gambar di atas dan bawah?

“Hey, how are you?” sapa seorang petugas keamanan Salt Lake City Int’l Airport pada saya saat pemeriksaan penumpang menjelang penerbangan dari Utah ke Oregon. Sudah biasa orang Amerika Serikat mengawali perjumpaan dengan kalimat seperti itu.

“Fine. Great. I really like Utah. So beautiful,” jawab saya sembari menyodorkan tiket dan paspor. Seperti biasa pula, saya ingin menjawab basa-basi dengan tak biasa.

“Ó, you like Utah? I don’t. Utah sucks!” jawab perempuan 50-an tahun itu.

Continue reading “Portland, Oregon: Tiba di ‘Bogor’-nya Amerika”

Salt Lake City, Utah: Dua Jam Merasakan Jadi Pekerja Sosial

Sisi lain program IVLP 2012, merasakan pengalaman jadi sukarelawan.

Menjadi sukarelawan. Mengepak kardus untuk diisi sepuluh lembar selimut.

Rangkaian acara International Visitor Leadership Program (IVLP) 2012 benar-benar kaya kegiatan. Mulai bertemu pakar politik, berkunjung ke berbagai surat kabar, mengikuti kelas jurnalisme online di sekolah dan kampus, menghadiri babak awal pilpres serta pilkada di sebuah kota, sampai bertemu kandidat presiden dari partai alternatif.

Continue reading “Salt Lake City, Utah: Dua Jam Merasakan Jadi Pekerja Sosial”

Salt Lake City, Utah: Menjejak Negara Bagian Markas Mormon

Salah satu state paling religius di Amerika Serikat. Mormon, Kristenkah?

Misionaris Mormon bersepeda fixie. Militansi kuat mencari pengikut. (photo: reubenscube.net)

Setiap tempat di AS punya karakteristik sendiri. Ada yang liberal, sehingga dipastikan mendukung partai biru alias Demokrat, ada yang merah alias religius kandang Republikan, tapi ada juga yang swing state, abu-abu, seperti pernah saya kisahkan di tulisan mengenai Florida.

Lima malam di negara bagian Utah, saya merasakan suasana religius kekristenan AS. Di sinilah kandang Mormon, dengan 60 persen warga Utah menjadi umat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Menjadi kantung Partai Republik, maka pembicaraan mengenai kandidat presiden lebih banyak menyorot soal moral. Maka, isu yang mencuat dalam kompetisi antara Obama vs capres Republik kebanyakan pada persoalan legalisasi aborsi dan pernikahan kaum gay.

Continue reading “Salt Lake City, Utah: Menjejak Negara Bagian Markas Mormon”

Salt Lake City, Utah: Peninggalan Sejarah Olahraga

Saatnya berkunjung ke area dingin Amerika: It’s snow time!

Cabang olahraga bobsleigh di Olimpiade Musim Dingin 2002. Momen bersejarah rakyat Utah.

Sabtu (17/3) kemarin, kami tak punya agenda berat di Salt Lake City. Acara utamanya jalan-jalan menuju kawasan salju, tempat bersejarah bagi kota ini saat dipercaya menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin ke-19 pada 2002 silam. Meski sudah berlangsung 10 tahun silam, even yang saat itu diikuti 2400 atlet dari 77 negara bertanding di 15 nomor olahraga, menjadi kenangan tersendiri bagi warga negara bagian Utah. Tak heran, jika hingga saat ini venue pertandingannya menjadi semacam museum dengan berbagai peralatan asli masih terpajang di sana.

Continue reading “Salt Lake City, Utah: Peninggalan Sejarah Olahraga”

Salt Lake City, Utah: NBA dan Pelajaran Industri Olahraga

Menikmati tiket NBA pertama saya di Amerika.

Di depan EnergySolutions Arena. Markas Utah Jazz.

Di Orlando, kami hampir saja menyaksikan pertandingan NBA antara dua klub bergengsi wilayah Timur: Orlando Magic menjamu Miami Heats. Tapi, karena sampai di Amway Centre tiket sudah habis, tinggal tersedia tempat duduk barisan depan seharga 124$, kami memilih balik kanan. Serunya pertandingan, yang akhirnya dimenangkan tuan rumah lewat overtime, kami nikmati lewat tayangan televisi di kafe depan stadion markas Orlando Magic itu.

Kamis (15/3) kami sampai di Salt Lake City di negara bagian Utah pada sore hari. Saat itu, Alain Chen, kawan seperjuangan sesama peserta International Visitor Leadership Program (IVLP) 2012 sudah mengonfimasi bahwa jam 7 malam bakal berlangsung partai NBA wilayah Barat antara Utah Jazz melawan Minnesota Timberwolves

Continue reading “Salt Lake City, Utah: NBA dan Pelajaran Industri Olahraga”

Denver, Colorado: Finger Crossed, Jangan Nyanyi

“All my bags are packed I’m ready to go
I’m standin’ here outside your door
I hate to wake you up to say goodbye …”

Replika pesawat mini di Denver Int'l Airport. Memori kuat John Denver.

Kamis siang, selama dua jam saya berkesempatan menikmati udara Denver, negara bagian Colorado. Perjalanan dari Florida menuju Utah  mesti menempuh dua kali penerbangan, masing-masing 4 jam dari Orlando ke Denver, dan 1,5 jam lagi dari Denver ke Salt Lake City.

Yang memberi warna lain dari perjalanan kali ini, yakni saat mendarat, di sisi luar jendela tampak bagian Amerika nan hijau, lahan pertanian dan rumput luas. Beda dengan saat landing di Washington bersuasana kota kotak-kotak atau Florida yang langsung disapa keindahan Pantai Selatan.

Continue reading “Denver, Colorado: Finger Crossed, Jangan Nyanyi”

Orlando, Florida: Adios, Swing State!

Lima malam di Florida, banyak pelajaran  terserap. Fun, political, and social.

Mohon welas asih. Dengan tingkat pengangguran AS sekitar 9 persen, modus peminta seperti ini tak sulit ditemukan.

Tengah malam menuju subuh waktu Pantai Selatan Amerika Serikat. Saya berniat tak banyak tidur di pergantian hari dari Rabu menuju Kamis ini. Selain harus packing, saya punya kebiasaan khusus setiap menjelang terbang dalam durasi lama di udara. Saya berharap akan capek di atas, sehingga banyak tidur di pesawat. Referensi yang saya baca menyatakan, udara ‘kaleng’ di perut burung besi raksasa itu tak sehat bagi tubuh, dan pilihan terbaik bagi kita saat terbang adalah tidur. Jadi, buatlah diri anda capek, lelah, atau ngantuk sebelum terbang, daripada bengong di angkasa dan terpaksa terjaga dalam kebengongan serta menghirup atmosfir tak bersahabat.

Continue reading “Orlando, Florida: Adios, Swing State!”

Orlando, Florida: Mengelola Kota Layaknya Perusahaan

 Pengalaman berharga nonton pemilu di tingkat kota.

Pemilihan Dewan Kota di Apopka, Florida. Bersama kandidat yang langsung turun bawa poster.

Dua hari Selasa di Amerika Serikat, kami disuguhi nonton pemilu. Selasa pertama, bertepatan dengan berlangsungnya Super Tuesday, kami menjadi saksi pemilihan capres Partai Republik di Virginia, antara Mitt Romney atau Ron Paul. Selasa (13/3) kemarin, saat berada di Orange County, Florida, kami diajak ke sebuah kota kecil, Apopka, sekitar 1 jam perjalanan dari Orlando. Di Apopka tengah berlangsung pemilihan City Commisioner.

Continue reading “Orlando, Florida: Mengelola Kota Layaknya Perusahaan”

Orlando, Florida: Game Change!

Politik tidak serumit yang Anda bayangkan, tapi bisa jadi jauh lebih rumit dari yang Anda bayangkan.

Poster film Game Change. Pesona Sarah Palin di Pilpres 2008.

Saya beruntung ada di Amerika Serikat pada pertengahan Maret ini, saat film Game Change dirilis perdana ke layar gelas. Senin (12/3) malam, sendirian di kamar hotel, saya menonton film yang dibuat khusus untuk konsumsi pemirsa HBO ini. Sebagai sebuah drama politik, Game Change memfokuskan pada sosok Sarah Palin (diperankan Julianne Moore) saat tampil sebagai kandidat wakil presiden mendampingi John McCain (dimainkan oleh Ed Harris) pada pemilu 2008 silam. Selain itu, film berlatar buku berjudul serupa ini juga mengangkat pentingnya peran ahli strategi kampanye, sebagaimana saat itu dilakukan Steve Schmidt (dalam film ini dilakoni apik oleh Woody Harrelson).

Game Change dapat banyak kritik maupun pujian, meski baik Palin maupun McCain sendiri mendeskripsikannya sebagai “cerita fiksi yang tak akurat”. Banyak pelajaran menarik didapat dari film ini, terutama bagaimana besarnya peran pakar komunikasi politik di balik sebuah tim kampanye. Continue reading “Orlando, Florida: Game Change!”