Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Beda Kisah di Dua Hari Raya

Liverpool menghentikan magis Gus Hiddink, lewat tendangan jarak jauh pemain “tong sampah”.

Hiddink dan Eto’o mengirim karangan duka ke Liverpool. Tanda Solidaritas.

Begitu undian fase grup Liga Eropa di Monco akhir Agustus lalu menempatkan Liverpool satu grup dengan Anzi Makhachkala, sesungguhnya, yang ditakuti bukan lah sebuah klub baru dengan anggaran dana nyaris tanpa limit. Bukan pula dengan kehadiran Samuel Eto’o yang mencoba menemukan peruntungan baru di musim keduanya bersama klub asal Dagestan, Rusia itu.

Anzhi memang klub kaya baru, tak ubahnya Chelsea di era awal masuknya Jose Mourinho atau Manchester City pasca lengsernya Thaksin dan dibeli Sheikh Mansour bin Zayed. Dimiliki pengusaha tambang emas Suleyman Kerimov, orang terkaya ke-19 di Rusia, Anzhi membuat kejutan saat memboyong pemain-pemain berkarat, macam Roberto Carlos (kini menjadi direktur sepakbola), Eto’o, Yuriy Zhirkov, Chris Samba, dan Lassana Diarra. Tapi, sejujurnya, yang membuat gentar bukanlah nama-nama pemain itu.

Continue reading “Beda Kisah di Dua Hari Raya”

Belajar dari Tiga Seri Debat Pilpres Amerika

Memetik pelajaran dari proses pemilihan presiden Amerika Serikat.

Menyimak tiga seri debat kandidat presiden Amerika Serikat kali ini ibarat menyaksikan partai Grup G Liga Champions antara Barcelona melawan Glasgow Celtic. Barcelona diperankan calon petahana Obama, sementara Celtic bak Mitt Romney sang penantang. Kalah di sesi awal debat, namun menyalip Obama dengan dua gol kemenangan, mirip dengan heroisme kemenangan Barcelona yang unggul 2-1 atas Celtic di Nou Camp, Selasa (23/10). Ketinggalan satu gol di menit 18 melalui Georgios Samaras, kemudian disamakan Andres Iniesta di babak kedua, Barca akhirnya menang dramatis lewat sontekan Jordi Alba di menit keempat waktu tambahan.

Continue reading “Belajar dari Tiga Seri Debat Pilpres Amerika”

Beratnya Tiga Poin Kedua

Gol pertama Liga Primer Raheem Sterling. Kepercayaan pemain belia. Foto: Liverpoolfc.com

Liverpool meraih kemenangan kedua pada pertandingan kedelapan.

Di mana, sedang apa, dan sudah meraih pencapaian apa Anda pada 1994? Saat itu, saya berusia 17 tahun, dan sedang berada di persimpangan untuk memilih jalan pendidikan tinggi.

Pada 18 tahun silam itulah, Raheem Shaquille Sterling lahir, di Kingston, ibukota Jamaika yang mungkin namanya lebih Anda kenal sebagai merek flashdisk. Pada usia 5 tahun, Raheem kecil berimigrasi ke Inggris, bersama ibunya, dan hidup di kawasan Wembley, London Barat.  Mulai umur 10 tahun, Sterling menyalurkan hobi bola sepaknya di Sekolah Sepak Boa Queen’s Park Rangers, hingga kemahirannya menggocek bola tercium negara leluhurnya, dan terpajang di halaman depan sebuah koran Jamaika.

Continue reading “Beratnya Tiga Poin Kedua”

Jojo Raharjo’s five-year plan

Hidupmu lima tahun yang akan datang dapat ditebak dari sekarang, dan hidupmu lima tahun silam, dapat dilihat dari saat ini.

Studio Radio CVC, Queensland, Australia, awal 2008. Kenangan hampir lima tahun silam.

Judul dan topik tulisan ini lahir begitu saja. Mendadak ingin menulis, tapi tak tahu apa tema besarnya. Tiba-tiba, saat me-refresh situs resmi Liverpool, terlihat sebuah judul menarik: Lucas Leiva’s five-year plan. Sebuah tulisan yang asyik, berdasarkan wawancara dengan Lucas Leiva, pemain kunci di lini tengah Liverpool yang tengah menepi karena kembali dilanda cedera.

Continue reading “Jojo Raharjo’s five-year plan”

Di Balik Layar Kata Kita: Berseteru Memberantas Korupsi

Membincangkan keruwetan negara tanpa harus bikin pusing kepala.

Kata Kita membahas perseteruan memberantas korupsi. Hard talk dikemas soft style.

Program talk show “Kata Kita” bersama Timothy Marbun di Kompas TV, Selasa (9/10) menampilkan bahasan yang jadi trending topic hari-hari ini. Perseteruan KPK melawan Korps Kepolisian dalam memberantas korupsi, khususnya penyidikan korupsi Simulator SIM yang berujung pada penarikan penyidik KPK dari unsur kepolisian, serta kriminalisasi Komisaris Novel Baswedan. Novel, perwira polisi yang memutuskan menjadi penyidik KPK, menjadi ikon pemberantasan korupsi setelah tiba-tiba polisi memperkarakan kasus yang menimpanya delapan tahun lalu, saat masih bertugas sebagai Kasatreskrim Polresta Bengkulu.

Continue reading “Di Balik Layar Kata Kita: Berseteru Memberantas Korupsi”